Bab 5

Jawaban resepsionis tersebut seolah membulatkan dugaannya bahwa sang suami pasti sedang bersama Winda, selingkuhannya di kantor.

Hatinya semakin hancur kala mendapati rumah tangganya yang masih belum ada 2 tahun itu harus retak.

“Lebih baik aku meminta cerai saja, tapi aku tidak ada penghasilan, bagaimana aku bisa menghidupi diriku sendiri nanti?” isak tangisnya semakin tak tertahan.

Hingga sore harinya, saat Yasmin baru selesai mandi, ia mendapati sebuah pesan singkat di ponselnya. Dari nomor tak dikenal tersebut, meminta Yasmin untuk mengecek emailnya karena surat undangan kontrak telah dikirimkan perusahaan kepadanya. Seketika senyumnya mengembang, dan dengan gugup, ia langsung membuka emailnya.

Pengumuman penerimaan hasil seleksi wawancara kerja PT Ethanos Development.

Selamat, saudari Yasmin Alaya, Anda diterima dan bisa menandatangani kontrak kerja esok hari pukul 8 pagi. Silakan melakukan konfirmasi jika berhalangan hadir.

Air matanya seketika menetes deras. Ia percaya, segala kesulitannya pasti akan selalu ada jalan keluarnya. Ia pun juga seakan tak peduli dengan kecurangan suaminya pada pernikahan mereka. Hanya bekerja dan bekerja yang ingin Yasmin lakukan, agar ia bisa membalas perbuatan suami, ipar, dan mertuanya itu yang sering meremehkan dan menjadikan dirinya babu semenjak ia menikah dengan Uki.

###

Keesokan paginya, Yasmin kembali bersiap untuk berangkat, setelah ia mengurus Kinan dan menyelesaikan pekerjaan rumah.

"Kalau aku sudah punya uang sendiri nanti, aku tak perlu lagi bergantung dengan Mas Uki, aku bisa pergi dari rumah neraka ini!” gumamnya sepanjang perjalanan menuju kantor.

Hingga saat ia tiba di kantor, satpam langsung memintanya untuk menemui Pak Ethan di ruangannya.

Namun, sebelum ia menuju ruangan bosnya itu, ia ingin ke toilet sebentar untuk merapikan penampilannya. Sembari ia membenarkan bajunya yang sedikit berantakan karena naik ojek, Yasmin mulai mengatur ritme nafasnya. Tak disangka, tiba-tiba ia mendengar seseorang yang berada di salah satu bilik toilet, sedang berbicara dalam panggilan telepon.

“Besok saja ya, aku masih di kantornya Bos Ethan pagi ini, habis ini mau ke salon dulu sebelum tempur nanti malam sama pejabat. Biasa, habis merayu si bos untuk memadatkan jadwalku. Sekalian tadi aku bilang sama bos, kalau aku tidak mau lagi menerima klien semalam. Bos pena itu mainnya kasar euy, mana bininya telepon terus.”

Deg.

Ia buru-buru membuka laman internet di ponselnya, untuk kembali memastikan bahwa perusahaan yang ia lamar beroperasi di bidang yang halal. “Benar kok, perusahaan properti, tapi kenapa dia bilang begitu ya,” gumamnya dalam hati.

Lalu tak lama, perempuan dalam bilik tersebut keluar dari toilet. Diperhatikannya baju dari perempuan itu yang begitu memperlihatkan lekukan tubuhnya. Diingat-ingatnya, saat ia melewati ruang kerja para karyawan, sepertinya tak ada yang memakai baju seperti itu.

Ia lalu buru-buru naik ke lantai 3, menemui bosnya.

“Pagi, Pak,” sapa Yasmin ketika mengetuk pintu yang terbuka.

Ethan mempersilakan Yasmin masuk dan duduk di hadapannya dan tanpa basa-basi, ia menyodorkan 2 lembar kertas perjanjian kontrak kerja, yang harus ditandatangani oleh Yasmin.

Entah mengapa, Yasmin tiba-tiba menjadi ragu. Ia takut jika tugasnya nanti tak sesuai dengan posisi yang ia lamar. Yasmin kemudian memberanikan diri untuk bertanya terkait tugas pekerjaannya nanti. “Saya kerja di bagian apa ya, Pak?”

“Balas dendam,” jawab Ethan singkat.

Yasmin terdiam, tak paham akan jawaban bosnya.

Melihat raut wajah Yasmin yang tampak bingung, Ethan menjelaskan sekali lagi, bahwa ia menerima Yasmin untuk membalaskan dendamnya atas perbuatan suami, mertua, juga iparnya, seperti apa yang ia katakan saat wawancara.

“Ta-tapi, Pak,” sela Yasmin.

Mereka tetap saling berpandangan. Yasmin yang masih belum paham, tiba-tiba memahami perlahan jika mungkin yang dimaksud bosnya itu adalah dengan ia diterima kerja, ia bisa memiliki penghasilan sendiri dan dengan begitu, ia tak diinjak-injak lagi oleh keluarga suaminya. Yasmin lalu menanyakan kebenaran pemikirannya.

“Salah! Saya menerima kamu di sini untuk membantu kamu membalaskan perbuatan suami kamu dan keluarganya. Saya akan menanggung semua biaya perawatan tubuh kamu, agar kamu tampak cantik dan seksi di mata suami kamu, seperti yang kamu inginkan kemarin. Saya juga akan berikan gaji untukmu setiap bulan seperti pekerja pada umumnya. Tunjukkan pada mereka, bahwa kamu telah berpenghasilan sendiri hingga tak bisa dijadikan babu di rumah mereka!” terang Ethan yang berdiri dari duduknya.

“Tapi saya kerja apa, Pak? Tidak mungkin ‘kan Pak Ethan memberikan gaji bulanan untuk saya, hanya untuk merawat diri?” Yasmin masih belum menangkap maksud dari bosnya itu.

Ethan lalu menjelaskan lebih rinci lagi, bahwa pekerjaan Yasmin hanya lah formalitas semata. Ia hanya diminta bekerja bak karyawan lainnya hanya sampai setengah hari. Setelahnya, Yasmin akan diantar ke klinik perawatan tubuh dan wajah ternama. Setiap hari ia akan diantar sopir dari kantor ke klinik, dan dari klinik ke rumahnya.

Seolah bisa mengaitkan dengan apa yang tadi pagi ia dengar di toilet, Yasmin seketika berdiri. “Apa Bapak mau menjadikan saya wanita malam, seperti wanita berpakaian seksi yang saya temui tadi di toilet?”

Ethan lalu memandangi Yasmin begitu tajam, kemudian menghampirinya. “Klien saya tidak akan ada yang tertarik denganmu! Jangan terlalu percaya diri!”

“Tanda tangani saja berkas ini dengan segera, dan kamu bisa mulai kerja hari ini! Dia yang akan menjelaskan tugasmu, juga mengantarmu di meja!” lanjut Ethan menunjuk seorang lelaki di sudut ruangannya.

Selesai Yasmin menandatangani berkas kerja sama tersebut, ia diantar oleh seorang lelaki muda berbadan kekar, sama seperti tubuh Ethan, hanya saja bedanya, Ethan lebih tampan.

“Ini meja kamu, silakan kamu masukkan data-data ini dalam file di komputer. Setelahnya, kamu bisa panggil saya untuk tugas selanjutnya!” perintah lelaki tersebut, kemudian meninggalkan Yasmin.

Yasmin celingukan memandangi setiap sudut ruangan yang diisi sekitar 15 karyawan. Yang membuatnya heran adalah 1 ruangan penuh dengan karyawan perempuan. Ia lalu bertanya pada karyawan di meja sebelahnya. “Mbak, permisi, apa di sini pekerjanya semua perempuan?"

Perempuan tersebut menggeleng. "Yang laki-laki ada di lantai 2, yang perempuan di lantai 3, 1 lantai dengan ruangan Pak Ethan."

“Kamu janda ya?” tebak perempuan tersebut yang diketahui bernama Nayla.

“Maksudnya?” tanya Yasmin tak paham.

“Rata-rata, pekerja perempuan yang Pak Ethan terima adalah kalau bukan single mom atau janda, ya deretan wanita-wanita tersakiti.”

Yasmin semakin bingung dibuat olehnya, kantor ini benar-benar aneh. Seakan trauma dengan kejadian tadi pagi di toilet, ia kembali mengaitkannya dengan status para pekerja wanita di sini. “Kita semua tidak akan dijadikan pekerja malam ‘kan?”

Nayla menoleh ke arah Yasmin dan memandanginya begitu lama. “Itu hanya bisnis gelap sampingannya bos.”

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!