Bab 5

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Hendri mengelus kepala Citra hingga tertidur, Regina menatap nya dengan tatapan senang . Dia tak percaya jika Hendri berani menghadapi mantan mertua nya itu,Regina selalu menghindari mereka hingga Regina sering berpindah pindah kontrakan .

Kedua orang tua mantan suami nya itu selalu ingin mengambil Citra,Citra juga mendengarkan hal itu. Citra ngak mau berpisah dengan Regina, makanya Citra merasa takut jika kakek dan nenek nya itu datang.

Walaupun mereka sudah berusaha merayu Citra untuk ikut bersama mereka dan mengatakan kalau nanti nya Citra akan mendapatkan mainan apa pun yang citra ingin kan,dia juga akan makan enak yang disukai oleh Citra .

Citra tetap ngak mau karena dia tidak bisa jauh dari Regina,dia tau bagaimana perjuangan mama nya untuk membesarkan nya dan memberikan yang terbaik untuk nya .

Walaupun masih anak anak ,tapi setiap apa yang dikatakan oleh kakek dan nenek nya juga papa kandung citra selalu menjelek jelekkan Regina dan mulai membuat Citra membenci Regina tapi Citra tau kalau semua nya tidak benar sehingga Citra memilih untuk tetap bersama dengan Regina walaupun mereka miskin dan apa ada nya

"Papa....telima kasih,Citla ngak mau pulang ke lumah" ucap citra yang sudah merebahkan tubuh nya.

"Ma...kita akan pindah dali lumah yang lama kan ? Sepelti dulu ,citla ngak mau beltemu dengan papa dan kakek " ucap citra lagi dengan tatapan memohon nya.

"Iya,nanti mama cari rumah kontrakan lain lagi ya . Biar papa dan kakek ngak ganggu kita lagi " jawab Regina dengan pelan,dia merasa lelah harus berkali kali pindah .

"Hah....ngak kelumah papa Hendli aja ma ?" tanya Citra dengan tatapan bingung nya .

"Kita ngak bisa tinggal dirumah papa Hendri ,karena mama ngak menikah dengan papa Hendri. Lagi pula papa Hendri ngak bisa menikahi mama sayang,karena papa Hendri sudah ada calon istri " jelas Regina dengan lembut ,citra langsung melotot .

"Citra tetap bisa manggil om Hendri dengan papa ,walaupun mama ngak nikah sama papa Hendri " ucap Regina lagi dengan lembut.

"Oh iya ma,apa nanti anak nya papa Hendli ngak malah kalau citla panggil papa sama papa nya ?" tanya Citra yang masih merasa bingung.

"Ngak kok sayang,karena nanti anak papa adik kamu. Papa akan segera menikahi mama kamu dan kamu akan segera memiliki adik laki-laki, kamu mau kan ?" sambung Hendri dengan cepat, membuat Regina melotot .

"Benalkah? Citla mau pa,kata bu gulu kalau mama dan papa belpisah. Meleka boleh menikah lagi dan kita halus telima juga belsikap baik" jelas citra membuat mata Regina semakin melotot .

Regina hanya bisa menghela nafas nya saja dengan kasar,citra pasti mendengar kan guru nya berbicara dengan salah satu teman nya karena memang yang bersekolah di sana merupakan anak hasil perceraian. Kebanyakan kedua orang tua mereka bercerai dan menikah lagi,sehingga para guru juga harus bisa memberikan penjelasan yang baik pada anak anak .

"Hhmmm....sebaiknya Citra istirahat dulu ya, kan sudah minum obat. Biar cepat sembuh dan pulang kerumah " ucap Regina dengan lembut,dia ingin berbicara dengan Hendri berdua .

Regina ingin mengatakan mengenai hubungan mereka yang tidak bisa berlanjut, dari dulu Regina tau kalau Hendri menyukai nya tapi dia ngak ingin menanggapi perasaan anak muda yang masih ingin bermain main saja. Apalagi rasa trauma karena perselingkuhan suami nya membuat nya merasa tidak percaya dengan pria mana pun,banyak yang hanya menginginkan nya tapi tidak dengan anak nya.

Regina juga takut jika nanti nya, anak nya menjadi pelampiasan dari pria itu. Dia ngak mau anak nya mendapatkan pelecehan seksual ,makanya dia tidak pernah memikirkan hal hal yang tak berguna seperti itu.

Hendri terus menatap ke arah wajah Regina yang memerah,dia tau kalau Regina merasa malu pada nya . Tapi hendri suka melihat wajah Regina yang memerah,begitu menggemaskan di mata nya.

Setelah melihat Citra mulai terlelap,Regina menarik tangan Hendri untuk agak menjauh dari tempat tidur Citra. Dia masih menatap ke arah wajah Citra dengan wajah khawatir,Hendri terus tersenyum apalagi tangannya digenggam oleh Regina.

"Kenapa anda mengatakan hal yang ngak jelas pada Citra?" tanya Regina dengan suara kecil, dia takut jika Citra belum tertidur dengan nyenyak dan mendengar pembicaraan mereka

"Apa nya yang ngak jelas hhmm?" tanya Hendri yang kini semakin merapatkan tubuh nya pada Regina

Regina yang melihat gelagat ngak jelas dari Hendri langsung mundur,tapi belum sempat mundur sudah di tahan pinggang nya oleh Hendri sehingga tubuh mereka menempel dengan cepat.

"Pak Hendri,tolong jangan seperti ini. Ini dirumah sakit " ucap Regina dengan pelan sambil tangan nya mendorong dada bidang pria itu.

"Oh...jadi kalau hanya berdua boleh lebih dari ini ?" tanya Hendri yang sudah berbicara didepan wajah Regina.

Aroma mint dari mulut Hendri menguar tepat didepan wajah nya ,hembusan nafas nya begitu menyegarkan dan membuat sesuatu didalam diri Regina seakan ingin keluar. Wajah Regina semakin memerah,membuat Hendri terkekeh kecil .

"Aku mencintai mu dan akan menikahi mu segera,aku akan bicarakan semua nya pada papa ku" ucap Hendri dengan pelan didepan telinga Regina dan mengecup daun telinga nya dengan cepat

"Hendri....."bentak Regina tapi masih dengan pelan.

Regina kembali mendorong tubuh Hendri hingga akhirnya terlepas,dia menatap tajam pada Hendri dengan wajah yang masih memerah karena malu .

"Kalian tinggallah bersama ku,apartemen ku tidak sembarangan yang bisa masuk . Keamanan disana benar benar terjaga,kau bisa berada dengan aman tanpa gangguan dari mantan suami dan mertua mu " jelas Hendri,dia menatap Regina dengan tatapan sendu

"Ngak mungkin kita tinggal bersama,kau dan aku tidak memiliki hubungan apa pun. Tolong jauhi kami ,masa depan mu masih panjang. Jangan sampai berhenti hanya karena kami,kau bisa mendapatkan wanita yang lebih baik lagi" jawab Regina dengan pelan