He'S Obsessed With Me
Memiliki paras wajah yang sangat cantik, tubuh yang diimpikan banyak wanita, kekayaan melimpah, keluarga harmonis dan juga disukai banyak orang.
Dicintai, disayangi dan didambakan.
Ia adalah pusat perhatian. Di mana pun dirinya berada, semua mata akan tertuju padanya.
Kehidupan yang sangat sempurna.
Terdengar seperti sebuah kemustahilan, namun wanita bernama Itta berhasil mendapatkan kehidupan sesempurna itu.
Lengkapnya Laquitta Grizelle, seorang gadis yang memiliki rambut cokelat kehitaman dan mata emerald.
"ITTA!"
Teriakan lantang itu menggema memenuhi lorong-lorong panjang yang sedang dilewatinya.
Sang pemilik nama 'Itta' menolehkan kepala, membuat rambut panjangnya bergoyang selama beberapa saat.
"Ini di penginapan, jangan berteriak, Luisa. Kau bisa menganggu orang lain dengan teriakkanmu itu!" peringat Itta.
Luisa yang kini berjalan di sampingnya tersenyum tidak bersalah dengan menampilkan deretan giginya. "Maaf, aku tidak akan melakukannya lagi."
Itta memutar bola matanya malas. Luisa terlalu sering mengatakan janji omong kosong. Beberapa saat lagi, mulut wanita itu pasti akan berteriak ini-itu.
"Kamu ke mana saja?! Aku mencarimu sejak tadi." Luisa mendumel kesal.
"Aku ke taman belakang yang ada di penginapan ini."
"Memangnya ada?"
"Ada, di belakang penginapan, tidak terlalu jauh dari lokasi utama penginapan. Tamannya sangat indah. Ada banyak bunga dan juga tempat duduk yang nyaman. Anehnya, taman itu kotor. Meski indah, taman itu dipenuhi daun-daun yang berguguran."
"Kenapa kamu tidak mengajakku?!" Luisa mendelikkan mata tidak terima sembari mencebikkan bibirnya.
"Kamu masih tertidur tadi," balas Itta.
Kemarin malam Itta dan Luisa menghabiskan malam mereka dengan alkohol sembari bernyanyi-nyanyi tidak jelas. Alhasil Luisa yang terlalu banyak minum, kini bangun kesiangan.
Berbeda dengan Luisa, Itta hanya mabuk sedikit. Wanita itu tidak meminum banyak alkohol, jadi ia masih bisa terjaga.
Namun, tetap saja kepalanya cukup pening karena alkohol itu. Karena itu, ia memutuskan meminum pereda alkohol, lalu setelahnya kaki Itta berjalan-jalan menyusuri penginapan ini dan menemukan taman yang cukup indah di belakang tempat penginapan mereka.
"Kamu tahu?" Jeda sejenak, kemudian Itta melanjutkannya. "Aku menemukan jalan rahasia di sana."
"Benarkah? Di mananya? Beritahu aku!"
"Nanti saja, sekarang kita ke luar cari makan dulu. Ini adalah hari terakhir kita menginap di tempat ini. Besok kita harus segera pulang."
Luisa sedikit mengerutkan bibir, sebelum akhirnya mengangguk terpaksa.
Libur semester sebentar lagi akan berakhir, karena itu mereka juga harus segera kembali dari penginapan menuju rumah masing-masing.
Liburan kali ini mereka habiskan dengan menginap di kota lain yang terkenal akan tradisinya. Nama penginapannya adalah The Luvury Riez.
Hubungan Luisa dan Itta memang sangat dekat. Beberapa kali pun Luisa tidur di rumah Itta.
"Ah, sebentar lagi waktu liburan akan selesai. Kita akan kembali ke kampus yang membosankan itu lagi," ucap Luisa, menghela napas tidak senang. "Kampus adalah tempat paling menyebalkan."
"Tidak juga," bantah Itta.
"Iya, itu menurut seorang Laquitta Grizelle, orang yang memiliki otak cerdas. Sedangkan, bagi orang sepertiku yang otaknya seperti semut, kampus itu sangat tidak menyenangkan!"
Itta terkekeh pelan. Kekehan kecilnya membuat orang yang tanpa sengaja melihatnya terpana akan kecantikannya.
"Sudahlah berhenti mengeluh," ucap Itta. "Sore nanti kita harus membereskan barang-barang kita sebelum pulang. Nah, lebih baik sekarang kita menikmati hari terakhir kita di sini dengan sangat menyenangkan!"
Waktu berlalu terasa cepat bagi mereka berdua. Hingga akhirnya malam datang. Sudah waktunya mereka membereskan barang-barang mereka sebelum keluar dari penginapan.
Malam yang diselimuti semilir angin sejuk dan rasa lelah yang membebankan membuat Luisa terlelap lebih cepat dari biasanya.
Seusai membereskan barang-barang mereka tadi, Itta dan Luisa merebahkan tubuh mereka di atas ranjang. Niat hati ingin menonton sebuah film yang sudah direncanakan dari siang tadi, kini gagal karena Luisa yang tidur duluan.
Itta melirik Luisa sesaat, kemudian beralih memandang langit penuh bintang.
Ia juga lelah, tetapi bintang malam ini terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Alhasi, Itta menunda waktu tidurnya.
Di tengah keterpanaannya terhadap keindahan malam itu, telinga Itta seperti mendengar sesuatu.
Wanita cantik itu memfokuskan pendengarannya sesaat. Dan, benar saja ada suara samar-samar di dekatnya. Suaranya seperti langkah kaki yang berjalan pelan.
Dipenuhi rasa penasaran, Itta memutuskan untuk mencaritahu sumber suara itu. Telinganya ia buka lebar-lebar.
Suara itu kian menjauh, tetapi Itta tidak menyerah. Ia berusaha mengikutinya.
Langkah kakinya tanpa sadar menuju taman di belakang penginapan yang ia temukan pagi tadi.
Taman itu menjadi gelap di malam hari. Keindahan yang Itta lihat saat pagi, saat ini menghilang begitu saja. Satu-satunya cahaya yang ada hanya sinar bulan yang menyorot.
Dapat disimpulkan, bahwa taman ini memang sudah lama tidak diurus. Sayang sekali padahal tamannya cukup indah.
Mata Itta menyipit begitu menyadari ada seseorang yang nampak di matanya. Orang itu memakai jubah hitam pekat sedangkan wajahnya ditutupi tudung dan masker.
Dia menyatu dengan gelapnya malam.
Itta tidak akan menyadari kehadiran orang itu jika seandainya ia tidak memfokuskan penglihatannya.
"Siapa dia?" gumam Itta.
Orang itu terlalu mencurigakan, mungkin akan lebih baik jika Itta melaporkannya pada pemilik penginapan ini.
Namun, belum sempat ia melapor, suara langkah kaki dari arah lain mengalihkan atensinya. Lantas, Itta langsung menyembunyikan dirinya di balik pohon.
Sesaat matanya mengintip demi melihat sumber suara.
Beberapa pria berjas hitam berlarian seperti sedang mengejar sesuatu. Lalu, mata Itta kembali menatap pria berjubah hitam tadi.
Kesimpulan yang didapatnya adalah para pria berjas itu sedang mengejar pria berjubah hitam.
Baiklah, sepertinya ini cukup berbahaya. Lebih baik Itta membalikkan badan dan kembali ke penginapan, menganggap semua yang ada di depannya ini tidak pernah ada.
Seandainya Itta ikut campur, mungkin nyawanya akan terancam.
Awalnya itulah yang Itta pikirkan. Akan tetapi, sebuah tangan besar membekap mulutnya, kemudian mengurungnya di dalam pelukan.
Itta meronta-ronta, berusaha melepaskan diri sekuat tenaga.
"Diam!" Suara tajam nan berat khas seorang pria berbisik di telinganya.
Itta berhenti meronta saat orang itu tidak lagi membekap mulutnya. Matanya menatap orang yang tengah menahan pergerakannya.
Sejenak Itta tertegun. Pria yang saat ini sedang mengurungnya ternyata adalah pria berjubah hitam tadi.
"Sejak kapan?" tanya Itta dalam hati.
Sedikit pun ia tidak menyadari kedatangannya. Tiba-tiba saja orang itu sudah ada di dekatnya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Lusy Anna
hayoloh
2024-05-11
0