Pagi ini saat tengah bersiap berangkat kantor, tiba-tiba Yasmin teringat pada Uki. Tak dipungkiri, hatinya masih terpaut pada mantan suaminya itu, meski batinnya sudah dibuat hancur oleh Uki dan keluarganya. Disekanya air mata yang menetes lembut.
Ia lalu menghubungi Ethan untuk menanyakan sudah sampai mana proses perceraiannya.
“Tenang saja, pengacaraku akan segera membereskannya, tanpa kamu perlu repot-repot mendatangi sidang. Kamu dan mantan suamimu akan segera menerima surat cerainya,” jawab Ethan santai.
Ethan lalu tampak memberikan pengarahan tentang tugas Yasmin hari ini. “Aku sudah memberi tahu Fero soal ini. Dia sudah membuat janji dengan perusahaan Kenny untuk meeting terkait kerja sama perusahaan. Kamu dan 1 orang karyawan, akan dikirim mewakili kantor Fero untuk program kerja sama ini. Kamu sebagai karyawan pemasaran, mempunyai peran untuk merekomendasikan produk perusahaan untuk dijual di seluruh supermarket perusahaan retail milik keluarga Kenny. Pastikan kamu sudah menguasai kelebihan produkmu, meski nanti ada temanmu juga yang membantu menjelaskan lebih detail. Karena besar kemungkinan kamu akan bertemu dengan pimpinannya langsung, namanya Firda Lestari. Dia selalu menyeleksi dengan ketat produk-produk yang akan dipajang di super market miliknya. Buat mereka yakin, karena produkmu terbilang baru. Satu lagi, dandan seanggun mungkin.”
Setelah memahaminya, Yasmin mulai berangkat menuju kantor, dengan tukang ojek sewaan Ethan yang ditugaskan untuk mengantar jemputnya beraktivitas.
Hingga saat tiba di kantor, Fero memanggil Yasmin dan salah seorang teman dari divisinya. Fero tampak memberikan pengantar untuk melaksanakan kerja sama mereka. “Usahakan produk kita bisa terpampang di setiap cabang My Market milik keluarga Kenny.”
Setelah itu, mereka dipersilakan untuk segera berangkat, dengan mobil kantor menuju kantor Kenny.
Hingga hanya 20 menit perjalanan, tiba lah mereka di kantor Kenny.
Yasmin dan temannya bergegas memasuki lobi kantor dan dipersilakan oleh satpam menuju ruangan rapat. “Silakan, Ibu Firda dan Pak Kenny sudah menunggu di sana.”
Dengan gugup, Yasmin melangkah perlahan menuju ruang rapat. Tugas yang Ethan berikan benar-benar sulit. Ia harus menggabungkan keahlian dalam bekerja dalam perusahaan, sekaligus dalam mengambil hati Kenny.
Pintu diketuk, mereka pun masuk setelah dipersilakan oleh seorang perempuan.
Terlihat Kenny bersama seorang wanita paruh baya sedang duduk menunggu mereka, yang seolah familier dengannya. Seketika Yasmin dan Kenny saling berpandangan. Kenny yang tersenyum ramah padanya, berbeda dengan wanita yang duduk di sebelahnya, yang menatap Yasmin begitu tajam.
Setelah dipersilakan duduk, Kenny memperkenalkan dirinya yang merupakan manajer umum dari perusahaan tersebut, dan wanita di sampingnya adalah direkturnya, Firda Lestari.
Setelah Yasmin dan temannya juga memperkenalkan diri masing-masing, tak banyak basa-basi, mereka langsung mengutarakan tujuan kerja sama ini, juga memperkenalkan dan merekomendasikan produk mereka di depan Kenny dan wanita tersebut.
“Jadi, keunggulan produk olahan dari kami ini bisa tahan hingga 6 bulan dalam suhu freezer. Sehingga bisa meminimalisir kerugian jika lama terjual. Selain itu, sistem keuntungan dari kami juga bisa dibilang lebih besar dari merk lain. Harga yang kami banderol cukup murah, sehingga bisa dipastikan calon pembelinya bukan hanya konsumen akhir, tapi juga mereka yang akan menjual kembali dalam bentuk jadi, atau dalam bentuk yang sama. Meski terbilang baru, tapi kami sudah mendapatkan sertifikat halal dan berlabel BPOM. Tidak hanya itu, proses pembuatan yang higienis, membuat kualitas produk lebih terjamin,” terang Yasmin sembari mengeluarkan beberapa tester dari produk makanannya.
“Saya sih setuju, karena selain bisa memberikan kesempatan sebagai produk baru yang baru terjun di pasaran, saya juga yakin dari segi harga, bisa menguntungkan kita juga. Rasanya juga enak,” ujar Kenny setelah mencoba mencicipinya.
Bu Firda lalu mulai mencicipinya sedikit demi sedikit, sementara Yasmin hanya berharap keajaiban terjadi pagi ini.
“Saya belum setuju,” sahut wanita yang duduk di sebelah Kenny, membuat Yasmin kembali membungkukkan punggungnya.
Sontak ia menjadi lemas dan gugup, meski di otaknya masih terbesit keingintahuan hubungan Kenny dengan wanita itu, juga ia yang masih berusaha mengingat di mana pertama kali melihat Firda yang dirasa pernah dilihatnya itu.
Wanita bernama Firda itu, tampak sangat kritis menyeleksi produk yang akan dijual di super market miliknya, hingga ia tampak berdebat dengan Kenny.
“Baik lah, untuk keputusan akhirnya nanti seperti apa, akan segera kami sampaikan. Kami butuh waktu untuk mempertimbangkannya, karena semua produk yang kami jual harus lah berkualitas tinggi, dari merk-merk ternama,” ujar Firda kemudian mempersilakan Yasmin dan temannya meninggalkan ruangan.
Yasmin kemudian beradu senyum dengan Kenny sebelum ia pergi keluar ruangan, disusul oleh Kenny.
Belum jauh melangkah melewati koridor kantor setelah keluar dari ruang rapat, Kenny memanggilnya. “Jasmin.”
Yasmin menoleh dan menunggu Kenny yang setengah berlari menghampirinya.
“Kamu duluan saja ke mobil nanti aku susul,” pinta Yasmin pada temannya.
“Aku tidak menyangka kita bisa bertemu lagi. Apa jangan-jangan kita jodoh,” goda Kenny tertawa kecil.
Hanya menunduk, Yasmin merendah. “Sepertinya perbedaan kita terlalu jauh, sehingga tak pantas bila membahas soal jodoh.”
Kenny lalu menanyakan maksud ucapan Yasmin.
“Kamu adalah seorang manajer di restoran kala itu dan juga di perusahaan ini, sementara aku hanya karyawan biasa dari perusahaan yang baru berdiri. Jadi, pertemuan kita hanya kebetulan saja,” jawab Yasmin.
Seolah tak setuju, Kenny membantah pendapat Yasmin. “Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Apalagi, kita bertemu di 3 tempat yang berbeda.”
Tak menjawabnya lagi, Yasmin kemudian berpamitan untuk kembali ke kantor.
Masih dengan senyumannya, Kenny memandangi Yasmin yang sudah berlalu menjauh.
Saat di mobil, Yasmin mendapat telepon dari Ethan untuk segera pergi meninggalkan kantor Kenny. Sebelum diminta, Yasmin menceritakan hasil pertemuannya pagi ini. Tak lupa, Yasmin juga memastikan jabatan Kenny yang sebenarnya, yang selalu diucapkan berbeda dari keterangan Ethan, serta hubungannya dengan wanita bernama Firda itu.
“Kenny bukan manajer, tapi dia adalah pemilik restoran yang kamu kunjungi waktu itu. Dia juga bukan manajer di perusahaan yang baru saja kamu datangi, melainkan CEO-nya, dan Firda adalah benar direkturnya, yang tak lain adalah mama Kenny sendiri. Pura-pura saja percaya dengan apa yang dia katakan, dia hanya ingin melihat ketulusanmu. Tetap lah jadi dirimu sendiri yang polos saat berhadapan dengannya,” jelas Ethan lalu menutup teleponnya.
Sementara Yasmin masih terus mengingat wajah Firda yang seakan telah beberapa kali ia lihat sebelumnya.
“Ah, iya, di ruangan Pak Ethan!”
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments