MY UNIVERSE (Coretan Wajah Aksara)
"Aakkhh.. " lolongan panjang keluar dari mulut pria yang masih berusia 17 tahun.
Di jam yang seharusnya pria ini berada di sekolah, namun tidak dengan Aksara Rafisqi Akalanka. Pria tampan dengan postur tubuh yang terlihat seperti orang dewasa, berotot di lengan dan perut. Aksa nama panggilan yang di cap sebagai bad boy, jauh dari kata pintar, hobby bolos dan yang paling parah Aksa tertinggal setahun di kelas sebelas. Aksara terlahir dari keluarga kaya raya, banyak tuntutan yang harus di penuhi dari kedua orang tua, hingga kini dirinya melawan keinginan kedua orang tua dan membuat ke-m dua orang tuanya mengelus dada dan berkata sabar-sabar.
"Nih bayaran Lo." Aksa melempar tiga lembar kertas berwarna merah pada seorang wanita sambil menggunakan celana lagi.
Wanita itu pergi setelah mendapatkan bayaran. "thanks lain kali panggil gue, oke." Ucap wanita sebelum pergi.
"CK. Gue gak pake barang dua kali, apalagi kendor model kaya Lo." ucap Aksa menusuk.
Wanita itu pergi tanpa memperdulikan kan ucapan Aksa, karena faktanya memang benar.
"Lambe lo Sa, pedes banget kaya cabe rawit." Kata Reno, yang baru keluar dari toilet. Bersembunyi dari kegiatan laknat sohibnya.
Aksa mengambil rokok dan menempelkannya di bibir, lalu membakar sebatang rokok itu.
Dirinya sekarang bersama Reno sedang berada di apartemen miliknya.
"Udah berapa hari Lo gak masuk?" tanya Reno yang sedang menuang air ke gelas.
"Maybe, seminggu."
"Gak akan naik kelas lagi lo kalau gini terus."
Aksa membuang kepulan asap di udara. "Iya si paling naik kelas."
"Di bilangin. Lo harus berubah Sa." sambung Reno.
Aksa menoleh Reno dan berkata. "Ajarin dong puh, sepuh." sambil tertawa.
Reno menghela nafas sabar.
Reno Zakariya satu satunya sohib Aksa yang tahan banting, kebal ucapan pedas seorang Aksa dan mempunyai stok kesabaran yang banyak, Reno sendiri bukan seorang murid yang cerdas cerdas amat, namun di banding Aksa- Reno lebih unggul dalam mempertahankan Absennya. Dalam kamus persekolahan Reno adalah tak apa tak pintar asal absen tak boleh bolong, begitulah bunyinya.
*
Sudah masuk tahun ajaran baru. Semua murid yang berstatus baru, berkumpul di tengah lapangan dengan terik matahari yang menyilaukan di pagi hari.
Semua anggota OSIS dan para guru juga ikut berkumpul di bagian depan dan tentunya tak terkena panasnya matahari pagi.
Dari kejauhan, terlihat seorang siswi cantik berkulit putih, dan rambut yang diikat dua sedang meringis karena kepanasan. Mengusap keringat yang mengucur di bagian kening dengan punggung tangan, lalu mengipas ngipas kegerahan.
"Zah Lo haus?" tanya Meca.
"Hem." jawab singkat Zah. "Gue minta minum." pinta Zah.
Meca memberikan segelas air dalam kemasan. "Diminum, dari pada lo pingsan."
"Thanks ya." Zah menusuk sedotan kecil lalu meminumnya sambil melihat kedepan.
Zah hampir tersedak karena melihat seorang pria yang tanpa rasa bersalah berjalan di depan, walaupun jalan di belakang para guru, tapi tetap saja tak sopan.
Zah memperhatikan pria itu hingga menghilang di balik tembok, belok ke arah belakang sekolah. Zah seperti tertarik pada pria itu, Perawakan tinggi, hidung mancung, acuh dan penuh dengan kebebasan. Itulah yang Zah liat pada pria yang lewat dengan percaya diri didepan, tanpa memperdulikan siapapun.
Zah menggigit bibir dan bergumam. "Siapa cowo itu?"
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments