Tik... Tik... Tik...
Waktu yang tak terasa sudah menunjukan pukul 15:00 sore.
Raden terlihat tengah duduk di meja belajar dengan kepala yang bertumpu di atas meja.Kedua tangan nya memegang sebuah kotak kecil, reward hadiah yang di berikan oleh Miss Hanny.
Raden mulai membuka kertas kado kecil itu.Kedua mata Raden seketika terkejut setelah mengetahui isi nya.
Sebuah kotak musik kecil yang dulu pernah Raden beli kan untuk Miss Hanny saat mereka baru jadian.
Raden membuka kotak musik itu.Dia mulai meresapi alunan suara nya dengan kedua mata yang terpejam.
🎶🎶🎶🎵🎵🎵🎵🎵🎵🎵🎼🎼🎼🎼🎵🎵
"Suara nya masih sama seperti yang dulu."Gumam Raden dan mengulas senyum nya mengingat masa lalu yang indah dengan Miss Hanny.
"Mas Raden semangat belajar nya."Ucap Miss Hanny melalui selembar kertas yang pernah di tulis nya sekitar 6 tahun yang lalu.
Raden pun senyum-senyum sendiri membaca tulisan dari Hanny sembari mendengar kan musik.
Tiba-tiba mood Raden berubah ketika dia mengingat kembali ucapan yang pernah Hanny ucapkan.Segera dia menutup kotak musik itu dan membanting nya ke kasur.
"Arkkkkk.... Gue benci sama loe."
Raden pun merebah kan tubuh nya di ranjang dengan terlentang.
Tok... Tok...
Raden mengarahkan pandangan nya ke arah pintu kamar yang mengetuk.
Ceklek,
"Raden!"
"Dady...?"Ucap Raden dan mendudukkan tubuh nya dengan bersila.
"Kok kamu belum siap nak?"Tanya Dady Barata.
"Siap-siap?Mau kemana kita dad...?"Tanya Raden sambil mengernyit kan dahi.
"Mau kerumah teman Dady.Ayo nanti kita terlambat."Ucap Dady sembari membetul kan stelan jas nya.
"Harus se formal itu dad..?"Tanya Raden lagi.
"Bocah bawel!Cepet sudah Dady tunggu di bawah."Jawab Dady Barata sembari mengusap rambut anak nya itu.
"CK,"Raden yang mencebikan mulut nya merangkak ke arah tepian ranjang untuk menuju ke kamar mandi.
20 menit kemudian Raden menuruni anakan tangga.Pak Barata yang melihat penampilan Raden putra sulung nya itu sangat membuat nya bangga.
"Masya Allah... Aisyah... Lihat lah putramu sungguh sangat tampan."Batin Dady Barata.
"Pi.... Hello??"Sapa Raden sembari tangan nya melambai di depan wajah Dady nya.
"Astaga!"Dady Barata yang kaget.
"Jadi enggak?Kalau enggak jadi Raden mau bertemu sama teman-teman Raden nih."Ucap Raden.
"J-Jadi dong.Ayokk....!"Ucap Dady Barata dengan semangat empat limanya berjalan melangkah kan kaki nya dengan cepat.
Raden pun hanya menggelengkan kepala nya dan mengikuti Dady nya dari belakang.
Pak Barata mengendarai mobil nya yang di supiri oleh asisten pribadi nya Bagas.
"Sebenar nya kita mau kemana sih Dad?Kok banyak banget ini makanan di kabin mobil sama skin care cewek....?"Tanya Raden kepada Dady Barata dan Dady Barata hanya mengulas senyum nya.
"Skincare cewek?"Jawab Raden.
"Astaga.Jangan bilang Dady mau jodohin Raden dengan perempuan lain."Tebak Raden dan di angguki oleh Dady Barata.
"Oh my God... Dad... Ini 2024 loh ya.Dady kira Raden itu tidak laku apa sampai Dady menjodoh-jodoh kan Raden dengan perempuan lain."Protes Raden dengan kesal.
"Justru karena 2024 Raden,kita harus bikin tren seperti ini."
"No dad!"Sungut Raden.
"Sudah lah Raden ini hanya masalah mengenal kan saja.Lagian ingat umur kamu sudah hampir 22 tahun.Dady sudah enggak tau sampai kapan Dady bisa menjaga kamu."
"Aduh please deh Dad,,Raden sudah dewasa.Raden bisa jaga diri sendiri Raden."Kilah Raden untuk membujuk Dady Barata.
"Setidak nya kalau Dady mati.Kamu sudah punya isteri yang tepat untuk menjadi pendamping kamu.Karena Dady ingin kamu melanjutkan usaha nya Dady."Sahut Dady Barata.
"Dady ngomong apa an sih?"Ucap Raden dengan bibir nya mengerucut kedepan.
"Sudah sampai.Ayok turun."Kata Dady sembari membuka pintu mobil nya dan diikuti oleh Raden sembari membetul kan jas nya.
Raden sedikit mengernyitkan dahi nya dengan tempat tinggal teman nya Dady nya.
"Ini serius...?Temen Dady tinggal disini?"Batin Raden sembari tolah-toleh memasuki gang rumah yang hanya bisa dilewati pengendara motor.
"Dad....?Raden dan Dady sudah ganteng-ganteng nya begini dandan pakai sepatu mahal stelan jas hitam,masak iya Dady ngajakin Raden masuk ke gang rumah sempit sih."Gerutu Raden.
Banyak warga yang melihati Raden dan Dady Barata yang tengah melewati rumah-rumah mereka.Apalagi kalau jam-jam sore banyak kaum emak-emak yang duduk santai sembari momong anak nya yang melihati mereka.
"Sumpah Dad,jika nanti Raden dapat jodoh dari tempat ini.Ku larang dia untuk ikut perkumpulan emak-emak disini."Celetuk Raden yang berbisik ke telinga Dady Barata.
"Bikin dosa saja."Tambah Raden yang mengulas senyum terpaksa saat berpapasan bertemu dengan warga sekitar.
"Sudah lah diam!"Jawab Dady dan menghentikan langkah kaki nya tepat didepan pintu rumah yang berwarna hijau itu.
Rumah sepetak yang sederhana kecil cukup dan Kanan kiri nya ber dempetan dengan rumah lain.
Bagi Raden ini mungkin sedikit worry ya.Tinggal di perkampungan yang sangat padat seperti ini.
"Assalamualaikum...."
"Waalaikum salam...."
"Dad....?"Potong Raden yang melingkarkan tangan nya ke lengan Dady Barata ketika melihat yang menjawab salam Dady nya adalah orang tua yang dulu pernah mengusir dan memisah kan dia dengan mas lalu nya.
"Pak Barata...?Nak Raden..."Sapa pak Nurman dengan mengulas senyum nya.
"Ayo masuk."Ucap pak Nurman dan melangkah kan kaki nya masuk kedalam rumah.
"Dad,jelaskan maksud Dady ini?"Ucap Raden berbisik ke telinga Dady Barata.
"Masuk saja dulu.Nanti Dady jelaskan."Jawab Dady Barata dan berbisik juga.
Pak Barata,Raden beserta Bagas asisten pribadi Pak Barata memasuki rumah pak Nurman.
"Dad....?"Raden yang menoleh ke arah Dady Barata ketika melihat kedua orang tua yang tidak asing bagi Raden.
"Nurman... Terimakasih sebelum nya atas jamuan dari keluarga kamu.Ini ada sedikit bawaan untuk putri kalian."Ucap pak Barata dan asisten Bagas memberikan beberapa kue-kue dan beberapa kebutuhan skin care.
"Barata... Ini terlalu berlebihan bagi kami."Kata pak Nurman.
"Tidak apa-apa Nurman.Demi kebaikan anak-anak kita semua."Jawab Pak Barata dengan penuh sopan.
"Saya terima Barata dengan doa semoga niat baik kita semua di mudah kan."Ucap Pak Nurman.
"Aamiin........"Jawab semua orang yang ada di rumah pak Nurman secara bersamaan.
"Ibu... Tolong,panggil kan putri kita Bu."Panggil pak Nurman yang menoleh ke arah dapur.
"Dad,sebenar nya Dady mengajak Raden kerumah ini tujuan nya apa?"Bisik Raden yang dari tadi dipenuhi rasa penasaran.
"Sabar dulu..."Bisik Dady Barata kepada anak nya itu.
"Awas kalau sampai Dady macam-macam ya."Bisik Raden lagi ke arah Dady nya.
"Hm,"Pak Barata yang mendehem.
Sementara itu,
"Sebenar nya siapa sih Bu,tamu nya?Sampai Hanny di suruh berdandan begini?"Ucap Hanny yang mulai menggerutu.
"Ayo sudah keluar bantuin ibu membawa minuman dan camilan nya keluar."Kata ibu Putri yang melangkah kan kaki nya keluar kamar.
Hanny dengan muka kusut nya berusaha menarik nafas nya dalam-dalam dan menghentak kan kaki nya lalu mengekor di belakang sang ibu.
Cantik,
Hanny terlihat sangat cantik hari ini.Rambut pirang yang panjang nya di bawah bahu itu di hiasi jepit rambut berwarna pink.Dia mengenakan atasan lengan panjang berwarna putih.Dengan tambahan aksesoris dilengan jam tangan serta cincin yang berwarna perak.
Untuk bawahan nya,Hanny cukup mengenakan celana jeans biru yang press body gitar spanyol.
"Bu.. Mana putri kita?Ada yang tidak sabar menunggu kedatangan nya loh."Tanya Pak Nurman kepada ibu Putri saat ibu Putri menyuguh kan minuman.
"Sabar pak."Ucap ibu Putri dan mengulas senyum nya.
"Apa sih maksud Dady ini?"Batin Raden dengan menatap ke arah kelambu pembatas ruang tamu dengan dapur dengan raut wajah penasaran.
"Enggak mungkin lah di balik kelambu itu ada dia."Batin Raden lagi dengan raut wajah yang masih kesal saat mengingat mantan nya dulu.
"Ta-pi pak Nurman bilang anak nya.Setauku dia anak tunggal."Raden yang berpikir dengan membantin.
"Ah,siapa sih?Jadi kepo gue!"Batin Raden lagi dengan kesal.
"Nak... "Panggil ibu kepada putri nya yang berada di dapur.
"I-i-iya......."
Jleb......
Dag... Dig... Dug...
Jantung Raden dan Hanny terasa berdenyut kencang sekali saat mereka bertatap muka.Apa lagi Raden yang dari tadi duduk nya dengan gelisah kini mencoba untuk bersikap tenang ketika melihat Hanny keluar dari arah dapur sembari membawa camilan mengarah ke arah nya.
Hanny duduk di samping sang ibu dengan menunduk.Karena netra Raden tak henti-henti nya mengawasi gerak-gerik nya.
"Raden!"Panggil Dady ke arah Raden.
Raden yang tengah di panggil nya tidak menoleh karena dia tengah fokus menatap Miss Hanny yang berbeda hari ini.Pak Barata yang mengetahui hal itu hanya menggelengkan kepala yang diikuti oleh Pak Nurman sembari mengulas senyum.
"Raden...."Panggil Pak Barata lagi dan panggilan nya juga tidak di gubris oleh Raden.
"CK,"Pak Barata yang berdecih.
"Duch.... Ini bocah bangkotan kenapa segitu nya menatap aku dari tadi.Enggak dengar kah dia sedang di panggil Dady nya."Batin Miss Hanny yang tengah menunduk sembari meremas jari-jemari nya.
"Raden Putra Antasena!"Pekik Pak Barata.
"Astagfirullah hal adzim.Dad!"Protes Raden kepada Dady nya.
Miss Hanny dengan kedua orang tua nya mau ketawa tapi takut dosa.Melihat tingkah Raden.
"Kamu dari tadi di panggil enggak nyaut-nyaut."Ucap Dady yang kesal.
"Sorry Dad."Jawab Raden dengan menunduk.
Jujur Raden merasa malu dan salah tingkah ketika Dady Barata memarahi nya di depan Miss Hanny serta di depan kedua orang tua nya Miss Hanny.
"Miss Hanny...."Kata Pak Barata.
"Hanny saja Pak Barata."Potong Miss Hanny.
"Oh.Oke,Hanny kedatangan saya kemari ingin melamar kan kamu untuk putra saya."
"Apa......?" Jawab Raden dan Hanny bersamaan dan saling bertatap.
"Dad!Apa yang Dady katakan itu tidak salah dengar Raden?"Interupsi Raden.
"Ayah sama ibu kenapa tidak membicarakan soal ini semua kepada Hanny.?"Tanya Hanny kepada Ayah dan ibu nya.
"Pernikahan bagi Raden itu sangat lah sakral.Karena Raden yang menjalani nya semua Dad!."Protes Raden lagi.
"Raden....."
"Arkhhh.... Ini semua pasti ulah loe kan!"Ucap Raden kasar yang menunjuk Miss Hanny.
"Kok kamu jadi menyalah kan aku?Yang datang duluan kesini bukan nya kamu dengan Pak Barata."Sahut Miss Hanny yang tidak mau mengalah.
"Iya semua ini karena ulah kamu.Pasti kamu bilang sama Dady untuk minta gue nikahin iya kan."Pekik Raden ke Miss Hanny hingga terlihat urat tenggorokan nya.
"Sorry ya Raden!Saya masih punya harga diri.!"Jawab Miss Hanny yang kesal.
"Harga diri?Hah,Loe aja di jual sama bokap nyokap loe kepada Ricko.Itu yang nama nya harga diri."
Plak.......!!
Dengan geram Hanny menampar pipi kanan Raden.
"Jaga ucapan kamu."Ucap Hanny tegas dan menunjuk muka Raden dengan jari telunjuk nya.
Melihat perselisihan Raden dan Miss Hanny membuat Pak Barata dan Pak Nurman untuk berbuat sesuatu yaitu menyelesaikan masalah diantara ke duanya.
"Sudahlah nak Raden Hanny.Jangan ribut-ribut soal masa lalu.Disini ayah yang salah nak Raden.Ayah lah yang memaksa Hanny untuk menikah dengan Ricko waktu itu."Sela Pak Nurman dengan raut wajah sedih.
"Raden... Kami juga tau perasaan kalian berdua itu sebenar nya masih saling mencintai."
"Itu dulu Dad.!"Potong Raden dengan kasar dengan mata merah nya.
"Assalamualaikum...."
"Waalaikum salam..."Jawab Pak Nurman dan Pak Barata bersamaan.
"Pak Ustad silah kan masuk."Ucap ibu Putri.
"Kok ada pak ustad?"Raden yang membatin dengan menatap tajam ke arah Miss Hanny.
"Apa sudah siap...?"Tanya Pak Ustad lagi.
"Mohon di tunggu sebentar pak ustad.Masih menunggu pak RT dan beberapa warga sekitar untuk mengetahui bahwa mereka akan menikah."Ucap Pak Barata.
"Apa....?Menikah?"Ulang Raden dan Hanny bersamaan.
"Dad....??"
"Ayah...?Ibu....?"
Ke dua calon pengantin itu saling memanggil orang tua nya masing-masing.
"Kalian semua kelewatan."Kata Raden kepada pak Barata,pak Nurman dan ibu Putri sembari mengacak pinggang.
"Raden!"Sahut Pak Barata.
"Jangan membawa-bawa Pak Nurman dan isteri nya.Semua ini adalah Dady yang merencanakan.Sekama ini Dady tidak pernah meminta apa-apa dari kamu.Kamu bermain sepuas kamu Dady tidak pernah melarang.Untuk saat ini tolong,penuhi permintaan Dady.Nikahi Miss Hanny sekarang juga.Dady hanya minta itu dari kamu.Tolong jangan kecewakan pilihan Dady."Pinta Pak Barata dengan wajah memelas nya.
"Arkkhhhhhhhhh......"Ucap Raden yang mengacak rambut nya.
Masih ada sedikit cinta sebenar nya di dalam hati Raden untuk Hanny,hanya saja kalau ingat masa lalu hati Raden mulai terasa sakit lagi.Dia juga tidak bisa melihat Dady nya sedih sebab dia tidak mau memenuhi permintaan nya.
"Ra-Raden..."Panggil Dady kepada Raden.
"Terserah Dady... Raden pusing!"Ucap nya sambil mengacak rambut dan berjalan mengarah ke Miss Hanny.
"Puas Loe...."Ucap Raden ke Miss Hanny. Dan berjalan ke arah pintu luar sembari mengeluarkan sepuntung rokok nya.
Miss Hanny hanya bisa diam.Dia mencoba untuk menahan tangis nya dengan menggigit bibir bawah nya agar tidak terjatuh air mata nya.
Bersambung..............
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
anjurna
Aku kira tunangan dulu, ternyata langsung nikah/Scare/
2024-02-15
1