Uki yang telah membaca sampai habis isi surat tersebut, dibuat tak percaya dengan semua ini. Bagaimana tidak, Yasmin yang tampak mesra dengannya akhir-akhir ini dan tak terlihat mempermasalahkan poligaminya, tiba-tiba melayangkan gugatan cerai padanya. Padahal, ia baru saja merasa jatuh cinta lagi pada istri pertamanya itu. Hatinya seakan dibuat patah oleh keputusan Yasmin.
Segera ia menghubungi Yasmin berkali-kali, tapi tak diangkatnya.
"Aku harus bicara padanya, apa maksudnya semua ini!" panik Uki, yang masih menunggu kedatangan Yasmin.
Namun hingga malam hari, Yasmin tak kunjung datang. Seketika Uki mengingat bahwa tadi pagi sebelum Yasmin berangkat, ia tampak membawa tas besarnya berisi baju. Sontak Uki sadar Yasmin sengaja minggat dari rumah, kala melihat di kamarnya, tak ada lagi barang-barang pribadi istrinya itu.
"Tak mungkin juga kalau dia mau menyumbangkan pakaian dalamnya juga," lanjut Uki nelangsa.
Kondisi rumah seakan ramai kala Uki memberi tahukan surat gugatan cerai Yasmin padanya. Terlebih lagi sang ibu, yang merasa kelimpungan karena tak ada lagi yang menyokong dana untuknya. Sementara Winda, sedikit bahagia karena kini, dirinya lah satu-satunya istri Uki.
“Berarti kamu tak perlu lagi menafkahi Yasmin ‘kan, Mas. Jadi bagaimana, kita bisa pindah 'kan?" tanya Winda yang masih berusaha membujuk suaminya.
Tak menjawab, Uki masih terdiam merenungi kertas di tangannya itu. “Yasmin.”
Selama ini, rumahnya memang selalu ribut, tapi kali ini ributnya begitu berisik hingga memekik hati.
Hingga keesokan paginya, Uki mendatangi kantor Yasmin untuk berbicara dengannya, tapi sayang, satpam mengatakan bahwa karyawati yang bernama Yasmin tak bekerja di sini lagi. Hatinya kembali hancur. Istri pertamanya itu menghilang bak ditelan bumi.
“Jadi apa maksudmu kemarin-kemarin begitu melayaniku, Yasmin?” sesal Uki meratapi kehilangan istri pertamanya.
###
Sementara itu, pagi ini Ethan menghubungi Yasmin yang baru saja akan berangkat kantor. Ethan meminta Yasmin tak berangkat ke kantor barunya, melainan ke sebuah restoran yang ditunjuk. Dengan kebingungan, Yasmin menanyakan apa yang harus dilakukannya di restoran itu pada bosnya itu.
“Pura-pura saja kamu makan di sana. Resto itu punya Kenny, pagi hari dia selalu ada di sana untuk sarapan, karena memang sedari jam 6 pagi mereka sudah buka, baru setelah menjelang siang dia akan berangkat ke kantornya. Ojekmu sudah tahu alamatnya. Tugasmu dimulai dari hari ini!” titah Ethan lalu menutup teleponnya.
Yasmin pun dibuat kesal atas sikap Ethan yang tak jelas memberi petunjuk. “Terus aku harus apa di sana? Pura-pura makan saja? Lalu?”
Kekesalannya seolah menjadi hormon bahagia kala mendapati notifikasi m-banking senilai 1 juta rupiah masuk ke dalam rekeningnya. Tanpa pikir panjang, ia lalu menghubungi ojek yang sudah ditugaskan Ethan untuk mengantar jemputnya. Hingga tak lama, ojek Yasmin datang dan mereka pun bergegas pergi menuju resto Kenny.
Meski menerjang kemacetan ibukota, jarak yang tak begitu jauh dari kos Yasmin, membuatnya sampai di restoran Kenny hanya dalam waktu 15 menit.
Yasmin lalu memberanikan diri masuk ke dalam dan memilih salah satu meja. Baru juga jam 7 pagi, tapi resto milik Kenny itu sudah ramai pengunjung. Berdasar dari pencariannya di internet, resto itu masuk salah satu resto rekomendasi, karena buka lebih pagi dari resto lainnya. Sehingga banyak yang nyaman untuk menikmati sarapan di sana.
Dilihatnya sekeliling restoran, mencari-cari di mana Kenny, sesuai dengan foto yang sudah ditunjukkan Ethan kemarin.
Meski gugup, tapi Yasmin seakan sudah pasrah bila ia gagal menjalankan rencana Ethan, dan bersedia bekerja untuk mengembalikan semua yang sudah Ethan beri. Ia hanya akan berusaha semampunya, karena membuat seseorang jatuh hati bukan lah hal mudah, apalagi seorang pengusaha seperti Kenny. Sedangkan dirinya hanya lah gadis kampung yang tengah merantau ke Jakarta semenjak menikah.
“Halo,” sapa seorang lelaki yang seperti familier dengan Yasmin.
Kenny.
Lelaki yang diyakini adalah Kenny itu menyapa Yasmin. “Kamu baru ke sini ya? Sori, untuk memesan menu kamu bisa ke sebelah sana ya,” tunjuknya.
Seketika Yasmin menahan malunya. Ia lalu mengangguk dan berdiri, menuju tempat pemesanan menu. Kenny lalu menyusul di belakangnya.
Hingga saat Yasmin akan kembali ke mejanya, ternyata sudah terisi oleh pengunjung yang lain. Ia semakin gugup karena ini baru pertama kalinya pergi ke sebuah restoran. Semenjak pindah ke Jakarta, ia belum pernah diajak Uki ke tempat-tempat seperti ini.
Saat matanya mulai mencari tempat duduk yang kosong, Kenny kembali menghampirinya dan menawarkannya duduk di tempat VIP karena masih banyak yang kosong.
“Apa tidak apa-apa? Soalnya aku tidak reservasi terlebih dahulu," jawab tanya Yasmin meragu.
Kenny tersenyum, lalu mengantarnya ke salah satu meja VIP.
“Apa bayarnya lebih mahal?” tanya Yasmin lagi dengan polosnya.
Kenny kembali tertawa dengan tingkah Yasmin. Ia pun memberikan pemahaman bahwa khusus untuk Yasmin, ia tak akan mengenakan tambahan biaya. Hal itu juga sebagai permintaan maafnya karena banyak meja telah terisi, hingga perempuan di hadapannya itu tak mendapat tempat.
Yasmin lalu mengucapkan terima kasihnya, dan memuji sikap ramah Kenny. “Maaf, kamu manager, pelayan, atau pemilik di sini? Terima kasih sudah ramah. Senang sekali bertemu denganmu.”
Yasmin lalu mengulurkan tangannya bermaksud berkenalan dengan lelaki tersebut. “Jasmin."
Kenny dengan ramah membalas uluran tangan Yasmin. “Aku Kenny, manager di sini.”
Sontak Yasmin sedikit berpikir, mengapa keterangan Ethan berbeda dengan yang Kenny ucapkan, bahwa Kenny bukan lah pemilik, melainkan managernya.
Mereka lalu tampak mengobrol, sebelum akhirnya pesanan Yasmin datang, dan Kenny mempersilakannya untuk menikmati hidangannya.
Sementara Yasmin juga mempersilakan Kenny tetap menemaninya jika tak sedang sibuk, dengan alasan ia sangat jarang bertemu dengan orang yang ramah saat di Jakarta.
“Kamu merantau? Kerja atau kuliah, di mana?" tanya Kenny seakan masih ingin mengobrol dengan Yasmin.
Sesuai pengarahan dari Ethan, bahwa ia harus mengaku single dan bekerja di perusahaan milik Fero, yang bergerak di bidang pabrik makanan setengah jadi.
Tampak Kenny juga menanyakan di mana Yasmin tinggal dan ia juga berbasa-basi menanyakan bagaimana rasa makanan yang Yasmin icip.
"Oh, aku ngekos di sini, Ken. Kalau untuk makanannya enak sekali, aku suka. Aku beri bintang 10 hehe, maklum aku jarang makan di resto mewah seperti ini." Yasmin pun memuji menu yang ia coba.
Selesai menyantap makanannya, Yasmin segera berpamitan pada Kenny. “Kenny, terima kasih sudah memberikan tempat duduk spesial, juga menemaniku makan dan ngobrol. Senang sekali bisa berkenalan denganmu. Aku pasti akan sering ke sini untuk makan, meski harganya sedikit mahal untukku. Aku pamit ya, karena harus segera ke kantor.” Ia lalu bersiap pergi, setelah meninggalkan uang tunai di atas nota yang sudah ditempel di atas meja.
“Jasmin,” panggil Kenny yang ikut berdiri, dan meminta izin untuk bertukar nomor ponsel degan Yasmin.
Dengan senang hati Yasmin memberikan nomor ponselnya untuk Kenny, karena itu artinya usahanya selangkah lebih maju. “Terima kasih sekali lagi sudah mau berteman denganku, Kenny,” ucap Yasmin lalu bergegas pergi.
Di salah satu sudut restoran, tampak seorang lelaki bertopi dan berkacamata hitam, berada di salah satu meja yang sedikit jauh, mengawasi percakapan antara Yasmin dan Kenny.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments