Keesokan harinya, MiLLie melanjutkan perjalanannya hingga ia tiba di sebuah desa terpencil yang terletak di antara pegunungan yang menjulang tinggi, malam tiba dengan kegelapan yang mendalam. Hujan lebat turun membasahi tanah, menciptakan alunan gemericik air yang menambah kesunyian malam. Di tengah kegelapan, terlihat sebuah rumah tua yang ditinggalkan dan ditutupi oleh rimbunnya tumbuhan liar. Rumah itu telah lama ditinggalkan oleh pemiliknya, dan kabar-kabar misterius beredar di kalangan penduduk desa sekitarnya.
Rumornya, rumah itu dihantui oleh hantu-hantu korban bunuh diri. Beberapa penduduk desa berani bersumpah bahwa mereka pernah mendengar suara-suara aneh yang datang dari dalam rumah pada malam-malam tertentu. Namun, sebagian besar orang hanya melihat rumah itu sebagai tempat yang sebaiknya dihindari.
Di malam itu, angin bertiup kencang, dan pepohonan tua di sekitar rumah itu melengking seperti nyanyian hantu. Di depan rumah, MiLLie duduk di bawah payung, menatap bangunan yang menakutkan itu dengan rasa ingin tahu dan kekhawatiran dalam matanya. seorang penduduk desa yang selalu penasaran dengan misteri yang mengelilingi rumah tua itu.
Malam itu, MiLLie merasa ada yang berbeda. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang lebih kuat di dalam rumah itu, sesuatu yang memanggilnya, meskipun rasa takut masih menghantuinya. Dengan hati-hati, dia berdiri dan melangkah menuju pintu rumah tua yang sudah lapuk. Saat tangannya menyentuh gagang pintu yang dingin, MiLLie tidak tahu bahwa pilihannya akan membawanya pada petualangan yang sangat berbahaya di dunia gaib yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
MiLLie menghela nafas dalam-dalam, lalu perlahan membuka pintu rumah tua tersebut. Ruangan dalamnya penuh dengan debu dan kegelapan. Hanya beberapa sinar remang yang masuk melalui jendela-jendela pecah, memberikan sedikit cahaya pada lingkungan yang tampaknya mati itu.
Dengan hati-hati, MiLLie berjalan melalui lorong gelap menuju ruang tengah rumah. Di sini, ia merasa adanya kehadiran yang tak kasat mata, sesuatu yang membuat bulu kuduknya merinding. Keheningan malam terganggu oleh suara langkah-langkah pelan MiLLie di lantai kayu yang retak.
Tiba-tiba, dalam kegelapan yang menyelimuti ruangan, MiLLie melihat bayangan yang samar-samar bergerak di sudut ruangan. Dia menoleh ke arah itu, dan mata seorang wanita muda dengan mata sayu dan putus asa muncul di depannya. Wanita itu tampak seperti hantu, tubuhnya transparan, dan wajahnya dipenuhi kesedihan.
"Siapa kamu?" tanya MiLLie dengan nada ragu.
Wanita itu mulai berbicara dengan suara lemah, "Aku Elena, korban bunuh diri di sini. Aku terperangkap dalam kenangan yang menyiksa dan mencari damai. Tolong bantu aku..."
MiLLie terkejut mendengar pengakuan Elena. Ia belum pernah menghadapi sesuatu seperti itu sebelumnya. Namun, sesuatu yang mendalam dalam hatinya memaksanya untuk membantu Elena, meskipun ia tak yakin bagaimana caranya.
Dengan hati yang penuh keraguan, MiLLie mulai berbicara dengan Elena, hantu yang tersiksa. Elena menceritakan kisah tragisnya, bagaimana ia terjebak dalam alam baka setelah mengakhiri hidupnya di rumah itu. Dia tak mampu menemukan damai dan terjebak dalam kenangan yang menyiksanya.
MiLLie merasa simpati dan ingin membantu Elena menemukan jalan keluar dari penderitaannya. Namun, ia tidak tahu caranya. Elena menjelaskan bahwa untuk mengusir hantu-hantu korban bunuh diri yang menghantui rumah ini, mereka harus memahami dan membantu masing-masing hantu menemukan damai.
Elena meminta MiLLie untuk mencari bantuan seorang paranormal yang tinggal di desa tetangga. Orang itu memiliki pengetahuan tentang dunia gaib dan mungkin bisa membantu mereka memahami cara melepaskan diri dari kutukan itu. MiLLie setuju untuk mencari paranormal tersebut, meskipun ia merasa ketakutan dengan tugas yang baru saja diberikan.
Dengan hati yang berdebar, MiLLie keluar dari rumah tua yang angker dan kembali ke desa. Dia tahu bahwa perjalanan mereka untuk mengungkap misteri ini baru saja dimulai, dan banyak rintangan dan bahaya yang akan mereka hadapi.
......................
MiLLie kembali ke desa dengan tugas untuk mencari seorang paranormal yang mungkin dapat membantu Elena. Di tengah malam yang dingin, dia berjalan melalui jalan-jalan desa yang sepi, menuju rumah seorang peramal terkenal bernama Mrs. Hadiyah.
Mrs. Hadiyah dikenal dalam masyarakat desa sebagai orang yang memiliki pengetahuan tentang dunia gaib dan bisa berkomunikasi dengan roh-roh.
Tiba di depan rumah Mrs. Hadiyah, MiLLie mengetuk pintu dengan hati-hati. Setelah beberapa saat, pintu terbuka dan seorang wanita tua dengan rambut putih panjang dan mata tajam muncul di ambang pintu.
"Ada yang bisa saya bantu, anak muda?" tanya Mrs. Hadiyah dengan senyum tipis.
MiLLie menjelaskan situasi yang dialaminya dengan penuh keraguan dan kekhawatiran. Mrs. Hadiyah mendengarkan dengan seksama, lalu mengangguk.
"Aku tahu tentang rumah tua itu dan cerita-ceritanya," kata Mrs. Hadiyah. "Tentu saja, aku akan membantu. Tetapi, apa yang kamu tawarkan sebagai ganti?"
MiLLie memberi tahu Mrs. Hadiyah bahwa mereka akan mencoba membantu Elena dan hantu-hantu korban bunuh diri yang terjebak dalam rumah itu untuk menemukan damai. Mrs. Hadiyah setuju untuk bergabung dengan mereka dalam misi itu.
Malam itu, MiLLie, Elena, dan Mrs. Hadiyah bersiap-siap untuk menghadapi dunia gaib yang misterius. Mereka tahu bahwa perjalanan itu akan membawa mereka pada petualangan yang penuh bahaya, tetapi mereka juga merasa tekad untuk membantu para hantu korban bunuh diri menemukan kedamaian yang mereka cari begitu lama.
Dengan Mrs. Hadiyah sebagai panduan mereka, MiLLie dan Elena memulai perjalanan menuju rumah tua yang dihantui. Mrs. Hadiyah membawa dengan dia peralatan gaib dan buku-buku kuno yang mungkin membantu mereka berkomunikasi dengan hantu-hantu tersebut.
Malam itu, ketika mereka memasuki rumah tua itu, atmosfer begitu mencekam. Elena mencoba berkomunikasi dengan hantu-hantu lain yang terjebak di sana, berbicara dengan nada lembut dan penuh empati. Mereka mulai mendengar cerita mengerikan dan tragis yang dialami oleh hantu-hantu itu sebelum mereka mengakhiri hidup mereka.
Mrs. Hadiyah membantu dalam proses komunikasi dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Dia melakukan ritual-ritual kuno yang memungkinkan hantu-hantu tersebut merasa lebih nyaman berbicara dan berbagi kisah mereka.
Selama beberapa hari, mereka menjalani ritual-ritual itu, mendengarkan kisah-kisah yang membuat bulu kuduk merinding. Mereka juga berusaha memahami apa yang membuat hantu-hantu tersebut terjebak di rumah itu dan mengapa mereka tidak bisa menemukan damai.
Saat mereka semakin mendalam dalam penjelajahan dunia gaib itu, MiLLie merasa bahwa ada sesuatu yang lebih besar di balik semua itu, sesuatu yang mungkin mengancam mereka semua. Pertanyaan misterius mulai muncul di pikirannya.
Mengapa rumah ini menjadi tempat bagi begitu banyak hantu korban bunuh diri? Dan apakah mereka dapat menemukan solusi yang akan mengakhiri kutukan ini dan memberikan kedamaian kepada para hantu itu?
...Bersambung ...👉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Yunia Afida
semakin seru
2024-01-30
1