“Maaf, Pak,” ujar Yasmin salah tingkah kala matanya begitu jelas menatap mata Ethan.
“Ada urusan apa kemari? Kenapa tidak memberitahu dulu?” tanya Ethan ketus.
Yasmin lalu mengutarakan maksud kedatangannya, yang ingin mengantarkan makanan untuk bosnya itu. “Sekalian ada yang mau saya tanyakan pada Pak Ethan.”
Ethan lalu meminta Yasmin berbicara di ruangannya, tapi Yasmin menolak dan lebih memilih membicarakannya di lain waktu saja.
“Permisi, Pak,” ucapnya sembari mengambil makanan yang sedikit bercecer di lantai lalu pergi meninggalkan Ethan yang masih berdiri melihat ke arahnya.
Sementara Ethan menjadi penasaran pada apa yang ingin Yasmin bicarakan dan tanyakan, tapi ia enggan untuk menanyakannya.
Kemudian, Yasmin yang tengah memesan ojek langganannya, menunggu di depan kantor Ethan.
“Ikut saya di mobil!” tukas Ethan yang tiba-tiba berada di sampingnya, berjalan menuju tempat mobilnya diparkir.
Setelah mereka masuk mobil, Ethan meminta Yasmin membatalkan pesanan ojeknya, dan dengan ragu, memberanikan dirinya meminta Yasmin mengutarakan pertanyaan yang ingin ditanyakan, hingga calon janda itu mendatangi kantornya.
Seakan otaknya masih membeku kala melihat kejadian di ruangan Ethan, Yasmin terdiam. Canggung yang ia rasakan karena sedekat ini dengan Ethan, padahal sebelumnya ia juga sudah pernah berada di sebelah kemudi bosnya itu. Yasmin berusaha mengatur nafasnya.
“Maaf sudah buat makanannya terbuang, tapi terima kasih sudah mau mengirimiku makanan,” lanjut Ethan mencarikan suasana.
Yasmin mulai membuka mulutnya. Tak peduli bagaimana respons Ethan nanti, ia nekat menanyakan perihal dendam bosnya itu, serta kaitannya dengan Kenny dan mamanya. Bagaimana pun, ia harus tahu sejarah masa lalu mereka.
“Yang jelas, mereka penghancur keluargaku, terutama mamanya,” jawab Ethan setelah sekian detik terdiam.
Seketika Yasmin mengingat bisnis gelap bosnya. Dugaan-dugaan liar mulai muncul dalam benaknya. Apakah karena wanita bernama Firda itu, hingga membuat Ethan menjalankan bisnis hitamnya itu.
“Tak perlu mencari tahu yang bukan urusanmu, lakukan saja tugasmu!” titah Ethan membuat Yasmin terdiam.
Hingga tiba lah mereka di kantor Yasmin.
Sebelum turun, Yasmin kembali mengarahkan tubuhnya pada Ethan, seketika mereka kembali beradu pandang sekian detik, tanpa bersuara.
“Pak, maaf, apakah orang tua Pak Ethan masih ada?” Entah mengapa pertanyaan itu keluar tiba-tiba dari mulut Yasmin.
Melihat bosnya terdiam, Yasmin buru-buru menimpalinya bahwa jika Ethan sudah tak punya orang tua, itu artinya sama seperti dirinya yang juga yatim piatu.
Lalu dengan menganggukkan kepalanya, Yasmin turun dari mobil setelah mengucapkan terima kasih pada bosnya.
Tetap terdiam, Ethan masih memandangi Yasmin yang berjalan masuk ke dalam kantor.
Saat baru tiba di mejanya, Yasmin mendapat telepon dari Kenny. Kenny membawa kabar bahagia untuknya. Bahwa kantor Kenny telah menyetujui produk kantor Yasmin untuk dijual di seluruh super market milik perusahaan Kenny.
Setelah mengucapkan terima kasihnya atas bantuan Kenny, Yasmin menutup teleponnya dan segera memberi tahukan kabar ini pada Ethan.
“Lalu, apa yang harus saya lakukan, Pak?” tanyanya pada bosnya itu.
“Kamu akan diminta datang ke kantor Kenny untuk menandatangani berkas kerja sama. Lebih keras lagi dekati Kenny, waktumu tak banyak!” ujar Ethan lalu menutup teleponnya.
Yasmin kembali menghubungi Kenny. Ia sengaja mengajaknya bertemu malam nanti di restoran milik Kenny. Yasmin ingin mentraktirnya makanan, sebagai bentuk ucapan terima kasihnya.
###
Atas penawaran Kenny yang ingin menjemput Yasmin di kosnya, mereka berangkat bersama menuju restoran Kenny malam ini.
Yasmin yang sudah berdandan begitu rapi dan cantik, segera keluar kamar untuk menemui Kenny yang sudah menunggunya di bawah.
“Kenny, apa kabar?” sapa Yasmin dengan heboh saat menuruni tangga kosnya dan langsung memeluk lelaki itu.
Kenny dengan terkejut sekaligus bahagia, saat Yasmin memeluknya dengan penuh keceriaan.
“Eh, maaf maaf, aduh.” Yasmin segera melepaskan pelukannya seolah ia kelepasan, meski padahal ia sendiri yang dengan sengaja melakukannya.
Hanya tersenyum, Kenny tak merasa keberatan dengan pelukan Yasmin.
“Maaf, Ken, aku terlalu bahagia hari ini. Karena keberhasilan kontrak kerja sama kantorku dan kantormu, kontrak kerjaku bisa diperpanjang. Aku tidak tahu kalau tidak ada kamu bagaimana dengan karirku. Ken, sekali lagi aku ucapkan terima kasih ya. Dari awal kita bertemu, kamu begitu baik padaku, bahkan kamu adalah orang pertama yang aku temui di Jakarta yang ramah denganku,” ungkap Yasmin terharu.
“Sama-sama, Jasmin, aku senang bisa bantu kamu,” ucap Kenny dengan senyuman merekahnya.
Yasmin lalu mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tasnya. Dikeluarkannya benda dari kotak tersebut, lalu diberikannya pada Kenny. Dipakaikannya benda yang ternyata adalah sebuah gelang itu.
“Aku suka merajut gelang seperti ini. Diterima ya, Ken, ini sebagai ucapan terima kasihku. Tapi kalau kamu keberatan untuk memakainya, tidak apa-apa, lepaskan dan simpan saja, untuk kenang-kenangan. Siapa tahu suatu saat nanti kita tidak pernah bertemu lagi,” jelas Yasmin dengan tulus.
Terharu, Kenny tersenyum memandangi gelang yang telah dipakainya itu, dan melihat Yasmin dalam-dalam. Pandangan itu terlihat bak pandangan penuh kasih dan sayang. Hingga tiba-tiba, Kenny membalas memeluk Yasmin.
Dari kejauhan, terlihat seorang lelaki kekar yang bertopi dan berjaket kulit hitam, tengah memandangi aksi pelukan itu dengan pandangan resah.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments