Penjahat Termanis

Penjahat Termanis

Bab 1 : Gadis Menyedihkan

"Damian , lebih baik kamu menyimpan hatimu dan juga perasaanmu," ujar seorang gadis. "Aku ... aku takut menyakiti perasaanmu karena ini baru satu bulan setelah aku putus dari pacarku. Aku belum siap," tambahnya.

Matanya menatap was was pria yang berdiri di depannya. Jemarinya meremas sudut bajunya dengan cemas. Kemudian dia tersentak kaget ketika Damian berjalan mendekat.

Grep

Hanya dalam hitungan detik, gadis itu sudah berada di dalam dekapan Damian . "Baiklah, aku akan menunggu sampai kamu siap, Ileana," bisiknya tepat di sebelah telinga si gadis, Ileana.

Ileana merasa wajahnya menjadi lebih panas dan dia sadar betul kalau dia sedang malu, jantungnya berdebar lebih cepat, dan lidahnya kelu. Perasaan ini adalah perasaan yang pernah Ileana rasakan saat dia jatuh hati kepada seseorang.

Sayangnya dia takut. Takut hatinya akan hancur kembali. Takut dia akan menyakiti hati seseorang. Takut dirinya akan kembali dikhianati seperti yang dilakukan oleh mantan pacarnya.

"Damian ... tolong jangan menjadi bodoh hanya karena kamu menyukai seseorang," cicit Ileana, lebih menenggelamkan wajahnya di dada Damian .

"Tenang, saya bukan orang bodoh. Baiklah, ayo pulang. Bagaimana kalau ada orang yang melihat kita sekarang? Kamu kan takut pada hal itu."

"To-tolong sebentar lagi. Kaki saya masih belum mau bergerak," jawab Ileana.

Ileana, jangan jatuh di tempat yang sama. Jangan bodoh hanya karena laki-laki. Tunggu, tapi Damian adalah pria dewasa tidak seperti mantanku. Tidak, tidak. Kamu sudah menolaknya, jangan sakiti orang lain dan diri sendiri. Jangan serakah, Damian yang masih mau di sampingku saja sudah menjadi keberuntungan. Bagaimana bisa aku seberuntung ini bisa bertemu dengannya? Ya benar, kami bertemu pada hari itu. Lagi pula sebentar lagi kami akan bercerai.

......................

Hari ini adalah hari pertama cuti yang diberikan oleh tempat Ileana magang sementara untuk mencari pengalaman sebelum melanjutkan pendidikan dan lulus.

Kebetulan hari ini juga hari ulang tahun pacarnya, Joshua. Sayangnya tempat magang mereka berbeda, Ileana di kota V dan Joshua di kota U. Perjalanan yang diperlukan adalah selama 20 jam dengan bus kota, kemudian dilanjutkan dengan kereta.

Jarak tempuh dan waktu tempuh bukan masalah bagi Ileana kalau itu demi orang yang dia sayangi. Dan itulah yang dilakukan gadis itu sekarang.

"Bus dengan jalur 32. Hm, baiklah tidak masalah jika harus menunggu 30 menit lagi. Untungnya aku membawa makanan ringan. Ah, haruskah aku menghubungi Joshua?" tanya Ileana pada dirinya sendiri.

Agenda Ileana hari ini adalah memberi kejutan ulang tahun untuk pacarnya Joshua, memasak makan malam, dan makan malam bersama dengan Joshua.

Gadis itu membayangkannya dan tidak berhenti tersenyum, dia juga mengelus lembut koper berwarna merah muda di sebelahnya. Bertanya-tanya bagaimana reaksi pacarnya saat melihat hadiah yang dia bawakan untuknya.

"Apa pacarmu sudah menghubungimu?"

"Belum, atau tidak. Tidak ada notifikasi apapun sejak kemarin."

"Bagaimana kalau dia kesini?"

"Ya sudah, kamu harus sembunyi dong. Kuberi tau ya, pacarku itu sangat sensitif. Terkadang peka dan terkadang tidak peka."

"Berarti jangan pergi ke apartemen hari ini."

"Kenapa? Kamu takut dia di sana, manis?"

"Iya."

Ileana merasa kasihan pada pacarnya si laki-laki. Berani-beraninya dia punya gadis lain. Apa pacar resminya masih kurang?

Namun ada yang aneh dan mengganjal. Ileana seperti familiar dengan gaya bahasa si laki-laki. Apa dia pernah bertemu, mengenal, atau bertegur sapa dengannya?

"Oh, itu dia busnya. Joshua, ayo!"

Joshua?!

Cepat-cepat Ileana melihat si laki-laki dan matanya membulat. Terkejut. Laki-laki sialan itu, laki-laki yang berselingkuh itu adalah pacarnya sendiri, Joshua.

Ya ampun, berarti gadis yang perlu dikasihani itu adalah diriku sendiri!!! Sungguh menyedihkan!!! Oh, harus mengambil foto.

Ileana membuka aplikasi kamera dan mengambil gambar Joshua dan 'teman perempuannya'. Pikiran Ileana menjadi kalut, emosi yang dia rasakan tercampur aduk.

Saat sudah di dalam bus, Ileana seperti orang linglung, menatap jalanan dengan pandangan kosong. Hati gembira dan berdebar karena membayangkan kekasih yang dia sayangi sudah berganti dengan badai yang mengacaukan lautan.

Meskipun hatinya hancur, dia tetap pergi ke apartemen Joshua. Menunggunya di depan pintu karena tidak tau password pintu. Menunggu dan terus menunggu, sampai mengabaikan perutnya yang protes ingin diisi makanan, tidak peduli pada beberapa orang yang mencuri-curi pandang.

Yang Ileana tunggu sekarang adalah Joshua!

Tap

Tap

Tap

Tap

Kepala Ileana langsung mendongak saat telinganya menangkap bunyi langkah kaki dari beberapa orang. Kemudian gadis itu memutuskan untuk berdiri.

Seorang pria berjalan dengan santai dengan tangan kiri yang dimasukkan ke dalam saku celananya dan dibelakangnya ada seorang pria yang berpakaian formal.

Kedua pria itu berjalan ke arah Ileana dan membuat gadis itu bertanya-tanya apa yang salah dengan dirinya.

"Apa yang kamu lakukan di depan pintu kamar apartemenku?" tanya pria yang berjalan lebih dulu.

"Maaf tapi saya berdiri di tempat yang benar. Saya sedang menunggu teman saya," jawab Ileana.

"Kamarku nomor 39, berapa nomor dari kamar temanmu itu?"

"Nomor 36."

"Sepertinya perutmu kosong, ini 39 dan 36 ada di sebelah sana." Pria itu menunjuk salah satu kamar dengan jarinya.

Ileana melihat nomor yang tertempel di pintu dan benar saja itu nomor 39, bukan 36. "A-ah, maaf aku tidak cukup fokus." Ileana pindah ke depan pintu kamar apartemen nomor 36. Bertepatan dengan itu, orang yang sedari tadi dia tunggu datang. Dia tidak sendirian, tapi juga bersama dengan 'teman gadisnya'.

Baik Joshua maupun temannya itu membeku, tetapi detik berikutnya, laki-laki itu berjalan seperti tidak ada yang aneh.

"Ileana, aku ... kaget kamu di sini. Kenapa tidak memberi kabar?" tanya Joshua.

"Kamu sudah tidak suka kejutan ternyata, padahal dulu kamu suka sekali. Apa karena kamu punya dia?" Ileana balik bertanya sembari menunjuk gadis di sebelah Joshua.

Wajah si gadis tampak khawatir dan takut, kemudian Joshua menyangkal, "Dia? Oh, dia teman kerjaku dan dia ingin ... ingin mengambil barang yang tertinggal! Ya, dia ingin mengambil barang yang tertinggal!"

"Barang apa?"

"Ayolah Ileana, berkas milik dia sempat kubawa," balas Joshua.

"Kukira barang yang tertinggal adalah pakaian dal*m miliknya." Joshua terkejut dengan penuturan Ileana, dan dia semakin terkejut saat Ileana berkata, "Sejak awal sudah kukatakan aku tidak suka dengan kebohongan. Kamu sedang berbohong sekarang. Katakan saja yang sebenarnya, maka kamu akan kuampuni."

"Baiklah," jawab Joshua pasrah. "Aku 'dekat' dengan dia. Kemudian aku berencana untuk memutuskan hubungan kita, Ileana."

"Lanjutkan," perintah Ileana.

"Setelah kupikir-pikir, kamu terlalu berharga untuk kumiliki. Gadis yang hanya mau dici*m dan tidak ingin lebih padahal kita saling suka ... hanya kamu saja."

Terpopuler

Comments

Candy Tohru

Candy Tohru

sebel banget kalau ada cowok selingkuh tapi alasannya, "Kamu terlalu berharga untuk kumiliki."
udah Ilea, hempaskan aja si Joshua

2024-01-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!