JURNAL IV: KAMIL; S.A.R.

“Maksudmu apa Kamil!” seru General Manager Arfan kepada saya seiring berjalan menderapkan kakinya di atas tanah. Nadinya terlihat menjalar dari leher hingga ke sudut mata dia.

“Maksud saya adalah untuk menemukan anggota saya Pak!”

“Tidakkah kamu membaca Job-Desc-mu [6]?! Emang ada kata di situ yang mengizinkan kamu bertingkah seenaknya?! Memutuskan siapa yang menjadi Plt. [7] kamu tanpa konsultasi ke aku!”

“Saya sudah membacanya Arfan!” balas saya membalas seiring mengangkat map yang berisikan dokumen Job-Desc. “Kamu lihat sub-poin ini?! ‘BERTANGGUNG-JAWAB AKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN’!

“DUA KARYAWAN SAYA BARU SAJA TERTIMBUN DI BAWAH TANAH! APAKAH ITU CONTOH ‘MENSEJAHTERAKAN KARYAWAN’?

“TIDAK!

“SEKARANG, saya telah mempercayakan Bu Devi sebagai Plt. Manajer selama saya memimpin tim S.A.R. ini. Dua karyawan terbaik saya ada di dalam sana karena satu karyawan tidak mau mendengarkan arahan. Ini adalah bentuk tanggung jawab saya!

“Jika kamu ada masalah, ajukan SP III [8] atau PHK [9] kepada HR. Jika tidak, mending kamu kembali ke kantor dan telan gorengan yang akan menyumpal hatimu dalam empat tahun Arfan!

“Kita semua tahu, kamu tidak pernah melakukan apa-apa. Hanya aku, sebagai manajer, dan supervisor yang bekerja di lapangan!

“Sedangkan kamu, kamu hanya duduk di belakang meja putihmu dan melaporkan kepada yang di atas! Jika tidak ada kerjaan lain, apa yang kamu lakukan? Hanya menelan cemilan dan minuman yang memperpendek umurmu sepuluh tahun.

“Setidaknya, jika umurku pendek, itu karena aku berupaya untuk mencari dan menjamin kesejahteraan anak-anakku!”

Darah di dalam nadinya memompa semakin cepat. Urat mata terukir semakin jelas pada bola matanya. Gigi dia saling bergesekan menahan teriakan. Namun, dia tidak memiliki balasan lebih sehingga amarahnya ia telan.

Dia kemudian berbalik kanan dan meninggalkan saya. “Terserahmu sudah!” serunya.

Saya membelakangi manusia mengesalkan itu dan kembali mengawasi kegiatan Tim S.A.R. Mereka telah menyiapkan sistem tali-temali untuk menurunkan beberapa karyawan ke dalam lubang berdiameter 15 meter di hadapan kami.

Saya menegaskan kepada semuanya agar tidak ada kendaraan maupun alat berat di radius 100 meter dari lubang.

Kemudian, seorang karyawan membawakan harness [10] untuk saya gunakan. “Bapak yakin akan ikut turun ke sana? Kita sudah memiliki tim yang kompeten untuk melaksanakan kegiatan ini.”

Saya tidak langsung membalas dia. Saya berkata dengan perlahan, “Apakah kamu ingin saya menjelaskan lagi?”

Kaki karyawan itu mulai goyah. Dia mendengar rasa kesal saya. “S-si-siap, dimengerti Pak!” balasnya seiring bergegas meninggalkan lokasi.

Tiba-tiba, saya merasakan sebuah genggaman pada bahu saya. Saat saya menghadap ke belakang, sebuah wajah yang familiar menyambut.

“Masih ingat saya Pak Kamil?” tanyanya dengan senyum yang tegas.

“Saya mengenal wajahmu. Tetapi…, saya belum pernah mendengar namamu.”

“Saya yang mendampingi Bapak saat hari pertama perawatan Bapak. Oh ya,” lanjutnya seiring menjulurkan tangan kanannya. “Saya Bernard Utoyo.”

Saya menjabat tangannya, “Kamil.”

“Jujur, sebagai Petugas Rescue yang bertanggung jawab terhadap penyelamatan Bapak, saya seharusnya memaksa Bapak untuk tetap istirahat.

“Tetapi…, melihat kejadian tadi…, saya harap saya tidak menyinggung Bapak?”

“Oh tidak apa-apa,” balas saya sebagai formalitas. “Anda hanya melakukan tugas, memastikan kesehatan saya. Saya yang berterima kasih pada Bapak.

“Tetapi, mohon juga bantuannya menjaga saya selama kegiatan S.A.R. ini ya,” lanjut saya merangkul bahu Karyawan Rescue itu.

“Copy [11] pak!” balasnya terkekeh malu. Kemudian dia melanjutkan, “Kira-kira, apakah Bapak perlu bantuan untuk memasang harness-nya?”

“Saya percayakan kepada Pak Bernard saja. Saya percaya anda lebih paham daripada saya.”

“Baik Pak."

***

Sekarang, saya serta lima orang Karyawan Rescue berdiri saling berhadapan. Sebuah tambang rotan setebal 3 cm terbaring di hadapan kami, bersiap menuntun ekspedisi ini.

“Pak Kamil, dipersilahkan untuk membimbing kami dengan Pengumuman Keamanan Kerja!” ucap Bernard.

“Oh, terima kasih atas kehormatannya Pak Bernard. Tapi, saya percaya anda yang layak memimpin. Mari Pak!”

“Baiklah.

“Perhatian semua!

“Saat ini kita akan memulai ekspedisi Search and Rescue! Sejumlah saudara kita tenggelam di bawah bumi Kalimantan dan kita akan menjemput mereka pulang. Hidup atau mati!

“Kita semua tahu lempengan ini rawan kolaps. Itulah alasan, tambang ini diulurkan 100 meter dari kawah dan diikatkan pada trunk support [12] mobil D-Max! Ketika kolaps merambat, mobil dapat memindahkan jangkar!

“Tentunya kita merisikokan luka. Namun, itu lebih baik daripada terperangkap.

“Di-copy?!” seru Karyawan Rescue itu.

“COPY!!!”

“Baiklah, mari kita bergerak rekan-rekan!” seruku memulai kegiatan.

Kami semua mulai berjalan mengikuti arah tali ke dalam kawah. Karabiner harness kami terikat pada tambang tersebut, menuntun kami ke dalam kawah maut.

Hanya satu hal yang muncul di benak saya selama perjalanan, “Maut terlalu mudah bagimu Harian. Saya akan memastikan kamu hidup dan menyaksikan apa yang akan saya perbuat. Kamu harus bertanggung jawab!”

Tiba-tiba kepala saya terasa seperti ditekan. Sebuah dengungan berupaya melubangi gendang telinga seiring saya mendengar “SALAHMU! SALAHMU! SALAHMU!

“TANGGUNG JAWAB!!!”

Suara itu begitu menyakitkan, saya pun tumbang ke permukaan tanah pada meter ke 80 dari jangkar.

Dua orang Karyawan Rescue bergegas mendekati saya yang sedang meronta kesakitan. “Pak Kamil!” seru Bernard. “Ada apa Pak?!

“Kamu, bantu luruskan tubuh Pak Kamil! Jangan sampai beliau mengalami epilepsi trauma!”

Kemudian, saya melihat gambar-gambar itu lagi seiring rasa sakit ini memeras kepalaku kering. Saya melihat ruang terkutuk itu. Sepuluh orang berdiri melingkari sebuah podium jati.

Podium itu kemudian dipecahkan dari dalam oleh sesuatu, seseorang. Saya kembali melihat dia, sosok api hitam.

Dia kemudian menyemburkan apinya kepada kesepuluh orang itu. Mereka sengsara terbakar dari dalam perut. Apinya mengepul pedih dari mulut dan mata.

Kemudian, dia mendekat pada saya. Wajahnya meleleh seiring suara lengkingan yang dapat membelah bumi berbunyi.

Saya pun terbangun. Keringat dingin mengalir pada seluruh tubuh saya.

Saya sekarang menghadap kepada Kelima Karyawan Rescue. Mereka mengambil kuda-kuda serta membentangkan tangan, menyeimbangkan diri.

Saya kemudian menghadap tanah dan mendorong diri untuk berdiri. “Ada ada semua?!”

“Jangan bergerak Pak!” seru seorang Karyawan seiring melangkah.

Seketika, kami melaju ke bawah tanah.

“AAARRGHHH!!!” seru kami yang melaju ke dalam kerak bumi. Sejumlah batuan, tanah dan lumpur menghajar kami dari langit.

“SEMUA PEGANG TALINYA!” seru Bernard.

Kami semua melaksanakan. Asap mengepul dari tapak tangan yang bergesekan dengan serat tambang.

Walaupun kami mengenakan sarung tangan, panasnya tetap membakar kulit. Saya pun mengerang kesakitan.

“EAARRGGHH!!!”

Perlahan, kaki saya menapak pada permukaan batuan. Saya tetap merasakan perihnya pertemuan tapak kaki saya dengan bumi, walaupun kami telah berjerih payah menghambat kecepatan.

Kemudian Bernard menyusul mendarat. Suara kerak retak terdengar kembali.

Saya dan Bernard saling berhadapan. Kami bergegas merapat kepada dinding goa, mengalihkan arah mendaratnya keempat anggota ekspedisi kepada permukaan batuan padat.

Untuk sementara, saya merasa sedikit lega. Namun, tiba-tiba semua menjadi buram. Saya merasa mual.

“Pak Kamil? Pak Kamil!”

CATATAN

6. Job Desc\, detil atau daftar tanggung jawab sebuah jabatan pekerjaan;

7. Plt.\, singkatan dari "Pelaksana Tugas/Tanggung Jawab". Umum digunakan untuk menyatakan seseorang sedang mewakili Penanggung Jawab Utama;

8. SP III\, "Surat Peringatan Terakhir". Umum diberikan kepada karyawan yang telah melanggar aturan atau tidak memenuhi tanggung jawab terlalu banyak. Peringatan ini menandakan Pemecatan atau PHK sudah dekat;

9. PHK\, "Pemutusan Hubungan Kerja" bahasa lain dari pemecatan;

10. Harness\, perangkat yang terbuat dari kain kanvas atau kain nylon. Umum digunakan untuk pengamanan pekerjaan pada ketinggian;

11. Copy\, bahasa radio untuk menyatakan "mengerti". Umumnya karyawan tambang menggunakannya untuk keseharian karena terbiasa;

12. Trunk Support\, sebuah rangka besi yang umumnya di-las atau dibaut kepada bak truk pick-up.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!