"Bagaimana aku bisa tenang,sementara putri ku masih belum sadar sejak tadi",Cintia masih menangisi Ara,bagaimana pun hanya Ara satu-satunya tersisa keluarga terdekat nya di dunia ini, Margaret memang adiknya tapi sebenarnya status mereka kakak adik tiri.
Cintia memang mempunyai perasaan yang cenderung mudah khawatir dan cemas yang berlebihan,semenjak ia kehilangan suami dan satu putrinya.
"Iya kak,Ara akan baik-baik saja percaya pada ku",pinta Margaret.
"Berikan",ucap seorang dokter yang ada di ruangan itu meminta kotak yang cukup besar dari tangan tukang kebersihan yang tak lain adalah Rora.
Rora tersentak dan langsung tersadar,"I-iya", ujarnya memberikan kotak itu ke tangan dokter yang ada di sana.
"Ambilkan minuman dan makanan kemari untuk empat orang", suruh dokter itu lagi,ia memang di perintahkan untuk mengobati Ara dan melayani Cintia juga Margaret sesuai yang di perintahkan Jendral tinggi.
"Baiklah"
Rora kembali melirik ke arah Bunda dan saudara kembar nya yang selama ini ia rindukan, apalagi melihat wajah sang bunda yang menua dengan kerut wajah yang terlihat jelas,ia baru sadar kalau ibunya sudah begitu tua.
Tiba-tiba pelupuk matanya sudah penuh,ia menahan agar tak menumpahkan nya.
Ia bukan lah gadis cengeng,bahkan ia sangat jarang menangis atau sekedar menitikkan air matanya.Ia menitikkan air matanya ketika mengingat bagaimana kematian ayahnya dan saat merindukan sang bunda dan saudara kembarnya itu.
Ia benar-benar merindukan sang bunda dan ingin memeluk tubuh rentan itu,tapi ia tak mungkin melakukan itu sekarang,"Bunda aku merindukan mu",tangis nya dalam hati, merengek seperti anak kecil.
"Apa yang kau tunggu?!",tanya dokter yang melihat Rora masih berdiri di posisinya.
"Ba...baiklah",ucapnya tersadar hingga langsung berbalik,segera ia menghapus air matanya yang sudah mengalir deras.
Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama Rora menunjukkan sisi lemah dalam dirinya,ia tak terlihat seperti biasanya seorang gadis dingin dan kejam.
***
"Bagaimana mungkin ada orang yang tahu kejadian 15 tahun lalu,sedang di sana hanya ada kita berlima"
Very menolak percaya dengan ucapan Jendral tinggi yang mengatakan kalau pembunuhan ini bersangkutan dengan 15 tahun lalu.
"Mungkin saja ada yang bocor di antara kita berlima...,atau mungkin di antara kita berenam",ucap Jendral tinggi yang duduk di kursi kebesaran nya terlihat begitu gelisah.
"Jika pun ada,siapa yang ingin balas dendam",Very masih tidak percaya.
"Mungkin saja istri atau kerabat atau bahkan mungkin anak nya"
Very menggeleng kan kepala nya yakin,"Istri dan putrinya selalu dalam pengawasan ku, tidak mungkin mereka melakukan nya,dan kerabat nya hanya kami",ucapnya.
Ferdy di buat menjadi lebih pusing,"Kita harus secepatnya menyelesaikan masalah ini,tiga hari lagi kita akan berkumpul di Fila ku,aku akan mengajak yang lain nya termasuk orang itu",ujarnya kemudian berlalu pergi begitu saja meninggalkan Very yang masih tidak percaya kalau pembunuhan ini berkaitan dengan 15 tahun lalu.
Very terdiam saat Ferdy meninggal kan nya,ia menopang tubuh nya ke meja menggunakan tangannya,"Jika memang benar,lalu siapa yang melakukan pembunuhan ini?"
***
Rora kembali membawakan nampan berukuran besar,dimana ada empat nasi kotak dan makanan lainnya di sana, seperti makanan ringan dan buah-buahan.
Rora meletakkan nampan itu ke sebuah meja di di sana.
"Terimakasih kau boleh keluar",ucap dokter itu.
Padahal Rora rasanya ingin lebih lama lagi di sana,ia ingin melihat wajah sang bunda lebih lama lagi meskipun tak bisa memeluk nya, cukup hanya dengan melihat nya mungkin bisa mengobati rasa rindunya.
Bagaimana pun juga ia adalah gadis berusia 21 tahun,ia masih begitu memerlukan kasih sayang seorang ibu dan tentu saja selama ini ia begitu menantikan bisa berkumpul bersama ibunda dan saudara kembarnya itu.
"Apalagi yang kau tunggu?",tanya dokter lagi yang merasa jengah dengan Rora yang seperti patung memperhatikan tiga orang yang sedang berkumpul.
"Tidak ada,aku akan keluar",Tanpa mengatakan apapun lagi Rora segera keluar,ia menghapus air matanya yang lagi-lagi mengalir hingga membasahi pipinya.
Ia sadar,ia tidak boleh seperti sekarang yang tampak lemah dan gadis cengeng.
Ia adalah gadis kejam,pemberani dan berhati dingin,"Kenapa aku selemah ini,aku harus segera menyelesaikan semuanya agar bisa berkumpul bersama bunda dan kak Ara",gumam nya berjalan terus tanpa tahu kemana langkah nya membawanya.
Hingga tiba-tiba,ia menabrak sesuatu karna tak melihat ke depan.
Bruk!!
Hampir saja ia terjatuh karna menabrak sesuatu yang keras dan kokoh,ia mengangkat pandangan nya dan mendongak melihat sosok pria dengan pahatan sempurna,netra nya yang berwana coklat, hidung yang mancung,bibir yang tebal dan berwarna pink,alis yang tebal dan kulit yang putih bersih dengan rambut hitam yang rapi,dengan tubuh yang tinggi dan sangat sempurna.
Netra kedua nya bertemu dan saling beradu,kedua nya memiliki tatapan yang tajam dan dingin.
Jika wanita lain akan terpesona dan jingkrak-jingkrak hingga langsung terpesona, namun wanita lain itu bukan Rora ia bahkan tak tertarik sedikit pun.
Namun meskipun tatapan dan sikap Lucas dingin seperti kulkas tujuh pintu,namun Rora jauh lebih dingin dari Lucas ibarat nya ia kulkas 10 pintu,karna bagaimana pun Lucas selama ini mempunyai keluarga besar yang hangat dan begitu menyayanginya nya sejak kecil bahkan begitu memanjakan nya,tapi tidak dengan Rora.
Tatapan Rora terlihat begitu dingin dan tajam,namun Lucas bisa melihat sebuah kesedihan dan Luka yang dalam dari tatapan itu.
Lucas sedikit memicingkan matanya,namun Rora tiba-tiba memutuskan pandangan nya dan segera berlalu melewati nya dengan wajah datar dan dingin."Maaf", sebelum pergi Rora sempat meminta maaf karena sudah menabrak Lucas.
Lucas terdiam di tempat,kemudian berbalik melihat kepergian gadis itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Tuan,bukan nya dia wanita yang kita lihat tadi pagi?",tanya Gara yang juga berbalik melihat kepergian Rora yang menjauh dengan langkah tegas.
"Mm"
Lucas menjawab dengan tatapan yang masih tak teralih kan.
"Dia terlihat bukan seperti gadis biasa,dia terlihat begitu dingin,berwajah datar dan aura yang begitu mencengkam sama seperti mu tuan",Ujar Gara dengan suara serius.
"Dan yang paling penting dia sama sekali tidak terlihat tertarik pada mu tuan,tidak seperti semua wanita yang telah kau temui selama ini,apa dia buta hingga tidak melihat ketampanan mu tuan?",Lanjut Gara.
Lucas tak menggubris sedikit pun dengan ucapan Sekretaris nya yang sangat menjengkelkan itu,ia berbalik kemudian kembali melangkah kan kakinya.
"Meskipun wajahnya sebagian tertutup dengan masker,aku yakin wajah nya sangat cantik",Gara terus berbicara sembari mengikuti langkah Lucas.
"Matanya begitu cantik, bulu matanya juga lentik, seperti nya kulit nya putih namun terlihat kusam"
Mendengar itu Lucas mengingat kembali wajah gadis tadi,namun segera ia membuang wajah gadis itu dari pikiran nya,karna merasa itu tidak penting.
***
"Bagaimana pun juga aku akan membuat tuan Ethan Lucas membantu ku menemukan siapa pelaku pembunuhan dua polisi ini"
"Percaya pada ku,dia akan membantu kita"
Bersambung...
Jangan lupa like komen vote subscribe dan kasih rate5🙏
terimakasih semua atas dukungan kalian 💝🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Rosy
aku pikir very adalah dalang dari pembunuhan ayahnya Rora tapi ternyata dia cuma kaki tangan..jadi penasaran dg orang yg Ferdy sebut "orang itu" 🤔
kalau mereka berenam dan dua orang sudah tumbang berarti masih ada empat orang lagi selain Very dan Ferdy
2024-02-02
0
abimasta
pamannya ikut membunuh ayahnya rora dan ara
2024-02-02
1
Wiwi Sukaesih
lanjut lg thor
2024-02-02
0