Sama-sama terdiam, Uki memandangi istrinya, lalu bersimpuh di hadapannya.
“Aku minta maaf. Aku khilaf. Aku pikir ini hanya kenakalanku saja yang wajar ketika menaksir wanita lain, tapi ternyata aku kebablasan,” ucapnya menyesal.
Tetap diam, pandangan Yasmin kosong lurus ke depan.
“Aku tidak akan menceraikanmu, Yas, aku janji. Aku masih menyayangimu,” ucap Uki pelan.
Berusaha menguatkan hatinya, Yasmin menanyakan kapan perbuatan hina itu mereka lakukan, dan sejak kapan mereka memiliki hubungan terlarang itu.
“Maafkan aku, Yas, aku jatuh cinta padanya ketika dia baru masuk di kantorku, 7 bulan lalu. Hubungan kami sudah berjalan 5 bulan, dan semenjak saat itu kami berhubungan badan beberapa kali di rumah kontrakannya. Sekali lagi aku minta maaf, Yas, aku benar-benar khilaf, aku tergoda padanya. Perhatiannya, penampilannya, semuanya, membuat aku terkesima. Sedangkan kamu, kamu seakan tak bisa memenuhi hasratku, aku lebih tertarik padanya,” jawab Uki membuat air mata Yasmin tak bisa lagi keluar.
Sejujurnya masih banyak yang ingin dikatakan tentang keluh kesahnya selama ini, tapi seakan semua sia-sia. Sudah terbiasa lamanya, ia memendam perasaannya sendiri. Suami sebagai satu-satunya teman yang ia miliki di Jakarta pun seakan tak bisa menjadi tempatnya bercerita.
“Nikahi saja dia kalau memang kamu mau.” Entah sekuat apa hati Yasmin saat itu, ia hanya mengingat pesan Ethan untuk tetap bertahan.
###
Keesokan paginya, rutinitas berjalan berlalu seperti biasanya. Winda menjemput suaminya di rumah. Yasmin pun sudah tak peduli dengan itu semua. Ia juga sudah pusing dengan pertengkaran antara Lisa dan mertuanya.
Tanpa berpamitan, Yasmin berangkat kerja, tak memedulikan panggilan Uki padanya.
“Apa Yasmin sudah tahu, Mas? Mungkin dia belum bisa menerimanya. Biarkan saja, dia butuh waktu,” ujar Winda tanpa rasa bersalah.
Seakan setuju dengan ucapan selingkuhannya itu, Uki melajukan motornya.
Hingga sampai kantor, Yasmin segera menemui Ethan di ruangannya. Meski awalnya tak diizinkan oleh body guard bosnya itu, tapi Yasmin tetap memaksa masuk. Terpaksa, Ethan mengizinkan Yasmin menemuinya, lalu meminta body guardnya keluar ruangan.
“Ada apa? Aku sedang sibuk,” ketus Ethan.
Dengan mata bengkak dan sembab, Yasmin berusaha menyeka air matanya yang tak dapat ditahannya lagi, padahal semalam sudah mengering.
“Saya mundur. Saya sudah tak ingin melanjutkan pembalasan dendam ini. Semuanya sudah terlambat, saya hanya ingin segera bercerai dengan suami saya!" Yasmin mencoba mengeraskan suaranya agar terdengar Ethan, meski ia tak sanggup berbicara keras.
“Tidak bisa! Semuanya sudah berjalan, kamu tidak bisa menghentikannya semaumu!” sahut Ethan tegas.
Setengah menunduk, Yasmin berusaha mengatur suaranya agar dapat lebih menggelegar, agar bosnya itu merasakan apa yang ia rasakan. “Suami saya sudah menghamili selingkuhannya, apa saya tetap harus bertahan? Tidak! saya tidak bisa!”
Yasmin lalu mendekati Ethan. “Saya mau berhenti!” teriaknya keras hingga membuat Ethan berusaha mengendalikan kekecewaan Yasmin.
“Kamu sudah menandatangani kontrak denganku!” teriak Ethan lebih keras.
Memberontak, Yasmin memukuli Ethan. Ia bahkan menantang bosnya itu. Dengan lantang ia katakan tak takut padanya jika akan dibunuh sekali pun. Hidupnya memang sudah berakhir.
Sementara Ethan terus berusaha menghentikan pukulan dan amukan dari Yasmin, hingga tak sengaja mendekapnya agar Yasmin lebih tenang.
Seketika Yasmin terdiam, hanya air matanya yang masih berbicara. Suasana menjadi hening, hanya terdengar isak tangis Yasmin yang semakin menjadi. Tak kuasa, seorang bos yang juga merangkap menjadi seorang mafia dengan sikap dinginnya, meneteskan air matanya. Seketika ingatannya kembali pada memori puluhan tahun lalu. Seakan energi Yasmin bisa ia rasakan, saat ia merasakan kembali kepahitan kala itu.
Ethan lalu melepaskan pelukannya, setelah ia menyeka setetes air mata yang baru saja terjatuh di pipi tirusnya. “Dengarkan saya! Lanjutkan pembalasan dendammu sampai tuntas! Matikan perasaanmu, bertahanlah demi rencana ini berhasil. Kamu sudah kalah, jangan bawa kekalahanmu ini sampai akhir! Percaya padaku! Patuhi semua yang saya mau dan kamu akan berterima kasih padaku!”
Ethan lalu meminta Yasmin menghapus air matanya, dan kembali bekerja.
Hingga seharian ini Yasmin lalui seperti biasa. Bekerja dan merawat diri. Dalam 1 minggu, Ethan hanya memberinya waktu libur 2 hari untuk bekerja maupun perawatan. Tapi sore ini berbeda dengan biasanya.
Selesai Yasmin menjalani perawatan, ia tidak langsung diantar pulang, melainkan diantarkan ke salah satu hotel berbintang lima. Ethan sengaja memberikannya waktu sendiri malam ini, untuk menenangkan pikirannya. Diberikannya juga 1 baju tidur dan 1 baju ganti, yang sudah tersedia di atas kasur.
“Kenapa Pak Ethan sampai memberikanku semua ini?”
Sementara itu, Uki yang membawa Winda ke rumah sepulang kerja, bermaksud jujur akan kehamilan Winda pada ibunya, sesuai janji Uki yang akan bertanggung jawab menikahinya bila ternyata Winda benar-benar hamil.
“Lalu Yasmin bagaimana? Apa dia sudah tahu?” tanya sang ibunda pada Uki.
“Sudah, Bu. Yasmin bahkan sudah mengizinkan kami menikah,” jawab Uki jujur.
Uki juga menjelaskan bila mereka akan segera menikah dalam minggu ini, karena kehamilan Winda sudah semakin terlihat. Kehamilan Winda yang tanpa disadari sudah berusia 3 bulan itu, akan membuat warga curiga jika tak lama lagi ia lahiran. Winda yang yatim piatu dan tak punya siapa-siapa lagi, bisa segera dinikahkan dengan wali hakim dari KUA.
Dengan percaya dirinya, Uki mengatakan pada ibunya jika mereka akan tinggal di rumah kontrakan Winda, Uki akan berusaha adil pada 2 istrinya, dan akan tidur bersama mereka secara bergantian.
“Apa Winda mau tetap bekerja kalau sudah punya anak nanti? Ini si Lisa saja masih kebingungan anaknya tidak ada yang mengasuh. Ibu tidak mau kalau harus mengasuh anakmu juga. Punya mantu 3 tapi merepotkan semua,” timpal Bu Emy memandangi Lisa yang juga ada di ruangan yang sama.
Dengan ramah Winda mengatakan bahwa ia sudah sepakat akan keluar dari pekerjaannya tak lama lagi, karena malu pada teman-teman kantornya dengan perutnya yang semakin membesar.
Merasa Winda bisa membantunya di rumah, Bu Emy lalu meminta agar Uki dan Winda tak perlu tinggal di kontrakan Winda. “Lumayan ‘kan uang untuk kontrak rumah. Lebih baik tinggal di sini saja, di kamar Kinan. Nanti Kinan biar tidur bersama orang tuanya. Rumah ini biar bangunan lama, tapi luas. Kamarnya juga luas meski ya bukan kamar yang bagus. Dengan begitu, kalian bisa tabung uangnya untuk kebutuhan anak kalian nanti.”
Seketika Lisa dan Hangga terlihat keberatan dengan keputusan Bu Emy.
“Yasmin bagaimana, Bu? Apa dia mau kalau Winda juga tinggal di sini?” ragu Uki.
Dengan kejamnya Bu Emy meminta Uki untuk menceraikannya saja kalau Yasmin tak mau Winda tinggal di sini. “Lagi pula, lihat dia, sampai malam begini belum pulang juga, kerja apa sampai semalam ini? Semenjak dia kerja, dia jadi sangat sibuk hingga tak ada waktu untuk mengurusmu. Sudah kalian tidur di kamarnya saja malam ini!”
Uki yang sedikit terlihat gelisah saat Yasmin tak pulang, ke luar kamar lagi setelah mengantar Winda ke kamarnya.
“Yasmin ke mana ya, Bu, kok tidak pulang?” tanyanya saat sedang berduaan dengan ibunya di ruang tamu.
Dengan cuek dan santai Bu Emy menanggapinya. “Biarkan saja dia mau ke mana pun, kamu ‘kan sudah ada gantinya. Itu fungsinya punya 2, kalau yang 1 hilang masih ada 1 nya. Lagi pula semenjak dia kerja, belagu sekali istrimu itu. Tapi tidak apa-apa lah, setidaknya sekarang sudah ada yang akan bantu-bantu Ibu, si Yasmin biar menyebalkan, Ibu tahan-tahani saja, lumayan ada yang memasok bulanan. Jadi, 2 istrimu itu bisa sama-sama berguna, yang satu bantu Ibu di rumah, yang satu jadi pemasok uang.”
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
niktut ugis
Bu emi seorang ibu yg cuil otak nya
2024-03-02
1
🍁K3yk3y🍁
Mertua edan
2024-02-18
1
Rafika Adami
next
2024-02-03
1