BAB 5

[aku pamit ingin berkunjung kerumah orang tua ku].

walaupun suaminya tak pernah menghiraukan dirinya selalu bersikap datar dan dingin, tapi sebagai istri harus tetap harus tetap meminta izin pada suaminya kemana pun dia pergi, sebab mereka masih terikat.

Helaan nafas panjang keluar dari mulut wanita yang kini tengah duduk di kemudi mobil. Ayumi memejamkan matanya menetralkan hatinya.

walaupun wanita itu mengatakan jika tidak mencintai sang suami, tapi didalam lubuk hatinya yang paling dalam masih ada tersimpan setitik harapan untuk melanjutkan pernikahan ini. Apalagi ada Dania diantara mereka, anggaplah Ayumi egois. Tapi itu semua dilakukannya hanya demi gadis kecilnya.

setelah merasa tenang akhirnya mobil Ayumi melaju meninggalkan rumah yang ditempati nya bersama keluarga kecilnya.

perjalanan kerumah orang tuanya tidak terlalu banyak kendala, sesekali wanita itu menghela nafas berat dan terus fokus melihat jalanan, hingga tak membutuhkan waktu lama akhirnya Ayumi sampai dirumah kedua orang tuanya. Jarak rumah orang tuanya dengan tempat tinggalnya sekitar dua jam sebab mereka masih tinggal di perkampungan.

Ayumi segera turun dari mobil sedangkan Dania sudah mendahuluinya. gadis kecil itu begitu senang jika diajak kerumah orang tuanya.

"kakek... Nenek...". panggil Dania ketika melihat wanita tua yang membuka pintu rumahnya dengan wajah senang dan dibelakangnya pria tua yang ikut menyusul.

"Astaga, ternyata cucu nenek yang datang kesini, kenapa tidak mengabari nenek dulu supaya nenek masak yang enak-enak untuk Dania". ucapnya langsung memeluk Dania.

"Dania kan nggak punya ponsel nek. Terus mama yang ajak Dania kesini secara tiba-tiba". Jawab bocah kecil itu.

Ayumi memang sudah merencanakan hal itu untuk berkunjung kerumah kedua orang tuanya jauh hari, tapi Ayumi tidak mengatakan pada Dania sebab ingin memberikan kejutan pada anak nya karena tidak ingin sang anak selalu murung menunggu kepulangan Dirga yang entah kapan karena masih menikmati bulan madu dengan istri kedua nya.

"aku sudah merencanakan ini kok Bu sebelumnya, tapi aku nggak ngasih tahu pada Dania. supaya jadi kejutan". ujar Ayumi sambil mengangkat barang-barang belanjaan nya sebagai ole-ole yang di belinya dijalankan tadi.

sepasang suami istri itu saling tatap, tidak biasanya Ayumi seperti ini. Jika anak nya itu berkunjung pasti terlebih dahulu mengabarinya jauh-jauh hari. Tapi hari ini mereka tiba-tiba datang bahkan tanpa kabar sedikit pun.

"ya sudah kalian masuk dulu istirahat. Pasti capek melakukan perjalanan jauh". Ajak Farah kemudian membantu Ayumi mengambil barang-barang nya.

"Dania nggak capek kok nek, Dania itu kuat. Kata mama Dania masih muda makanya harus kuat".

Tiga orang yang berbeda usia itu tertawa mendengar ucapan Dania, gadis kecil itu berbicara layaknya orang dewasa.

"iya sayang". Kata Farah kemudian menggandeng cucunya masuk kedalam rumah.

Setelah mereka masuk Farah menyuruh sang suami untuk mengajak Dania untuk menangkap ikan dibelakang rumah mereka.

Farhan mengangguk mengerti akan kode yang diberikan sang istri pada nya, Farhan segera mengajak sang cucu untuk kebelakang dan dengan senang hati Dania langsung mengiyakan.

Farah menatap lekat wajah anak satu-satunya itu dengan intens, walaupun Ayumi sangat pandai menutupi masalah tapi sebagai ibu dia seakan memiliki batin jika anak nya sedang tidak baik-baik saja.

setelah suami dan cucunya sudah tidak terlihat, Farah mendekat kearah Ayumi yang tengah duduk pada kursi yang berada diruang tamu.

"cerita lah jika kamu punya masalah nak, Tidak baik dipendam-pendam seperti itu". ucap Farah dengan penuh harap, Farah ingin anak nya terbuka sekarang.

Ayumi tersenyum pada ibunya, wanita itu sudah menduga jika sang ibu akan tau jika sekarang ini dirinya sedang memiliki masalah.

"apa boleh Ayumi meminjam paha ibu untuk sekedar bersandar saja ?". tanya Ayumi membuat mata Farah berkaca-kaca. Bagaimana tidak, Farah teringat ketika Ayumi masih kecil sangat suka bersandar di pahanya.

"kemarilah nak. Ibu dan bapak selalu ada untuk mu". panggil Farah langsung dituruti oleh Ayumi.

Wanita itu langsung membaringkan kepalanya pada paha ibunya, rasanya begitu nyaman dan tenang. Hatinya langsung menghangat, hanya orang tuanya yang dapat mengerti perasaan nya kini.

"Ayumi sudah berusaha keras untuk kuat Bu, tapi rasanya aku belum bisa. Bagaimana aku bisa kuat dalam kondisi seperti ini ? aku sangat lelah jika harus berpura-pura kuat". Kekehnya pelan. "tidak apa kan Bu sesekali aku merasa lemah ? Karena memang kenyataannya seperti ini sekarang. Aku tidak mau membohongi hatiku lagi Bu". Ungkap Ayumi seakan mengeluarkan keluh kesahnya selama ini.

Farah yang mendengar itu langsung meneteskan air mata. Memang selama ini Ayumi tak pernah mengeluh sedikit pun bahkan masalahnya selalu di pendam sendiri dan hari ini wanita itu seakan mengeluarkan semua bebannya.

"kamu punya masalah ?. Tanya Farah dengan wajah teduh. Wanita tua itu menghapus air matanya agar tak menetes pada hijab sang anak.

Ayumi terdiam, wanita itu memejamkan matanya karena merasa nyaman akan elusan ibunya.

"mas Dirga sudah menikahi kekasihnya Bu". Jawab Ayumi membuat Farah melebarkan mulutnya.

Hening tercipta diantara mereka berdua, Farah tak mampu mengeluarkan kata-kata sedikit pun. Jantungnya seakan berdetak lebih kencang bahkan ada yang terasa teriris didalam sana mendengar kabar yang secara tiba-tiba dari sang putri.

"apa benar yang kamu katakan itu Ayumi ?". Tanya Farah memastikan sebab dia tidak ingin anak nya salah paham terhadap sang suami. Atau ada yang memfitnah Dirga agar rumah tangga mereka hancur.

"apa aku pernah berbohong pada ibu ? Ini masalah rumah tangga ku, tidak mungkin aku bermain-main mengatakan sesuatu jika menyangkut hal yang sebesar ini". Jawab Ayumi dengan suara tenang, bahkan tak ada kegundahan dalam hatinya sebab sudah mengatakan sesuatu yang sangat dia pendam selama ini.

Wanita itu mendongak menatap ibunya, begitu pun Farah yang menunduk melihat anak nya. Mata wanita tua itu kembali mengeluarkan air mata mendengar ucapan anak nya.

"aku baik-baik saj Bu. Ibu tidak perlu khawatir dengan semua ini. Mungkin ini adalah takdir ku, sampai di disini saja aku berjodoh dengan mas Dirga".

Helaan nafas keluar dari mulut Ayumi berulang kali, entah kenapa hatinya begitu perih melihat sang ibu menangis karena masalah rumah tangganya.

"Lima tahun lebih kami menjalani biduk rumah tangga, sudah berbagai cara aku lakukan untuk meluluhkan hati mas Dirga tapi hatinya hanya berlabuh pada kekasihnya yang sudah menemaninya sejak dulu sebelum kehadiran Ayumi bu".

Di usapnya air mata sang ibu secar perlahan kemudian Ayumi tersenyum hangat seolah mengatakan dia selalu baik-baik saja.

"maafkan ibu dan bapak nak karena memaksa mu untuk menerima perjodohan ini". Ujar Farah disela isakan tangis nya.

Hati ibu mana yang tidak sakit melihat rumah tangga anak nya yang tidak baik saja. Bahkan kini sudah diambang kehancuran. Bayangan bagaimana cucunya akan tumbuh tanpa sosok ayah disisinya membuat Farah tambah merasakan perih yang amat dalam.

"Bu ? Apa boleh aku meminjam tubuh ibu untuk memeluk ku sesaat saja ? Rasanya aku mulai melemah, aku hanya ingin beristirahat sejenak saja". Farah langsung memeluk anaknya dengan tangisan pecah begitupun Ayumi.

mereka saling menumpahkan tangis nya. Tubuh kedua nya bergetar hebat diiringi suara tangis yang pilu. Ayumi begitu nyaman akan pelukan ibu nya yang begitu hangat.

"maafin ibu nak. Maaf..". Bisik Farah.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Simon Tambun

Simon Tambun

kenapa dengan Ibu Farah yaa sampai merasa menyesal begitu

2024-04-29

0

Tri Widayanti

Tri Widayanti

😭😭😭😭

2024-05-02

0

Navis

Navis

😭😭😭

2024-04-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!