Alexa masih fokus memperhatikan ketiga wanita itu saling berebut untuk mendapatkan mahkota permata bulan , meski begitu sejak tadi dia selalu mendengar jika ada seseorang yang memanggilnya hanya saja tak nampak wujudnya.
"Hei...Alana apa kau mendengar sesuatu?"ucap Alexa pada Alana yang juga fokus dengan melihat pertandingan di depan sana.
"Dengar apa Lexa? sejak tadi yang ku dengar hanya sorakan dan teriakan para penonton"ucap Alana melihat kearah Alexa.
"Ada yang tidak beres , tapi apa dan kenapa tu nenek senyum saat melihat gue , aaa.....apa ini ulahnya" pikir Alexa.
"Memangnya apa yang Lexa dengar?"bingung Alana.
"Aku mendengar seseorang seperti memanggil ku , tetapi aku tidak tahu siapa?"ucap Alexa yang kembali fokus ke depan.
Dan di depan sana terlihat ketiga wanita itu sepertinya sudah kelelahan dan di antara mereka juga sudah ada yang terluka.
Jika di lihat api biru yang menyelimuti kaki Aine itu bukanlah api sembarangan , baru ingin menyentuh saja sudah membuat kulit melepuh , dan lagi teryata di di ujung ekor Aine juga memiliki api yang sama yang membuat tangan salah satu dari mereka cedera cukup parah.
"Yang terpilih"
Lagi , suara yang hanya Alexa yang bisa mendengar dan membuat Alexa membuang nafas lelah lalu memilih berdiri dan menatap sengit ke arah nenek Hoshi yang memperhatikan Alexa sejak tadi.
"Yakh....nenek , ini ulahmu kan?"ucap Alexa yang sedang bicara layaknya kepada orang di samping nya namun di mata semua orang suara Alexa terdengar di sepanjang tempat itu , dan membuat Alana sampai terbengong sebab suara Alexa yang bisa di terdengar ke seluruh stadion.
"Memangnya apa yang ku lakukan , sejak tadi aku hanya diam di sini"ucap nenek Hoshi yang berlagak tak tahu.
"Kau pikir aku percaya padamu? memangnya ulah siapa lagi jika bukan ulah nenek?"
"Kenapa kau tidak berpikir jika itu berasal dari dia"sambil menunjuk Aine yang diam namun selalu bersikap waspada.
"Mana mungkin dia bisa bicara"
"Kau tidak tahu jika belum di coba"
"Sayangnya aku tidak tertarik , aku tahu dengan apa yang ada di pikiran mu"ucap Alexa yang ingin kembali duduk namun dia merasa seseorang telah menahannya.
"Yakh...nek..sekarang apa yang kau lakukan!?"kesal Alexa saat tubuhnya tidak bisa di gerakan.
"Aku hanya berusaha membantumu"ucap nenek Hoshi yang dalam sekejap membuat Alexa sudah ada di tengah lapangan.
"Nenek sialan....kenapa jadi membawaku ke sini!!"marah Alexa karena sekarang dia berdiri di hadapan ketiga wanita itu dan berhadapan langsung dengan Aine.
"Sudah ku bilang aku hanya membantumu dan kenapa tidak mencaritahu sendiri"ucap nenek Hoshi.
Dan akhirnya cekalan tak terlihat itu terlepas dari tubuh Alexa dan membuat Alexa bernafas lega , namun sekarang dia malah berada di situasi yang paling menegangkan dan membuat seluruh penonton sejenak menahan nafas sebab Alexa mungkin akan terluka nantinya.
"Hei...mundur gadis bodoh , jika tidak kau akan terluka nantinya"ucap sebuah suara dari belakang Alexa.
Alexa berbalik dan menatap tajam mereka satu persatu , sejak dulu Alexa memang sangat benci jika ada orang yang mengatakan bodoh pada orang yang belum mereka kenal , apalagi untuk memaki seseorang hingga membuat mental orang itu terganggu , Alexa benar benar membenci hal itu.
"Siapa yang berkata bodoh tadi?"ucap dingin Alexa hinga dapat membuat ketiga wanita di depannya tersentak dengan aura Alexa yang tak main main.
"Aku..."ucap seorang wanita yang Alexa ingat dari perkataan Alana jika dia adalah Elizabeth Stephani , wanita paling angkuh di antara dua orang temannya yang lain.
"Apa kau pikir kau paling pintar jika mengataiku bodoh?"
"Tentu saja , karena aku adalah calon ratu Latveria jadi lebih baik kau menyingkir dari sini karena kau menganggu kami"ucap angkuh Elizabeth.
"Baru calon kan.."ucap Alexa terkekeh.
"Siapa bilang , apapun yang terjadi akulah yang akan menjadi ratunya"
"Lo terlalu bangga sama diri lo yang enggak ada apa apanya dari gue"ketus Alexa.
"Muka aja cakep tapi hati kayak ular , bisa jadi rakyat lo akan menderita jika lo yang jadi ratunya"ucap Alexa lagi sambil menghina Elizabeth karena yakin jika Elizabeth tidak akan paham dengan apa yang di katakan Alexa.
Namun sepertinya nenek Hoshi paham dengan apa yang di katakan Alexa hingga membuat nenek Hoshi terkikik mendengar ocehan Alexa.
"Oh...si nenek rupanya paham , baguslah setidaknya ada yang paham dengan bahasa gue"sambil melihat sekilas lalu fokus lagi pada Elizabeth yang wajahnya sudah merah karena menahan amarah.
"Kurang ajar , kau pasti seorang penyihir kan dan kau sedang mencoba untuk menggunakan mantramu untuk mencelakaiku , kau harus di tangkap"marah Elizabeth yang berusaha menyerang Alexa.
Alexa yang sejak dulu selalu mengandalkan otak daripada harus membuang tenaga untuk melawan memilih selalu menghindar dari serangan Elizabeth.
Bukannya Alexa tidak mau , selagi bisa menggunakan otak dia tidak ingin repot repot melawan seseorang , intinya dia tak mau capek.
Elizabeth terlihat kesal karena sejak tadi Alexa selalu menghindar hingga saat Elizabeth menggunakan pedangnya bermaksud melukai Alexa namun hanya meleset hingga mengoyak tudung dari jubah yang dia kenakan hingga sedikit membuat rambut Alexa terpotong.
Tak banyak , hanya beberapa helai tetapi mampu membuat Alexa mengeram marah karena rambut yang selalu dia jaga terpotong begitu saja.
"Kurang ajar apa yang kau lakukan pada rambutku ha..!!"marah Alexa menatap sengit ke arah Elizabeth.
Namun respons semua orang di sana malah terkejut melihat rambut silver dan mata biru safir Alexa sehingga membuat Alexa juga tersadar jika mereka sudah melihat rambut yang dia tutupi sejak tadi.
"Dia adalah Yang Terpilih"
"Dia yang akan menjadi ratu Latveria"
"Teryata ramalan nenek Hoshi benar"
"Yang terpilih sudah tiba , Latveria akan aman"
"Di adalah ratu sesungguhnya"
Itulah ucapan yang bisa ditangkap Alexa , dan merasa jika Alexa menjadi pusat perhatian Alexa memilih untuk pergi namun suara yang tadi terdengar lagi di indra pendengaran nya.
"Hormat untuk ratu Yang Terpilih"
Alexa mencari sumber suara namun dia tak menemukan seseorang yang bicara padanya dari jarang sedekat ini hingga tatapannya jatuh kepada Aine yang seperti sedang berlutut padanya.
Alexa melihat ke arah nenek Hoshi namun nenek Hoshi hanya mengangguk dan tersenyum melihat ke arah Alexa.
"Kau tahu seperti apa keinginan ku nek , dan ini bukanlah yang aku inginkan"ucap Alexa menatap nenek Hoshi.
"Tapi ini adalah takdirmu , dan mereka sendiri yang memilihmu , sedangkan aku hanya sekedar membantu , meskipun kau kembali ketempat asalmu mereka akan membawamu kembali ketempat ini"jelas nenek Hoshi memberi pengertian pada Alexa.
Alexa membuang nafas lelah lalu kemudian berjalan mendekati Aine hingga dia berhenti lima langkah dari Aine yang terlihat berlutut.
"Bangun"ucap Alexa dan dengan perlahan Aine bangun dari sikap berlututnya berdiri kokoh dan gagah di depan Alexa.
"Jadi kau bisa paham dengan apa yang ku katakan? lalu apakah kau yang tadi berbicara?"
"Itu benar Yang Mulia"
"Jadi apa yang kau inginkan dariku?"
"Anda bisa mengambil mahkotanya , namun saya pasti akan menyerang anda karena ini adalah tugas saya sebagai penjaga mahkota"
"Tak masalah ayo lakukan , dan aku akan tunjukkan pada orang orang disini bagaimana mudahnya mengambil mahkota itu"ucap Alexa penuh percaya diri.
Karena sebenarnya sejak tadi dia memiliki rencana sendiri di dalam otaknya bagaimana caranya dia mengambil mahkota itu tanpa harus bertarung dengan Aine dan lagi mungkin untuk sementara dia akan mengalah pada keadaan yang membuatnya harus tetap tinggal di sini.
Di tempat yang akan mengubah hidupnya karena hal yang akan terjadi di sini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Zeyn Seyi
marah mulu
2024-05-01
1
FT. Zira
ninggalin jejak dulu.. 🌹 buat ka author
2024-03-26
1
FT. Zira
dia gak pham kmu ngomong apa Lexa😅
2024-03-26
1