Reta sudah membaik dan dia segera bersiap untuk menggantikan sif temannya, sebelum temannya pulang Reta membantu merapihkan barang dan lainnya. Melihat Reta mambantu temannya merasa khawatir dan menyarankan untuk tetap beristirahat,
" kenapa kamu bangun Ret, istirahat saja dulu jangan dipaksain kalo masih sakit " tanya temannya
" lebih baik membantu daripada harus tiduran terus " . Mendengar jawaban Reta temannya pun hanya melontarkan senyuman padanya dan melanjutkan kembali pekerjaan yang belum selesai.
" akhirnya selesai juga, aku pulan dulu ya Ret, nanti pulangnya jangan terlalu malam sekarang banyak kejadian yang kurang baik, tau kan " mengingatkan sembari melangkah menuju ruang pegawai. Reta mengiyakan dengan anggukannya.
Reta mulai mengambil pergantian sif nya, seperti biasa di saat gak ada pembeli Reta membuka buku dan membaca nya, sesekali melihat ke arah luar melihat orang-orang yang sibuk lalu-lalang di jam malam, ada yang berjalan berpasangan, bergerombol ada pulang yang bercanda dengan teman-teman dan banyak yang lainnya.
Sebuah pemandangan yang lainnya membuat Reta terus mengamatinya, penasaran dengan apa yang di lakukan tiga orang remaja yang dimana salah satunya terlihat ketakutan dan dua lainnya merasa senang, seakan ada perundungan yang terjadi di sana, Reta terus mengawasi, tak sadar ada pembeli masuk dan akan membayar, tersadar saat si pembeli menepuk meja kasih, Reta pun terkejut dan meminta maaf lalu menghitung barang belian dan menjumlahkan, selesai transaksi pembeli meninggalkan toko. Reta pun kembali melihat ke arah tiga remaja tersebut namun mereka sudah tak ada, seketika matanya mencari namun tak bisa meninggalkan toko hanya bisa mencari dari dalam toko.
Waktu sudah mulai tengah malam, Reta mulai berkemas dan meninggalkan toko.
Berjalan perlahan dengan headset di telinganya dia bertemu dengan sang ayah yang sudah lama menunggunya di depan gang yang biasa dia lewati.
" ayah ngapain disini "
" ayah khawatir sama kamu " . Reta terus berjalan pelan dan di ikuti sang ayah.
" ayah melihat berita hari ini, lingkungan kita sedang rawan kejadian yang kurang baik, karena itu ayah memutuskan untuk menjemput kamu, ayah khawatir sama kamu ". Reta hanya mendengarkan dan tak berbicara apapun.
" oh iya kamu sudah makan, kita makan malam di kedai sana yang masih buka, kamu mau kan "
" aku gak lapar, ayah saja yang makan, aku mau pulang "
" temenin ayah makan, ayah gak mungkin makan sendirian, mau ya ". Tanpa ragu sang ayah pun menggandeng tangan Reta dan mengajaknya makan di kedai yang masih buka, meski dengan raut wajah yang kesal Reta mengikuti kemauan ayahnya untuk makan bersama. Karena mereka jarang makan bersama, ini momen yang baik bagi sang ayah, meski dia tau anaknya masih sangat membencinya namun kasih sayang sang ayah tak pernah lepas dan tanggungjawab untuk membesarkan nya dia lakukan, meski dengan pekerjaan seadanya dia bisa sedikit membantu dalam perekonomian, hidup satu atap namun mereka saling acuh, meski begitu sang ayah terus berusaha untuk melakukan tanggungjawabnya sebaik mungkin.
Tiba di kedai meraka pun memesan makanan dan memakannya.
Kembali Reta melihat anak remaja yang tadi dia perhatikan saat di toko, remaja itu duduk sendiri memegangi pipinya seolah merasakan sakit akibat perundungan yang dia alami. Reta terus memperhatikan.
" Reta ada apa " ucap sang ayah
" gak ada apa-apa, ayah makan saja " . Sang ayah pun kembali makan dan Reta terus memperhatikan remaja itu, tak lama remaja itu pun pergi dengan berjalan cepat, seolah melarikan diri dari kejaran seseorang.
Reta yang melihatnya merasa penasaran dan mengikuti anak tersebut.
" ayah tunggu disini sebentar ya aku ada urusan sebentar, sebentar saja " meninggalkan sang ayah.
" mau kemana kamu " . Reta tak mengindahkan dan mulai mengikuti remaja itu. Tanpa di sadari, remaja itu pun trus berjalan melewati gang kecil dan Reta terus mengikutinya merasa penasaran namun tak ada hal yang terjadi padanya, remaja itupun pulang kerumahnya dan Reta memperhatikan nya, memastikan remaja itu baik-baik saja dan Reta pun kembali menemui sang ayah di kedai.
" darimana kamu "
" ada urusan sebentar "
" makan dulu, keburu dingin makanannya " . Reta pun makan meski makanannya sudah dingin. Selesai makan merekapun bergegas pulang karena waktu sudah malam.
Di perjalanan pulang Reta merasa ada yang mengikuti mereka namun sang ayah tidak merasakannya dan terus berjalan, sesekali Reta melihat kebelakang untuk memastikan apakah benar ada yang mengikuti atau hanya perasaanya saja, sesekali dia terhenti langkahnya dan kembali berjalan, sang ayah yang melihat tingkah aneh Reta pun bertanya, " ada apa " berhenti dan berbalik.
" tidak ada apa-apa " . Sang ayah pun kembali berjalan di ikuti Reta.
Sesampainya di rumah mereka pun kembali pada aktivitas masing-masing.
Reta merasa sedikit lega karena remaja itu pulang dengan selamat. Dan seketika pikirannya teralihkan, dia merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya, teringat akan kejadian-kejadian yang terjadi lingkungannya. Bahkan sampai saat ini pun polisi masih melakukan penyelidikan tentang kasus pembunuhan yang terjadi, sudah tiga orang di bunuh dengan cara yang keji, entah apa motif di balik kejahatan tersebut, seakan merasa penasaran Reta pun mencoba melihat berita dan melakukan pencarian tentang kasus tersebut, mendadak tertarik dengan hal tersebut membuat sakit kepala yang biasa terjadi seakan hilang. Dan itu dia lakukan secara diam-diam.
Sebulan berlalu, dan kasus ini pun masih berlanjut namun saat ini masih belum di ketahui siapa pelakunya dan apa motif nya, sama hal nya dengan para polisi yang menemukan jalan buntu dalam kasus ini Reta pun demikian, sudah selama sebulan tidak ada yang dia dapatkan dari pencariannya.
Ujian kelulusan akan di adakan beberapa hari lagi, Reta pun sudah mempersiapkan nya meski dalam penyelidikan sendiri dia tetap mengutamakan belajarnya, waktu yang terbagi untuk belajar, bekerja dan pencarian bisa dia lewati.
Malam itu saat Reta berada di toko, Nico datang dan menghampirinya, berpura-pura membeli namun mempunyai tujuan lain,
" lihat siapa yang disini " menghampiri Reta di meja kasir. Reta yang melihat Nico bersikap biasa saja dan acuh.
Nico mengambil barang dan meletakkannya di hadapan Reta, diambilnya dan di scan nya barang oleh Reta tanpa berkata apapun.
" disini Lo rupanya " dengan gaya tengil dan angkuh nya
" silakan keluar kalo sudah selesai, masih ada pelanggan yang harus di layani ".
Dengan kasarnya Nico menggebrak meja kasir dan berkata, " heh, gue juga pembeli disini "
" sudah selesai, sudah dibayar juga, silahkan pergi gak lihat di belakang ada yang mau bayar " tegas Reta.
" awas Lo ya " meninggalkan toko. Reta pun melakukan transaksi.
Di jam pulang Reta bertemu dengan Nico kembali karena Nico menunggunya, entah apa yang di inginkan Nico sehingga dia terus mengganggu Reta. Beberapa perdebatan pun mereka lakukan yang akhirnya membuat Reta terjatuh akibat dorongan.
" mau kamu apa, kenapa harus ganggu aku "
" karena kamu menyebalkan "
" hh, alasan yang tak masuk akal " berdiri dan meninggalkan Nico. Nico menarik tangan Reta dan seketika Reta berbalik dan menampar Nico. menerima tamparan dari Reta membuatnya merasa marah dan mencengkram kedua lengan Reta dan mendorongnya ke tembok " kurang ajar Lo "
" dasar pengecut, beraninya sama perempuan " membalas ucapan Nico.
" apa Lo bilang, elo udah bikin gue marah " dengan spontan tangannya meraih leher Reta dan mencekik nya. Reta yang merasa kesakitan pun berusaha melepaskan tangan Nico namun tidak bisa, tak kehabisan akal Reta pun menendang kaki Nico dengan keras dan seketika Nico melepaskan tangannya dari leher Reta karena kesakitan dan Reta pun berlari meninggalkan Nico.
Nico yang masih kesakitan berteriak memanggil nama Reta dan mengumpatnya, " Reta , awas Lo dasa wanita jalang sialan ".
Merasa sudah aman Reta pun berhenti dan memegangi lehernya yang kesakitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments