Waktu terus berlalu hingga tahun pun berganti.
Satu tahun setelah pernikahan Mila. Rupanya Kasus menantu kebanggaan Heru Susanto terbongkar oleh pihak kepolisian dan diproses secara hukum.
Hampir seluruh perkebunan karet, sawit, sawah, peternakan sapi dan kambing milik Heru Susanto, satu per satu terjual dan tergadaikan. Demi menutupi kasus Narkoba dan Money game dari ulah suami Mila sekaligus untuk biaya perobatan jantung Heru Susanto. Tetapi usaha pria tua itu tetaplah sia-sia, karena rumah tangga Mila tidak bisa diselamatkan dan suami Mila harus mendekap seumur hidup di dalam sel tahanan.
Kehancuran itu dipercepat pula dengan gagalnya hasil panen yang terus merosot akibat cuaca dan wabah penyakit tanaman, hewan serta tagihan hutang Heru yang sudah menumpuk.
Puluhan karyawan Heru Susanto terpaksa diberhentikan karena tidak mampu memberikan upah kerja yang layak.
*
Mila Asyari memiliki seorang kakak bernama Wita Anjani. Ia juga berparas cantik lagi baik hati. Wita masih berusia 33 tahun dan sudah memiliki satu orang putri.
Bangkrutnya usaha mikro milik Heru Susanto di pedesaan itu. Diiringi pula dengan terbongkarnya kasus skandal perselingkuhan suami Wita bersama sekretaris pejabat hingga hamil dan sang suami lebih memilih menceraikan Wita lalu menikahi selingkuhannya yang jauh lebih kaya.
*
Suatu pagi yang menggemparkan di desa Suka Warna.
"Aaaaaa!" Jeritan kuat Heru menahan rasa sakit diarea jantungnya hingga meregang nyawa.
Dihujani masalah bertubi-tubi membuat kematian Heru begitu cepat bahkan Heru tidak sempat menuliskan wasiat atau pesan apapun kepada anak dan istrinya.
Heru Susanto terkenal dengan keangkuhan dan sangat kikir dalam berbagi sosial. Padahal ia memiliki hasil panen yang sangat berlimpah serta dianugerahi pula dua putri yang cantik dan cerdas. Mereka merupakan perempuan yang menjadi idaman pemuda-pemuda di desa itu.
Tidak hanya kepada Bagas. Setiap pemuda miskin yang berani mendekati putri-putri Heru. Pria itu pasti langsung menghardik bahkan tega meludahinya di depan umum.
*
Suami Wita dan Mila merupakan menantu pilihan Heru Susanto yang sering sekali ia banggakan di depan pemuda-pemuda miskin di desa itu saat mereka ingin mencoba mendekati Wita dan Mila. Tetapi sayangnya, kedua menantu Heru, justru hanya memberikan kesengsaraan kepada kedua putri kesayangannya dan menggoreskan trauma yang dalam untuk kembali membina rumah tangga.
*
Mila Asyari merupakan janda tergolong muda, karena masih berusia 25 tahun. Setelah lulus sarjana Akademi Keperawatan. Mila memilih menjadi asisten Bidan Puskesmas di desa suka warna. ia sudah terbiasa membantu perempuan-perempuan desa yang hendak melahirkan dan merawat bayi-bayi mereka yang baru lahir.
Gaji bulanan Mila tidaklah besar, cukup untuk dirinya saja. Namun Mila sangat bahagia karena ia banyak mendapatkan ilmu tentang dunia persalinan.
Sesekali Mila mendapatkan tips berupa uang, makanan dari keluarga yang berbaik hati di desa itu. Bahkan ada diantara mereka yang mengantarkan hasil bumi panen kepada Mila sebagai ungkapan terima kasih karena sudah berjasa merawat bayi yang lahir secara prematur.
"Alhamdulillah. Tidak besar, tapi ini sangat berkah dan membahagiakan hatiku!" batin bahagia Mila saat menerima tips uang dari keluarga pasien.
*
Tanpa sengaja Mila juga sering mendengar ucapan warga yang sedang bergosip tentang aib Ayahnya di puskesmas.
*
"Eh, itu Mila anaknya alm. Pak Heru yang sombong itu yah!"
"Benar!"
"Kok bisa? Anaknya baik dan tidak sombong tapi kelakuan Bapaknya itu lo, seperti Fir'aun, sangat suka menghina orang!"
*
"Ya Allah, Ampunilah dosa-dosa Bapak ku!" Doa Mila dalam tangis sujudnya.
*
Pukul 17.05 wib
Sehabis pulang bekerja. Mila sering singgah di kilang padi Milik Ayahnya yang sudah usang. Ia duduk termenung sambil menikmati pematang sawah nan luas hingga matahari terbenam, sekedar untuk melepas penatnya. Kerudung dinas kerja perempuan itu terlihat diterpa angin petang sawah yang luas. Dua bola matanya jauh menatap angan-angan yang tinggi, merenungi nasib yang tak seindah matahari senja.
Desa Suka Warna merupakan salah satu desa indah penghasil beras terbanyak dan terbaik di Indonesia.
"Mila!" Sapa lembut Wita memanggil sang adik dengan senyuman manisnya.
Dua bola mata Mila langsung tertuju cepat kepada kakaknya serta dua orang asing dengan berpakaian rapi yang fokus memandangi suasana kilang padi.
"Silahkan dilihat dulu yah Pak, ini kilang padi yang akan kita jual!" ucap manis Wita.
Dua orang asing itu merupakan calon pembeli kilang padi terakhir milik Heru Santoso.
***
Pukul 21.00 Malam.
Mila memberanikan diri memasuki kamar Wita.
"Mbak!"
"Ya!" Terlihat Wita sedang sibuk melipat pakaian.
Kenapa kilang Bapak yang terakhir itu dijual, bukan kah kita sudah sepakat. Kilang padi yang terakhir tidak boleh dijual, kecuali dengan kebutuhan yang sangat terdesak!" ucap protes Mila kepada kakaknya.
Wita sejenak terdiam.
"Mbak memiliki dua alasan, mengapa harus menjual kilang itu?
Pertama.
Seluruh sawah mIlik Bapak sudah 80% terjual. Kita tidak butuh kilang dan tidak ada karyawan lagi. Lagian, kilang itu akan dipergunakan oleh pemerintah untuk membantu para petani di desa. Jadi Mba pikir, lebih baik dijual saja. Sekaligus untuk membantu program pemerintah untuk kemakmuran petani di desa ini.
Kedua!" ucapan Wita terhenti dan reflek dirinya terisak menangis.
"Apa alasan yang kedua?" tanya Mila begitu penasaran.
Wita bangkit dan mengusap air matanya. bergerak membuka laci lalu mengambil beberapa berkas hasil tes kesehatan ibunya dari rumah sakit, tepatnya satu Minggu yang lalu.
Tidak mampu menahan airmata
Wita menyuruh Mila melihatnya secara langsung. Mila yang berkerja di bidang kesehatan, begitu cepat membaca hasil tes darah milik ibu mereka.
Wirda Agustina mengidap kanker payudara ganas stadium 2 dan harus segera dioperasi.
"Hiks...hiks...hiks...!" Berkas itu seketika terlepas dari tangan Mila dan terjatuh ke lantai.
Kedua kakak beradik itu berpelukan hingga putri kecil Wita terbangun dan ikut menangis.
"Sampai kapan cobaan kita ini berakhir mbak, Mila sudah tidak sanggup!" rengek Mila.
"Apakah sebenarnya, Allah sedang memberikan azab kepada kita kak dan mengabulkan sumpah dari orang-orang yang sering sekali Bapak hina...hiks...hiks," tangis pecah Mila merasa putus asa.
"Tenanglah sayang, semua akan baik-baik saja!" ucap Wita menguatkan adiknya.
"Mila takut banget mbak...Hiks...hiks..., kita sudah kehilangan Bapak, kita juga sama-sama sudah bercerai, apakah ibu juga akan pergi...hiks...!"
"Mila takut!"
"Mila. Kau harus percaya. Allah itu sayang banget kepada kita, Allah pasti akan jagain kita, seperti yang selalu ibu sampaikan!"
Ketiganya saling berpelukan.
***
Malam di Ibukota Jakarta.
Bagas Angkara dan Tyas putri Hidup berbahagia. Keduanya tengah menanti kelahiran anak pertama mereka.
"Sayang! Berapa lama lagi sih, kamu melahirkan?" tanya Bagas menatap manja sang istri.
"Hem, mungkin sekitar satu bulan lagi?"
"Oh Iyah?"
"Hem!" angguk manis Tyas.
"Yes! Bakal jadi seorang Ayaaaaah!" teriak bangga Bagas membuat sang istri tertawa bahagia.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Kᵝ⃟ᴸ🤡
kasian sekali Mila, sabar ya
2024-07-09
2
𝐈𝐅𝐈𝐅𝐀𝐘 📴
perjodohan emg gk selalu berjalan baik, ya berarti emang bukan jodohnya Mila, Bagas sekarang juga sudah bahagia dgn keluarga kecilnya
2024-07-02
1
@ Teh iim🍒🍒😘
Bagus ceritanya..
2024-04-30
1