Sama-sama terpuruk

*** Selamat datang 🤗

happy reading 😍

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Bagaimana hasilnya, bukti apa saja yang sudah kalian kantongi?"

"Ma-af, Tuan, tim kita tidak bisa mendapatkan bukti lebih banyak lagi!" penjelasan Agam membuat murka sang bos.

Bukk...Pyarr, suara benda jatuh & pecah, memenuhi ruangan kantor mewah tersebut.

"Apa saja yang kalian lakukan selama tiga hari ini? benar benar tidak becus!!!" Gara sangat murka, seluruh barang di atas meja kerjanya habis tersapu bersih, tergeletak mengenaskan di atas lantai marmer.

"Kami sudah melakukan sebaik mungkin Tu-an, namun cctv di seluruh gedung pesta tersebut mati total selama tiga jam penuh. dua orang Operator penanggung jawabnya menghilang tanpa jejak" Mira maju menjelaskan setelah melihat Agam terdiam tak berkutik, terlihat ketakutan.

"Heeuhems" terdengar helaan nafas panjang Gara di ruangan hening itu.

"Apa ada pergerakan mencurigakan dari anggota keluarga Handoko?" Gara bertanya kepada asistennya. mendapat jawaban berupa gelengan, bertambah lah rasa frustasinya.

"Kalian bertiga keluarlah, Lidya atur ulang jadwal hari ini, saya sama sekali tidak mau di ganggu oleh siapapun dan hal apapun!" perintah Sagara kepada sang sekertaris.

"Baik, Tu-an!" lalu mereka bertiga keluar.

"Ya Allah, ya Allah, lega banget rasanya gua bisa bernafas dengan nyaman" adu Lidya

"Baru kali ini, gua ngelihat tuan Sagara begitu murka, gak bisa gua bayangin gimana kedepannya, kalau sampai kita gak bisa mengungkap misteri malam naas itu!" sambung Lidya dramatis.

"Lalu gimana nasib Percintaan Tuan dan nona Senja?" tanya Agam setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Kalau elu tanya gua, lalu gua harus nanya sama siapa, Gam!" Mira tak kalah bingungnya.

"Enggak, apapun yang terjadi, tuan Sagara hanya boleh menikah dengan nona Senja, gua gak demen ngelihat nona Anyelir, dia sama sekali kagak punya aura positif."

"Si paling aura" dengus Agam dan Mira secara bersamaan.

Berulang kali mereka mendengar suara berisik dari ruangan Sagara. baru kali ini mereka bertiga melihat langsung, bagaimana seorang Sagara yang dikenal sangat baik dalam mengendalikan diri serta emosi, lepas kendali.

...----------------...

**** Di sebuah rumah mewah.

"Sayang, putri kita memang terbaik" cup cup, kecupan sayang Handoko hadiahkan di pipi Anyelir.

"Anak siapa dulu dong pa" timpal Saras sang istri, serempak mereka tertawa.

"Ah-ha, sebentar lagi keinginan ku menjadi nyonya muda Rahardian terwujud" girang Anyelir.

"Selamat ya sayang, hanya kamu yang pantas bersanding dengan Sagara, bukan gadis udik yang sama sekali tidak kita ketahui rupa dan asal usulnya itu!"

"Benar kata mama nak, hanya Anyelir anak papa paling cantik ini, yang pantas menyandang nama besar Rahardian!"

"Tapi kali ini rencana kita benar-benar berhasil kan pa? Gak gagal seperti sebelumnya kan!" tanya Anyelir sedikit ragu.

"Papa pastikan seribu persen berhasil sayang!" selama tidak ada para bodyguard dan kedua asisten Sagara, sangat mudah menjebaknya!"

"Hal terpenting yang harus kamu lakukan sekarang, terus memojokkan Sagara, mama akan terus menerus menekan rasa bersalah jeng Fatimah" (mama Sagara)

"Siap ma, ya udah sekarang Anye mau berangkat ke kantor calon suami dulu" dengan penuh semangat, Anyelir berlari kecil menuju garasi mobilnya, sudah sangat tidak sabaran segera bertemu Sagara. lelaki yang sudah ia incar lebih dari lima tahun.

Tuan Handoko dan nyonya Saras, geleng-geleng kepala melihat semangat anak tunggal mereka.

"Tidak akan lama lagi, nama besar Handoko akan semakin di kenal ma, perusahaan kita pun akan bertambah sukses."

"Iya pa, semua ini berkat Anyelir" ucap sang istri memeluk mesra sang suami.

"Kali ini papa bener gak kecolongan seperti waktu itu kan pa?"

"Papa jamin semuanya berjalan seperti kita inginkan, tidak ada kesalahan sekecil apapun, semua aman terkendali" yakin sang suami, mereka saling berpelukan, membayangkan keuntungan besar sudah di depan mata.

Siapa yang tidak mau berbesan dengan Fatimah Ningrum, istri almarhum Wicaksono Rahardian, bisnis mereka sudah mengakar kuat, bukan hanya di dalam negeri, di luar negeri nama perusahaan Rahardian MNC telah di kenal luas.

Semenjak di ambil alih oleh Sagara, perusahaan Rahardian MNC, semakin sukses sampai mancanegara.

...----------------...

"Berani sekali kalian menjual rumah ibu ku! memangnya siapa kalian?" teriak Senja di hadapan para manusia serakah, yang tidak lain adik kandung dan adik ipar sang Ibu.

"Tentu saja kami punya hak Senja, apa kamu buta huruf, gak bisa membaca nama siapa yang tertulis di atas sertifikat rumah tempat tinggal mu! hardik bude Mila

Suaminya ikut menimpali "Sudah jangan banyak drama Senja, rumah ini sudah kami jual, pembeli barunya memberi waktu seminggu untuk kalian angkat kaki.

"Gak akan aku biarkan kalian menjual rumah penuh kenangan orang tua ku ini!"

"Bintang, cepat kamu panggil pak RT dan istrinya, minta tolong kepada mereka untuk datang kesini" Bintang segera bergegas melaksanakan perintah sang kakak.

"Ngapain membawa orang lain dalam urusan keluarga kita Nja!" bude Mila mulia cemas.

"Keluarga, keluarga apa yang bude maksud? apa ada sebuah keluarga dimana seorang adik diam-diam mencuri sertifikat, lalu menjual rumah kakak kandungnya, bahkan tanah kuburan ibuk masih basah, bude!" Mila seketika terdiam tidak mampu membalas tuduhan Senja.

"Senja, Jangan banyak omong kamu, sudah sewajarnya harta mendiang Kakek di bagi rata!" kilah sang paman.

"Paman lbenar benar tidak tahu malu, tidak tahu diri, selama ini harta kakek sudah kalian ambil alih, orang tuaku hanya kalian beri sebuah bangunan rumah Reot!" cemooh Senja.

*** Setelah pak RT dan istrinya datang, bahkan pembeli rumah keluarga Senja juga ikut datang dalam musyawarah tersebut.

"Maaf, saya tidak mau menjual ataupun mengembalikan rumah ini!" jawab si pembeli.

"Sertifikatnya sudah berada di notaris untuk kepentingan balik nama!" sambungnya lagi.

Air mata Senja dan Bintang jatuh membasahi pipi mereka, mendengar kenyataan pahit ini, hati mereka begitu hancur!

Rumah penuh kenangan akan kedua orang tua mereka, serta masa kecil dan remaja mereka, kini sudah menjadi milik orang lain.

Senja sangat menyesali sifat murah hati kedua orang tuanya semasa hidup, lebih memilih mengalah daripada memperbesar masalah. seandainya dulu ia memaksa sang Ibu untuk membuat sertifikat atas nama beliau sendiri, sudah pasti kejadian menyakitkan ini tidak pernah ada.

"Puas kalian hah! semoga sifat tamak kalian akan membawa malapetaka kedepannya!" cecar Senja.

"Tolong, keluarlah kalian dari rumah ini, sebelum kesabaran saya habis!" usir mama Nita, dari tadi mulutnya sudah gatal hanya menjadi penonton.

...----------------...

"Ayo, kita kembali ke Jakarta Senja, Bintang juga ikut serta!"

"Tentang kuliah Bintang, nanti kita cari universitas di Jakarta, atau satu kampus dengan mbak Senja saja, ya Bintang?" gadis berusia 19 tahun itu hanya mengangguk mendengar penuturan mama angkatnya.

"Ma, aku gak mau kembali ke kota penuh kenangan pahit itu" tolak Senja.

"Jika kamu tidak mau, lantas dimana kalian akan tinggal?"

"Ma, tolong bawa Senja pergi jauh, sangat jauh dari jangkauan pria brengsek itu ma!" mohon Senja lirih.

"Baik, asal kamu beritahu mama siapa laki-laki yang sudah menodai mu!" tawar mama Nita.

"Mama, maksud omongan mama barusan apa ma, ada apa dengan mbak Senja?"

"Hustt, Bintang tolong diam dulu ya nak, bagaimana mana Senja?"

"Sagara ma, Sagara Rahardian yang sudah memperkosa aku!!"

hiks hiks hiks, "Lelaki laknat itu sudah merenggut paksa mahkota yang selama ini aku jaga bak permata!" ungkap Senja histeris.

"Sagara, kekasihmu nak, Siapa tadi nama belakangnya?" mama Nita seperti tidak asing mendengar Senja menyebutkan nama belakang Sagara!"

~Bersambung ~

Tolong tinggalkan jejak like, kritik dan sarannya ya 🤗

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***