Dinda kamu kenapa nak? " ucap ibunya yang terlihat panik.
Semenjak menikah satu tahun yang lalu Dinda memang belum pernah berkunjung ke rumah orang tuanya karena suaminya selalu beralasan sibuk dan tidak pernah ada waktu.
Dinda tak kuasa untuk menjawab pertanyaan ibunya itu dan langsung memeluknya erat sambil menangis tersedu.
"Kamu kenapa? Ayo masuk dulu kamu sendirian aja kemana suamimu, " tanya ibunya cemas sambil melihat ke depan rumah mencari keberadaan Arya.
"Iya bu Dinda sendiri," ucapnya getir.
"Kamu kenapa? Ada masalah apa Din cerita ke ibu," ujar ibunya yang duduk di sebelah Dinda sambil memberinya segelas air minum.
Dinda dengan tubuhnya yang gemetar menceritakan kisah pilu rumah tangganya kepada ibunya itu. Ia sampai tak bisa menahan tangisnya atas apa yang telah terjadi di dalam rumah tangganya kini ia hanya bisa ikhlas atas nasib rumah tangga yang baru saja ia jalani selama setahun lebih itu.
"Astagfirullah din!! Maafkan ibu karena ibu yang menjodohkan mu dengan Arya ibu tak menyangka Arya sejahat itu," pekik ibunya yang merasa kaget atas pengakuan putri nya itu.
"Tidak Bu,ini bukan salah ibu tapi Mas Arya yang terlalu pecundang ia tidak bisa menolak kemauan ibunya dan mengakui pernikahannya dengan wanita itu. Kalau dari awal ia jujur mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini, " papar Dinda dengan muka sebabnya akibat terlalu banyak menangis.
Ibunya menarik nafas dalam ia mencoba menahan emosi yang memuncak atas perbuatan yang dilakukan Arya yang telah menyakiti dan membohongimu putrinya itu.
"Dinda lebih baik kamu ceraikan saja Arya secepatnya pengacara keluarga kita yang akan mengurusnya hari ini juga!" tegas ibunya.
Tentu saja ibunya merasa marah dan kecewa terhadap Arya pria yang diharapkan untuk menjaga dan mencintai putrinya itu malah diperlakukan sebaliknya.
"Sekarang lebih baik kami istirahat di kamar yah Din, biar barang-barang mu nanti Bi Iyah yang akan membereskan, " ucap ibunya yang kemudian mengantar Dinda ke kamarnya.
Dinda mengangguk pelan lalu ia berjalan menuju ke kamarnya dengan diantar ibunya. kamar yang sangat ia rindukan tempat dimana ia tumbuh dan melalui berbagai suka dan duka.
Ibu Dinda langsung menghubungi pengacara untuk segera mengurus perceraian Dinda kemudian ia langsung menelpon besannya dengan penuh emosi dan menceritakan semua yang telah dialami putrinya.
"Halo meli, ucap ibunya Dinda dengan nada sinis dari ujung telpon.
" Iya bu kiran gimana nih kabarnya? Tumben pagi-pagi gini telpon ada apa ni?"
"Bu, langsung saja saya tidak akan basa basi saya menelpon ibu untuk memberitahukan kepada keluarga ibu kalau hari ini Dinda anak saya akan mengajukan cerai atas Arya suaminya untuk alasannya ibu silahkan tanya kepada anak ibu Arya terimakasih," tegas kiran yang kesal kepada keluarga Arya dan langsung menutup telpon nya.
"Apa!!Halo bu kiran bisa jelaskan…" telpon terputus seketika Meli merasa bingung dengan perkataan yang baru saja ia dengar dari besan nya itu dan kemudian langsung menelpon Arya untuk mengetahui kebenarannya.
"Halo Arya ada apa ini? apa yang terjadi antara kamu dan Dinda? Barusan ibu mertuamu menelpon mamah dan bicara mengenai perceraian apa yang sebenarnya kamu lakukan Arya mamah minta penjelasan sekarang juga!!"
"Iyah mah sebelumnya Arya minta maaf mah sama mamah Arya banyak berbohong kepada mama dan papah karena Arya tidak berani memberitahu mamah bahwa sebenarnya sebelum Arya menikah dengan Dinda Arya telah menikah terlebih dulu dengan Hessa mah, "
"Apa!! Apa kamu bilang! Sudah menikah dengan Hessa, pacarmu yang di kampus dulu? Kenapa kamu tidak bilang kepada mamah Arya lihat sekarang akibat perbuatan mu kamu banyak menyakiti hati orang lain terutama keluarga Dinda mamah malu Arya," pekik ibunya sambil menangis.
"Maafkan Arya mah, sebenarnya sebelum mamah meminta Arya untuk menikahi Dinda Arya ingin mengatakan yang sebenarnya kalau Arya sudah menikah dengan Hessa kepada mamah, tapi Arya gak sanggup mah untuk menolak permintaan mamah Arya bingung harus bagaimana tapi akhirnya dengan niat untuk membahagiakan mamah Arya memilih menerima perjodohan dengan Dinda, " jelas Arya kepada ibunya.
"Apa perempuan itu sekarang bersamamu?" tanya ibunya kesal.
"Iya mah, dia bersama Arya sekarang ada samping Arya.
"Ceraikan saja dia! Kamu kembalilah kepada Dinda dan meminta maaf kepada nya kalau perlu kamu berlutut di hadapan nya agar kamu di maafkan, Arya kalau kamu bercerai dengan Dinda bagaimana nasib perusahaan kita orang tua Dinda itu banyak meminjamkan uangnya untuk perusahaan kita kalau sampai gara-gara hal ini mereka mencabut pinjamannya keluarga kita bisa bangkrut Arya paham kamu!! " Bentak ibunya Arya.
"Tapi mah, Arya gak bisa kenapa Mamah selalu mengatur Arya dan menentang kemauan Arya mah, ini hidup Arya mah, mamah jangan ikut campur lagi masalah hidup Arya lagi pula Arya tidak bisa menceraikan Hessa dia sedang hamil anak Arya sekarang mah! "
"Apa!! Dasar anak kurang ajar mamah gak mau tahu kamu selesai kan urusan mu dengan Dinda terlebih dahulu kalau sampai perusahaan kita bangkrut berarti itu salahmu!! teriak ibunya dan menutup teleponnya.
"Ah, sial!! Kenapa ibuku begitu egois dari dulu selalu mengatur-ngatur hidupku aku sudah muak! Teriak nya
"Sabar mas! Betul kata ibumu kamu harus menyelesaikan permasalahan mu dulu dengan Dinda kamu minta maafkan dulu kemudian terserah dia mau mengambil keputusan apa sebaiknya kamu terima saja apapun keputusan Dinda Nanti.
"Iya, " sahut Arya sambil memeluk Hessa erat
"Terimakasih Hes, kamu selalu mengerti aku dan ada di sisiku, "
"Iya mas, aku akan selalu ada untuk mu, " sahut Hessa sambil mengelus punggung suaminya itu.
***
"Mah, ko ka Dinda ada di kamarnya?" tanya Lily penasaran sambil menyantap selembar roti di atas meja.
"Iya kaka mu lagi mampir kamu jangan mengganggu dia kasian dia lagi capek, " pinta Ibunya.
"Terus ko suaminya gak ikut kenapa?" tanya Lily lagi sambil menelan roti nya.
"Udah kamu jangan banyak tanya urus saja urusanmu sendiri lalu bagaimana denganmu kapan kamu akan memperkenalkan calon suami mu itu? bawa dia kesini dulu kalau dia memang serius mamah akan meneliti dia, kalau menurut mamah dia baik mamah akan menyetujui pernikahan kalian kalau dirasa ada yang kurang beres mendingan gak deh, "
"Mamah ko gitu sih gak percaya sama pilihan Lily emangnya?"
"Bukan begitulah ly, sekarang ini banyak laki-laki penipu kita jangan sampai salah pilih suami, " tegas ibunya.
"Iya mah Lily mengerti aku berangkat kerja dulu Assalamu'alaikum, "
"Waalaikumsalam hati-hati sayang, "
Ayah Dinda turun dari dari kamarnya dan langsung menayangkan soal Dinda kepada istrinya itu.
"Mah, Dinda ada di kamarnya?" ucap papah Dinda sambil menuruni tangga.
"Iya pah tadi malam dia datang, " Sahutnya dengan hati cemas.
"Tidak bersama Arya?"
"Tidak pah Arya lagi dinas keluar kota jadi Dinda menginap disini untuk beberapa hari, " ucap ibunya berbohong karena tidak ingin menimbulkan kegaduhan. Suami nya itu pasti akan marah besar jika tahu putri pertama nya itu sakit oleh Arya suaminya.
"Oh gitu ya sudah mah papah berangkat dulu ke kantor, " ucapnya.
"Loh papah gak sarapan dulu?"
"Nggak mah nanti di kantor saja papah sudah telat nanti akan ada klien penting, "
"Ya sudah hati-hati yah Pah, di jalan, "
"Iya mah. "
Ibu dinda mencoba mengintip ke kamar Dinda di lihatnya Dinda masih tertidur pulas ia tidak berani untuk membangunkan putrinya itu karena terlihat kelelahan. Kemudian dengan hati-hati ibunya menutup kembali pintu kamarnya itu, tapi Dinda mendengarnya dan kemudian terbangun.
"Mah," ucap Dinda dengan suara serak dan matanya yang bengkak karena terlalu banyak menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments