Ketika Cinta Tak Mampu Berdusta
"Hahahaha!"
Tawa menggelar dari seorang pria paru baya, Heru Susanto kepada pemuda bernama Bagas Angkara.
"Bagas, jadi kedatangan kamu kesini ingin melamar putriku, Mila Asyari?"
"Benar sekali Pak!" Angguk senyum Bagas penuh keyakinan.
"Memangnya kamu sudah punya apa?" tanya Heru dalam pandangan mata melotot tajam diiringi senyuman yang sinis. Seketika itu pula senyuman Bagas berganti dengan wajah ketegangan.
"Lihat ini?" Heru menunjukkan profil serta aset-aset kekayaan calon suami Mila dengan bangga kepada Bagas.
"Minimal kamu harus bisa seperti dia, baru berani datang kesini!" ucapan Heru yang sombong.
"Tapi Pak, Bagas akan bekerja keras untuk membahagiakan Mila!"
"Uhk...uhk...!" mendengar ucapan Bagas, spontan Heru terbatuk-batuk dan kembali menyeruput kopi hangatnya.
"Sudahlah, sekarang lebih baik kamu pulang saja! Karena Mila akan segera saya nikahkan dengan pria bangsawan. Pria yang lebih pantas untuk dirinya," ucap lantang Heru bersikap menyepelekan Bagas.
Raut wajah Bagas begitu terlihat emosi dan sakit hati.
"Baiklah kalau begitu Pak?"
"Permisi!" Bagas bergegas bangkit dan melangkah menuju pintu keluar.
"Hei Bagas! Masih banyak gadis miskin di desa ini yang bisa kau nikahi. Pria pas-pasan seperti kamu itu harusnya sadar diri, ngaca...Hahahaha!" Tawa bahagia Heru membuat hati Bagas semakin terbakar sambil mengepal kuat tangannya lalu pergi begitu saja.
Mila reflek mengintai kepergian Bagas dengan wajah kecewa dari balik tirai kamarnya. Gadis itu terlihat panik hingga berlari keluar dari kamarnya dan bermaksud mengejar Bagas.
"Mas Bagas!"
"Hei...Mau kemana kau?" dengan cepat tongkat Heru Susanto menghadang putrinya dan bergegas menutup pintu.
"Pak! Mila itu hanya mencintai Mas Bagas, Mila tidak ingin menikah dengan pria kaya itu!"
"Hei! Dasar otak lemot! Apa kau mau hidup miskin dengan pemuda yang pas-pasan seperti Bagas? Hutang ibunya saja masih ada sama Bapak. Bagaimana mungkin dia bisa menyenangkan hidupmu nanti!" hentak keras Heru.
"Tapi Pak!"
"Masuk!" Bentak keras Heru menyuruh Mila segera masuk ke dalam kamar. Gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menangisi cintanya yang tidak bisa bersatu.
"Mila!" Bentak Heru.
Jika kau berani kawin lari bersama Bagas. Bapak akan bunuh pemuda itu di depan matamu, mengerti kau!"
"I..Iyah Pak!"
*
Dalam kesempatan terdesak. Terlihat Bagas mengejar Mila lalu meraih tangan gadis itu dengan cepat.
"Mila!"
"Mas Bagas!" ucap terkejut Mila tampak ketakutan jika ketahuan oleh anak buah Ayahnya yang selalu berpatroli di seluruh penjuru desa.
"Aku sudah yakin akan menikahi kamu, ikutlah bersamaku!" ucap Bagas menarik tangan Mila. Pemuda itu sudah berencana akan melakukan kawin lari bersama sang kekasih.
"Tidak Mas, aku tidak bisa!" jawab tegang Mila melepaskan pegangan tangan Bagas.
"Kenapa?"
"Jika Bapak tau, kamu pasti akan dibunuh, Mas!"
"Mila, itu hanya gertakan Bapak mu saja. Aku punya Paman angkat yang bisa aku andalkan di Jakarta, kita bisa hidup disana, mulai dari nol!" bujuk rayu Bagas yang sudah benar-benar siap membawa Mila.
"Mila, percayalah padaku, aku tidak akan menyia-nyiakan kamu!"
Gadis itu hanya bisa menunduk sedih, ia begitu dilema berat harus memilih cinta atau keluarganya. Namun wajah sang ibu terbayang dibenak Mila. Sedari kecil, ia sudah dididik tidak boleh membantah orang tuanya.
"Maaf Mas, tapi Mila tidak bisa?"
Mendengar Jawaban Mila, Bagas sontak berlutut meminta permohonan cintanya.
"Mila, aku sangat mencintai kamu, tolong jangan menikah dengan pria itu, kau tidak akan bahagia. Ikutlah bersamaku. Mila, aku bersumpah akan berjuang keras membahagiakan kamu!" ucap Bagas dengan mata berkaca-kaca, berharap Mila berpihak kepada dirinya.
Tiba-tiba terdengar suara Lantang Heru memanggil putrinya.
"Milaaaa!!!!"
Heru membawa tiga orang anak buahnya.
Melihat gerak-gerik Bagas yang ingin membawa Mila pergi. Heru langsung naik pitam.
"Kasih pelajaran anak itu!" perintah Heru pada anak buahnya.
"Pak jangan, Bapak jangaaaaan!" Jerit keras Mila kepada Ayahnya.
"Bruk!"
"Brak!"
Terjadi duel sengit yang menegangkan. Terlihat Bagas berusaha melawan, namun ia kalah dengan 3 orang bodyguard Heru yang bertubuh besar.
Dalam kondisi babak belur, Bagas masih melihat Mila dibawa paksa oleh Ayah Mila.
Pemuda itu mulai melap darah di pelipis dan hidungnya. Kemudian bersandar kelelahan dengan wajah meringis, kecewa dalam perasaan hati yang sangat hancur.
Dalam tangis kecilnya. Bagas teringat dengan kenangan manis bersama Mila. Mila adalah kembang desa yang cantik dan sopan. Ia juga satu-satunya gadis yang berhasil menggetarkan hati Bagas sebagai cinta pertamanya. Pemuda itu begitu sedih tidak bisa mempertahankan sang kekasih dari perjodohan kolot orang tuanya.
"Kenapa ada seorang Ayah yang kejam seperti Heru?" ucap kesal Bagas.
"Awas kau Heru, lihat saja nanti, akan ku buktikan, aku bisa menjadi lebih kaya dan jauh lebih hebat!" ucapan dendam Bagas yang menggelegar.
Tidak tahan melihat pernikahan Mila Asyari dengan pria lain. Bagas memilih berangkat ke Jakarta dan meninggalkan kampung halamannya.
***
3 Tahun sudah berlalu.
Rasa dendam dan kecewa yang besar memicu Bagas bekerja keras dengan Paman angkatnya di ibu kota. Siapa yang menduga. Bagas akhirnya sukses menjadi pebisnis tambang dan properti bersama Paman angkatnya.
Hari berganti hari dan tahun pun berganti. Bagas kembali pulang dengan penampilan yang superior, setelah berhasil membangunkan rumah yang megah untuk ibunya dan membesarkan usaha kain selendang sutra sebagai usaha mereka sejak dulu.
Bagas berhasil pulang dengan membawa mobil termewah yang belum pernah dimiliki orang desa disana. Hal itu sempat menjadi perbincangan heboh dan histeris oleh sejumlah orang-orang desa atas prestasi kilat yang Bagas dapatkan.
Tidak lama kemudian. Bagas juga menggelar pesta pernikahan mewah di desa itu dengan kekasih barunya dari Jakarta. Pesta termegah yang belum pernah terjadi di desa itu. Bahkan jauh dari kemegahan pesta Mila sebelumnya.
Penampilan Bagas dan Istrinya begitu mempesona bak putri dan pangeran kerajaan. Bagas menjadi kebanggaan putra terbaik dari desa suka warna. Disegani dan sangat terpandang.
Sementara kondisi Heru yang semakin hari semakin terpuruk serta jatuh miskin. Ia terserang penyakit jantung dan tersangka kasus-kasus tak terduga lainnya.
Ditengah kebahagiaan Bagas dan istrinya. Mila justru sedang melakukan proses perceraian sengit dengan sang suami yang ternyata seorang bandar narkoba dan money game.
Penampilan Heru juga tidak segagah dahulu. Ia tidak lagi memiliki Bodyguard handal, hanya tinggal seorang pria ringkih dan penyakitan.
Terlihat oleh Heru para penduduk berduyun-duyun gembira membawa sebongkah sembako.
"Hei...hei...! Darimana kalian dapat itu!" tegur kepo Heru.
"Dari Bagas Pak! Kalau Pak Heru mau, cepetan sana, Ntar! keburu habis!" celoteh mereka.
"Eh Pak Heru, ternyata. Mantan pacarnya Mila dulu, sudah jadi orang kaya raya sekarang, hebat dia, istrinya juga cantik!"
Puji orang-orang desa membuat Heru terdiam penuh penyesalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
𝘴𝓴yᄂₐᵣ Kᵝ⃟ᴸ🤡
bapaknya sombong dan matre pula🙈
2024-07-09
3
𝐈𝐅𝐈𝐅𝐀𝐘 📴
padahal Mila sama Bagas saling cinta tapi apa boleh buat Mila sudah dijodohkan dgn pria lain
2024-07-02
1
Nyai Iteung❤️
sombong sekali
2024-06-15
1