Saat Mendebarkan

*** Selamat datang 🤗

Happy reading 😍

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

**** 8 bulan kemudian

"Bintang , jalan ke depan lagi dek, di sana banyak sayur genjer nya" Senja tengah mengintruksikan sang adik.

"Sabar, mbak!" dari tadi ia sudah melangkah kesana kemari dalam kubangan sawah berlumpur, demi menuruti keinginan ibu hamil itu.

"Iss, cepetan dong dek, biar cepet pulang kita, para keponakan mu ini sudah tidak sabar makan tumis sayur genjer!" ujar Senja tanpa merasa bersalah sama sekali.

"hmm, ya Allah luaskan lah rasa sabar hamba menghadapi ibu hamil cerewet itu" gumam Bintang

Selama hamil Senja berubah menjadi sangat cerewet, suka meminta hal-hal merepotkan kepada Bintang, salah satunya mencari sayur genjer di sawah, bahkan Senja membeli puluhan ekor bebek, yang mana setiap pagi akan di angon oleh Bintang ke sawah.

"Sayurnya udah banyak ni mba, udah cukup untuk jadi menu makan malem kita!" beritahu Bintang, sambil menenteng sayur genjer di dalam kantung plastik.

"Iya sih...?" mendengar nada bicara Senja, langsung Bintang waspada. pasti ada lagi yang di harapkan mba kandungnya itu.

"Mba, udah mau sore hari, sebaiknya kita segera pulang, keburu maghrib nanti."

"iya, iya, bilang aja kamu gak mau menuruti permintaan keponakan mu!"

"Mulai dah dramanya, pasti bakal bawa-bawa alesan keponakan ngences kalau gak di turutin!" batin Bintang.

"Mba Senja, mau apa lagi?" langsung sumringah wajah Senja.

...****************...

"Pak RT, Bu RT!" teriak Bintang memanggil penghuni rumah.

"Wah, onoh nak Intan, pasti ada maunya ini!" Bintang pun tersenyum malu mendengar pernyataan lebih ke pernyataan bu RT.

"Mba Jani, kepengen makan asem jawa bu, boleh minta sedikit gak Bu?"

"O-walah, ngapain pakek izin nak, langsung kebelakang rumah aja, ambil sendiri seperti biasanya, ayo ibu temani!"

Dengan menggunakan gala bambu, Bintang mengambil beberapa buah asam jawa milik bu RT, ia tidak berani lagi memanjat pohon asam besar itu, sebelumnya Bintang selalu memanjat pohon tersebut, namun terakhir kali Bintang di serbu semut rangrang, kejadian tersebut membuatnya kapok!

"Kandungan mba yu mu, gimana nak? bukannya udah masuk bulannya melahirkan ya" tanya bu RT

"Alhamdulillah baik Bu, iya udah bulannya, mba Jani juga udah sering merasakan kontraksi palsu Bu!" jawab Bintang sambil mengarahkan gala bambunya untuk mengambil buah asam jawa.

"Ibu, ngeri sendiri kalau melihat betapa besarnya perut mbak mu itu Bintang," ujar bu RT, Bintang pun mengiyakan.

"Keponakan mu masih sering merepotkan mu gak nak?" pertanyaan bu RT masih berlanjut.

"Masih Bu, sebelumnya aku pernah membeli asem jawa di pasar, tetapi begitu mba Jani memakannya, langsung muntah-muntah dia, mba Jani tahu kalau buah asem itu bukan dari rumah bu RT. adu Bintang.

Bu RT langsung tertawa mendengar pengakuan Bintang "Berarti keponakan mu itu pintar nak, dia langsung tahu di bohongi tantenya" untuk hal itu Bintang akui memang benar.

"Ibu, ndak sabar menunggu keponakanmu lahir, kalau perempuan pasti ayu seperti ibu dan tantenya." Bintang tersenyum mendengar pujian itu.

...----------------...

Hari sudah beranjak maghrib, Senja dan Bintang masih asyik membungkus keripik tempe, usaha kecil-kecilan yang mereka geluti sejak enam bulan yang lalu.

Hasilnya Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan mereka sehari-hari. untuk pemasarannya sudah ada pelanggan tetap yang mengambil ke rumah sederhana Senja setiap dua hari sekali.

Tentu saja semua kemudahan yang di dapatkan Senja dan Bintang, berkat campur tangan mama Nita, begitu sayang beliau kepada kakak beradik itu.

Hsstt, Senja meringis ngilu merasakan tendangan sang anak di dalam perutnya.

"Dedek bayi nendang lagi ya mbak?" tanya Bintang mengelus lembut perut besar sang kakak.

"Sepertinya, dedek bayi sedang sibuk mencari jalan keluar Dek, mbak pun tiap bentar bawaannya mau buang air kecil terus!"

"Tapi kata bidan Murni, perkiraan lahirnya satu mingguan lagi kan, mbak?" Senja mengangguk, menanggapi pertanyaan Bintang.

Senja mengusap sayang perutnya, "Anak bunda, sudah tidak sabar ingin bertemu bunda dan tante Bintang, ya?"

Si bayi merespon ucapan sang Bunda, dengan menendang lebih keras dari sebelumnya!

"MasyaAllah!" seru Bintang dan Senja bersamaan.

Di desa kecil ini para warga memanggil Senja, Jani, dan Bintang di panggil Intan, di ambil dari nama belakang mereka. semua itu di lakukan, agar keberadaan mereka tidak tercium oleh tim Sagara.

"Dek, dek, bangun!" Senja membangunkan Bintang. mulas dan sakit perutnya semakin menjadi, keringat dingin mulai keluar di pelipis Senja.

Engeuhh, Bintang membuka mata, "Mba Senja kenapa Mbak?" seru terkejut Bintang melihat sang kakak meringis sakit.

"Ayo, kita ke klinik bersalin bidan Murni, sepertinya mba mau melahirkan!" Hssst...lagi Senja meringis menahan sakit.

Secepat kilat Bintang bangkit memakai jilbab serta mengambil tas gendong berisi keperluan ibu dan anak.

"Sini mbak, pegang yang kuat tangan ku!" Bintang memapah Senja berjalan.

Pelan-pelan ia membantu sang kakak menaiki motor gerobak, yang sehari-harinya di gunakan Bintang untuk mengangkut rumput ataupun jerami pakan ternak kambing mereka.

"Ad-uhh, tau gini motor gerobaknya aku bersihkan dulu!" omel Bintang kepada dirinya sendiri ketika melihat lantai papan motor tersebut masih terdapat sampah jerami.

"Cepet jalan Dek, perut mba semakin sakit!" perintah Senja dengan nafas pendek-pendek, ia berusaha mengatur pernafasannya demi meringankan sedikit rasa nyeri.

...----------------...

"Bu bidan Murni!!!" teriak Bintang begitu sampai di depan klinik bersalin, motor gerobaknya juga belum berhenti sempurna, kecemasan sangat terlihat di raut wajahnya.

"Bu bidan, bantu mbak ku!" teriaknya lagi.

Pintu pun terbuka, "Ya ampun Jani!" seru bidan Murni di belakangnya berdiri satu orang perawat.

"Sini, ayo cepat masuk kedalam ruangan bersalin!" serunya lagi sambil membantu Senja berjalan.

Begitu Senja sudah berada di bad bersalin, bidan Murni pun memeriksanya

Hssttt,,, rasa nyeri kembali Senja rasakan, ketika bidan Murni memasukkan jari terbungkus handscoon ke dalam vagina Senja.

"Wah, sudah pembukaan lima ini Jani, gak lama lagi si dedek akan ketemu bundanya" ujar bidan Murni.

"Apa masih lama nunggu pembukaan sempurna Bu?" tanya Senja terus menahan sakit.

"Tergantung, seberapa cepat berjalannya pembukaan. kamu bisa membantu mempercepatnya. ayo saya beritahu caranya!"

"Letakkan kedua tangan mu ke pegangan ranjang besi ini, lebarkan sedikit kakimu Jani, lalu pelan-pelan lakukan lah gerakan berdiri-berjongkok!" bidan Murni memberikan instruksinya.

"Sakit sekali Bu!!!" adu Senja ketika pertama kali melakukan gerakan berdiri-berjongkok.

"Proses melahirkan itu memang sakit Jani, yang enak itu membuatnya" kelakar bidan Murni, berhasil menerbitkan senyum masam Senja.

"Begini yang benar ya Bu bidan?" tanya Bintang ikut juga memperagakan gerakan berdiri-berjongkok seperti sang kakak.

"Apa kamu juga mau melahirkannya Intan?" mendengar pertanyaan aneh itu, langsung Bintang menggeleng lucu.

Bidan Murni, beserta satu orang Suster, tertawa, melihat kelucuan seorang Bintang ketika terserang panik.

"Dek, daripada kamu seperti ayam mau bertelur gitu, mending telepon mama Nita saja!" Senja pusing melihat kelakuan nyeleneh sang adik, ia yang mau melahirkan tetapi Bintang yang heboh tidak karuan.

...----------------...

*** Jakarta

"Bi, inget dan lakukan pesan saya seperti biasa ya!" pinta dan peringat mama Nita kepada bi Isni, asisten rumah tangga nya.

"Beres Bu!" jawab BI Isni

Setelah mendapat kabar dari Bintang jika Senja mau melahirkan, mama Nita langsung melakukan perjalanan panjang menuju Magelang.

Sebenarnya ingin sekali dia naik pesawat, agar lebih cepat sampai. namun resiko ketahuan oleh tim Sagara bakal lebih besar.

Seperti biasa mama Nita akan menggunakan jasa rental mobil langganannya beserta sang supir ketika pergi mengunjungi Senja.

Mobil milik mama Nita selalu ia parkir di depan teras garasinya, siapapun akan mengira mama Nita sedang berada di rumah.

Mama Nita juga tidak pernah keluar melalui pintu depan rumahnya. ia tahu betul saat ini rumahnya masih dalam pengawasan tim Sagara.

Sampai sekarang Sagara masih terus mencari keberadaan Senja Anjani.

~ Bersambung ~

Mohon dukungannya, kritik serta sarannya 🤗

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Lanjut

2024-04-07

0

🌺Fhatt Trah🌺

🌺Fhatt Trah🌺

aku nyicil pelan² ya thor☺️☺️

2024-03-31

1

🌺Fhatt Trah🌺

🌺Fhatt Trah🌺

bawaan orok ya😂😂

2024-03-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!