Angin berdesir pelan melalui pepohonan tua yang berderet di sepanjang jalan menuju rumah sakit tua yang terbengkalai. Gedung itu, yang dulunya merupakan tempat perawatan pasien yang penuh dengan harapan, kini telah menjadi bangunan kumuh yang penuh dengan kenangan yang terlupakan. Beberapa jendela pecah dan atapnya sebagian rusak, menciptakan gambaran yang cukup menakutkan di mata yang melihatnya.
MiLLie, seorang Gadis muda dengan rasa ingin tahu yang tak terbendung, berdiri di luar gerbang rumah sakit.
"Aku akhirnya sampai juga, aku telah mendengar banyak cerita misteri tentang tempat ini sejak lama." kata MiLLie sambil memperhatikan sekitarnya.
MiLLie telah memutuskan untuk mengungkap kebenaran di balik semua yang ada di rumah sakit itu perihal desas-desus yang telah meresahkan para warga. Kamera dan peralatan lainnya tergantung di pundaknya, siap untuk digunakannya.
Dalam hatinya, MiLLie berbicara kepada dirinya sendiri.
"Ini saatnya membuktikan bahwa semua cerita tentang suster ngesot ini hanya mitos belaka."
Dengan langkah berani, ia melangkah melewati gerbang dan masuk ke dalam gedung yang gelap.
Koridor yang panjang terbentang di depannya, dengan dinding yang berselimut debu dan cat yang terkelupas. MiLLie merasa adem dan cemas sekaligus, tetapi ia terus berjalan dengan penuh tekad. Cahaya alami yang masuk melalui jendela yang terbuka membuatnya bisa melihat reruntuhan dari masa lalu. Dari sini, suara-suara aneh yang menggema dalam keheningan semakin menguatkan kesan yang menyeramkan.
Sementara ia berjalan lebih dalam, tiba-tiba ia merasa ada yang mengikuti. Ia berhenti sejenak, mendengarkan suara langkah yang tak kasat mata. Lalu, dari sudut mata, ia melihat bayangan seseorang meluncur perlahan melintas di depannya, terlalu cepat untuk manusia biasa.
MiLLie menyentak dan melihat kembali ke arah bayangan itu, tetapi tidak ada yang ada di sana.
"Mungkin hanya imajinasi saya," pikirnya. Namun, getaran aneh terus menghantui dirinya, seperti pesan tak terucap yang tersembunyi dalam dinding-dinding rumah sakit itu.
Perjalanan MiLLie ke dalam misteri suster ngesot baru saja dimulai, dan ia merasa bahwa ini akan menjadi petualangan yang tak terlupakan dalam hidupnya.
MiLLie terus menjelajahi lorong-lorong yang semakin menyeramkan, mencoba untuk mengabaikan ketakutan yang merayap pada dirinya. Sementara ia berjalan lebih dalam, ia merasa suhu udara turun secara tiba-tiba, menciptakan rasa dingin yang menusuk tulang.
Lampu lentera di tangannya menjadi teman setianya dalam kegelapan. Ia mencoba untuk fokus pada tujuannya: membuktikan bahwa suster ngesot hanyalah sebuah cerita menakutkan. Tapi, suara-suara aneh terus menggema di sekitarnya, seperti bisikan-bisikan tak berwujud yang hanya bisa ia rasakan, bukan dengar.
Tiba-tiba, sebuah suara langkah kaki yang jelas terdengar di lorong berbatu. MiLLie berhenti seketika, mematikan lenteranya, dan menahan nafas. Ia tak sendirian. Suara langkah itu semakin mendekat, dan bayangan seseorang mulai muncul di kegelapan.
Seorang wanita muda dengan gaun suster kuno muncul di hadapannya. Wajahnya pucat dan matanya tajam, dengan senyuman misterius di bibirnya. Suster itu melangkah mendekati MiLLie dengan gerakan yang halus dan menyeramkan. MiLLie merasa ketakutan yang tak terkendali merayapi dirinya.
"Salam, MiLLie," kata suster itu dengan suara serak. "Kau mencari ku, bukan? Kau ingin tahu siapa aku."
MiLLie tercengang. Bagaimana wanita itu tahu namanya? Dan mengapa matanya tampak begitu asing dan aneh? Ia ingin menjawab, tetapi kata-kata terjepit di tenggorokannya.
Suster itu melanjutkan, "Aku adalah suster Bernadette. Namaku terkubur dalam legenda sebagai suster ngesot. Kini, aku berada di sini untuk membantumu mengungkap misteri yang sesungguhnya terjadi di balik dinding-dinding rumah sakit ini."
MiLLie merasa dirinya semakin terperangkap dalam kebingungan dan ketakutan.
"Apakah suster ini adalah roh atau manusia?" gumam MiLLie.
......................
Suster Bernadette terus melangkah mendekati MiLLie, dengan tatapan misteriusnya yang tampak seperti menyelipkan rahasia besar di baliknya. MiLLie merasa kebingungannya semakin mendalam, tetapi juga merasa ada sesuatu yang sangat tidak biasa dalam pertemuan ini.
"Kenapa kamu di sini?" tanya MiLLie dengan nada ragu. "Dan mengapa kamu tahu namaku?"
Suster Bernadette tersenyum, dan senyumannya seakan menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.
"Aku telah menunggumu, MiLLie, karena kau adalah satu-satunya yang bisa membantu aku mengungkap rahasia yang selama ini terkunci di dalam rumah sakit ini. Cerita tentangku adalah hanya sebagian kecil dari misteri yang sesungguhnya."
MiLLie merasa semakin penasaran. "Apa rahasia yang kau maksud?"
Suster Bernadette membimbing MiLLie ke ruangan yang tersembunyi di luar koridor utama. Di dalam ruangan itu, terdapat laci-laci berisi berkas-berkas tua, jurnal-jurnal yang telah lama terlupakan, dan dokumen-dokumen yang terlindungi dengan hati-hati.
"Aku adalah suster di rumah sakit ini pada tahun 1930-an," ungkap Suster Bernadette. "Ketika aku masih hidup, aku menyaksikan hal-hal yang tak bisa ku ingkari. Ada eksperimen medis yang dilakukan di sini, yang melibatkan pasien-pasien yang tak bersalah. Mereka menjadi korban kejam dalam pencarian ilmu yang gelap."
MiLLie mulai memahami bahwa ini bukan sekadar cerita misteri biasa. Ada sesuatu yang jauh lebih dalam dan gelap di balik tembok rumah sakit ini. Ia merasa bahwa dirinya telah terjebak dalam sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang pernah ia bayangkan.
"Kau harus membantu aku mengungkap kebenaran ini," pinta Suster Bernadette, dengan mata penuh harap. "Kita harus menghadapi roh-roh yang masih terperangkap di sini dan mengungkap rahasia yang selama ini tersembunyi."
Dengan setengah ragu dan setengah penasaran, MiLLie mengangguk. Petualangan misteriusnya baru saja menjadi lebih dalam dan lebih kompleks, dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dalam perburuan rahasia di rumah sakit tua yang angker itu.
Dengan persetujuan MiLLie, Suster Bernadette membantu mempersiapkan peralatan yang mereka butuhkan untuk memulai perburuan rahasia. Mereka mengumpulkan jurnal-jurnal kuno, foto-foto pasien, dan dokumen-dokumen yang akan membantu mereka memahami lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi di rumah sakit ini.
"Kita harus menggali lebih dalam lagi," kata Suster Bernadette. "Ada banyak roh yang masih terperangkap di sini, dan mereka mungkin memiliki jawaban yang kita cari."
Mereka berdua berjalan ke lantai bawah rumah sakit yang semakin mencekam. Di sana, MiLLie merasa kehadiran entitas-entitas yang tidak kasat mata. Suster Bernadette membimbingnya melalui lorong-lorong yang gelap dan ruangan-ruangan yang pernah digunakan untuk eksperimen medis yang mengerikan.
Ketika mereka menggali lebih dalam, mereka mendengar suara-suara aneh, jeritan-jeritan yang terdengar seperti menyiratkan rasa sakit yang tak berujung. Suster Bernadette mulai membacakan cerita-cerita yang tercatat di dalam jurnal-jurnal, menceritakan kisah-kisah horor dari masa lalu yang membuat bulu kuduk MiLLie merinding.
...Bersambung...👉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Yunia Afida
lebih serem ni
2024-02-02
1