bab 20

Malam pun tiba.

Amira mencoba mengumpulkan keberanian diri nya untuk kabur dari rumah itu.

Tepat pukul 01.00 dia mulai keluar kamar, Dia mengendap-endap takut ada yang mendengar suara nya, bahkan Bi Tuti pun dia tidak kasih tau.

Bayangan tentang ayah, ibu dan kakek nya yang mencemaskan dia, membuat Amira jadi tambah berani.

Kunci pintu pun Amira buka dan sekarang dia sudah berada di luar, Dia tengok kanan kiri mencari jalan mana yang harus dia tempuh untuk bisa kabur dari sana.

Amira pun menyalahkan lilin untuk penerangan dia di perjalanan.

Amira memutuskan untuk mengambil jalan setapak, mudah mudahan jalan itu bisa membawanya keluar dari desa tersebut.

Amira berjalan terus menyusuri jalan setapak itu,gelapnya malam tidak membuat nya takut,hawa dingin yang menusuk tubuh nya tak dia hiraukan.Entah sudah berapa lama dia berjalan tapi Amira belum menemukan rumah atau apapun yang menunjukkan kalau dia sudah keluar dari desa tersebut.

Lilin yang dia bawa sudah mau habis. tapi kayaknya dia merasa masih muter-muter di tempat yang sama.

Lalu Amira mengambil lilin dari sakunya dan menyalakan nya lagi.

Sekarang dia mau mencoba jalan lain. Mungkin jalan yang bisa di lalui mobil yang akan membawa dia keluar dari desa tersebut.

Dia pun menyusuri jalan itu. Tidak ada mobil atau pun motor yang lewat di sana. Dia terus menyusul jalan tersebut. Amira melihat sebuah saung bambu di pinggir jalan itu,Amira pun terus melangkah melanjutkan perjalanan nya.

Kaki Amira sudah terasa pegal, Lilin pun sudah mau habis lagi. Amira pun berhenti berjalan. Sungguh kaget dia ternyata dia balik lagi ke saung bambu yang dia lihat tadi.

Amira pun sudah merasa lelah. Kerongkongan nya pun terasa haus. Dia berjalan begitu lama tapi masih tetap di situ-situ saja.

Keringat sudah membasahi punggung nya. Amira kini sudah menyerah. Usaha nya tidak membuahkan hasil.

Suara kokok ayam pun mulai terdengar, pertanda waktu pagi telah tiba. Amira duduk di atas jalanan.

Tiba-tiba sebuah tangan dingin memegang pundak nya. Amira sangat kaget dan dia menjerit ketakutan.

"aaaaa..."

"Jangan takut, ini aku.."

Amira belum berani membuka mata nya.

Dia sangat ketakutan,

" jangan-jangan dia hantu?.. atau jangan-jangan dia orang jahat ?.."

Berbagai pertanyaan ada dalam hati nya.

"Buka mata mu Amira.."

Amira pun memberanikan diri membuka mata nya,karena Amira agak mengenal suara itu.

Angga menatap wajah Amira, Amira pun menunduk malu dan takut karena telah ketauan kabur.Dalam hati Amira berbisik:

" ketauan deh.."

" Kamu tidak akan bisa keluar dari desa ini,jika tidak bersama orang asli desa ini yang mengantar mu. Ayo kita kembali lagi ke rumah!.."

Angga menuntun Amira agar ikut dia kembali lagi ke rumah itu.

Amira pun mengambil napas panjang, dan mau tidak mau dia pun ikut kembali dengan Angga.

Angga mengantar Amira hanya sampai depan rumah.

"Ayo kamu masuk!.."

Amira pun menurut dan masuk ke dalam rumah kembali.

Sampai di kamar Amira masih merasa heran dengan kejadian tadi.

Lalu dia pun menarik selimut, dan mulai tertidur.

Hari sudah siang

Bi Tuti merasa heran, tidak biasanya Amira bangun kesiangan.

Lalu Bi Tuti mengecek kamar Amira, ternyata benar dia belum bangun, Bi Tuti pun kembali lagi ke dapur.

Bi Tuti membuatkan sarapan nasi goreng ati ampela untuk Amira,tidak lupa di atas nya dia menaruh telur mata sapi.

Amira pun bangun. Lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah itu dia pergi ke dapur menemui Bi Tuti.

"Eh non Amira tumben kesiangan?.."

" Iya bi.."

Amira pun menceritakan semua kejadian tadi malam ke Bi Tuti.

"Aduh kasihan sekali kamu non.., makanya kemaren waktu non menceritakan pengen kabur dari sini bibi melarang non, karena bibi sudah di beri tau oleh Pak Nana kalau kita tidak bisa keluar dari desa ini tanpa bantuan mereka"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***