Mereka masuk ke dalam ruangan yang tersembunyi itu dan ketika MiLLie, Maya, dan Rudi memasuki ruangan tersembunyi di lantai atas rumah tua, mereka menemukan diri mereka di sebuah tempat yang jauh berbeda dari ruangan-ruangan lain di rumah tersebut. Ruangan itu tampaknya tidak terpengaruh oleh waktu yang telah menghancurkan sisa rumah tua tersebut.
Di tengah ruangan, ada sebuah meja kayu tua dengan lapisan debu yang tebal. Di atas meja, terdapat sebuah buku harian tua yang masih terbuka di salah satu halamannya. Buku tersebut tampaknya terabaikan selama bertahun-tahun. MiLLie meraih buku itu dan mulai membaca.
Di dalam buku harian, pemilik rumah tersebut, yang ternyata adalah seorang wanita bernama Siti, mencatat pengalaman-pengalamannya dalam rumah ini. Dia menulis tentang suara-suara aneh yang dia dengar di tengah malam, bayangan yang selalu mengintainya, dan ketakutannya yang tumbuh setiap harinya.
Buku harian itu mengungkapkan bahwa Siti merasa bahwa rumah itu adalah tempat di mana arwah suaminya yang meninggal beberapa tahun yang lalu masih gentayangan. Dia mencoba melakukan berbagai ritual untuk berkomunikasi dengan suaminya, tetapi upayanya selalu sia-sia. Semakin lama, dia merasa semakin terjebak dalam kegelapan rumah itu.
MiLLie menghentikan pembacaannya sejenak dan berbicara, "Jadi, sepertinya Siti adalah orang terakhir yang tinggal di sini sebelum rumah ini ditinggalkan. Dia mencoba berkomunikasi dengan suaminya yang meninggal. Tetapi, apa yang membuatnya merasa rumah ini berhantu?"
Maya menjawab, "Mungkin ada sesuatu yang terkait dengan kematian suaminya. Kita perlu mencari lebih banyak petunjuk."
Mereka melanjutkan membaca buku harian itu, dan semakin mereka membaca, semakin mengerikan ceritanya. Siti mencatat bahwa suatu malam, dia melihat pocong yang mengerikan di dalam rumah itu. Pocong itu mengancamnya, dan dia mencoba untuk melarikan diri, tetapi dia tidak pernah bisa keluar dari rumah itu.
Rudi berbicara dengan nada khawatir, "Siti mencatat bahwa pocong itu mengancamnya, dan dia merasa terjebak di dalam rumah ini. Mungkin itulah yang terjadi pada kita sekarang. Bagaimana kita bisa keluar dari sini?"
Mereka berusaha mencari tahu lebih banyak tentang rahasia di balik rumah tua itu, dan semakin mereka menggali, semakin dalam mereka terbenam dalam misteri dan bahaya yang mengancam.
MiLLie, Maya, dan Rudi terus membaca buku harian Siti, dan semakin mereka menelusuri halaman-halamannya, semakin mereka yakin bahwa rumah tua itu dipenuhi dengan energi supranatural yang tidak dapat dijelaskan. Siti mencatat pengalaman-pengalaman yang semakin mencekam, seolah-olah rumah itu memiliki pengaruh jahat yang mendalam.
Sementara mereka masih dalam kebingungan, mereka mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat. Suara itu begitu dekat sehingga mereka merasakan sesuatu yang tak terlihat berada di dekat mereka. Rasa ketakutan mereka meningkat seiring dengan suara-suara yang semakin intens.
Maya dengan gemetar berbisik, "Apa itu suara langkah kaki? Apakah itu pocong?"
MiLLie mencoba untuk tetap tenang, "Kita harus bersiap-siap. Siapa pun itu, kita harus tahu apa yang mereka inginkan."
Mereka mencoba mencari sumber suara tersebut, dan akhirnya, mereka menemukan sesosok bayangan yang samar di sudut ruangan. Bayangan itu tampak bergerak perlahan menuju mereka, membawa aura misterius yang membuat bulu kuduk mereka merinding.
Rudi bertanya dengan suara gemetar, "Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan?"
Bayangan itu mulai mendekat, dan semakin mendekat, mereka melihat bahwa itu adalah pocong.
Pocong itu terbungkus dalam kain kafan putih dan memiliki mata yang terlihat penuh dengan kesedihan.
Pocong itu mulai berbicara dengan suara lembut, "Aku adalah arwah suami Siti, yang selama bertahun-tahun terperangkap di sini. Siti mencoba untuk berkomunikasi dengan saya, tetapi aku tidak bisa pergi. Tolong, bantu saya menemukan damai."
Mereka mendengarkan cerita tragis arwah pocong itu dan merasa kasihan padanya. Rasa ketakutan mereka mulai berganti dengan empati.
Maya bertanya, "Bagaimana kami bisa membantumu?"
Pocong itu menjawab, "Ada sebuah tugas yang harus saya selesaikan untuk menemukan kedamaian. Kalian harus menemukan benda berharga saya yang hilang, sebuah kalung pernikahan, dan mengembalikannya kepada Siti. Hanya itu yang bisa mengakhiri kutukan ini."
MiLLie, Maya, dan Rudi setuju untuk membantu pocong itu dan mencari kalung pernikahan yang hilang. Mereka merasa bahwa inilah satu-satunya cara untuk keluar dari rumah tua itu dan membantu arwah yang terperangkap.
Mereka kembali ke buku harian Siti untuk mencari petunjuk mengenai lokasi kalung pernikahan itu.
...----------------...
MiLLie, Maya, dan Rudi kini memiliki tugas berat di hadapan mereka. Mencari kalung pernikahan yang hilang untuk mengakhiri kutukan yang telah mengurung arwah suami Siti di rumah tua itu. Mereka kembali ke buku harian Siti untuk mencari petunjuk yang lebih jelas mengenai di mana kalung pernikahan itu mungkin berada.
Dalam catatan Siti, ada petunjuk mengenai sebuah ruangan tersembunyi di dalam rumah yang mungkin menjadi tempat kalung itu disembunyikan. Ruangan tersebut adalah ruangan yang tak pernah dia temukan selama dia tinggal di rumah tersebut.
MiLLie berkata, "Kita harus mencari ruangan tersembunyi ini. Itu mungkin adalah tempat kalung pernikahan itu berada."
Maya menambahkan, "Jika kita bisa menemukan ruangan itu, kita mungkin bisa mengakhiri kutukan dan membantu arwah suami Siti."
Mereka mulai menjelajahi rumah itu lagi, kali ini dengan tekad yang lebih kuat. Mereka mencari-cari tanda-tanda ruangan tersembunyi, memeriksa setiap dinding dan lantai dengan hati-hati. Setiap langkah yang mereka ambil membawa mereka lebih dalam ke dalam misteri rumah tua yang semakin menyeramkan.
Akhirnya, setelah beberapa jam pencarian, mereka menemukan pintu tersembunyi yang tertutup rapat di dinding salah satu koridor. Dengan susah payah, mereka berhasil membukanya dan menemukan diri mereka di dalam sebuah ruangan kecil yang telah lama terlupakan.
Di tengah ruangan itu, mereka menemukan sebuah kotak tua yang tertutup dengan kain debu. Mereka membuka kotak itu dengan hati-hati, dan di dalamnya, mereka menemukan kalung pernikahan yang bersinar indah. Kalung itu tampak berharga dan sangat berkilau.
MiLLie, sambil menggenggam kalung itu, berkata, "Kita telah menemukan kalung pernikahan ini. Sekarang, kita bisa mengembalikannya kepada arwah suami Siti dan mengakhiri kutukan ini."
Mereka kembali ke ruangan di mana pocong suami Siti muncul. Saat mereka memberikan kalung pernikahan itu kepada arwah itu, pocong itu mengucapkan terima kasih dengan suara lembut dan tersenyum, sebelum hilang dalam cahaya putih yang cerah.
Rumah tua itu tiba-tiba menjadi lebih terang, dan ketegangan yang selama ini mereka rasakan mulai mereda. Mereka bisa merasakan bahwa mereka bebas dari kutukan, dan rumah itu tidak lagi menampakkan diri sebagai tempat yang menyeramkan.
Maya tersenyum lega, "Kita telah berhasil! Kutukan ini telah terhapus, dan arwah suami Siti bisa pergi dengan damai."
Rudi menambahkan, "Kita juga bebas dari rumah ini. Sekarang kita bisa keluar dan menceritakan pengalaman ini pada penduduk desa."
Misi mereka dalam mencari kalung pernikahan yang hilang telah berhasil, dan mereka berhasil mengungkap misteri yang mengintai di dalam rumah tua yang seram. Mereka kini berada di ambang kebebasan, tetapi petualangan mereka masih jauh dari selesai.
MiLLie, Maya, dan Rudi telah berhasil mengakhiri kutukan yang mengurung arwah suami Siti di rumah tua yang menyeramkan. Rumah itu sekarang tidak lagi terasa gelap dan mengerikan.
Mereka memutuskan untuk segera keluar dari rumah itu, dan ketika mereka kembali ke pintu depan, mereka menemukan bahwa pintu yang sebelumnya terkunci dengan erat, kini terbuka. Mereka melangkah keluar dan merasa lega karena bisa melihat cahaya bulan yang bersinar terang di malam yang gelap.
Saat mereka berjalan menjauhi rumah tua itu, mereka merasa rasa syukur yang mendalam. Misi mereka dalam membantu arwah suami Siti dan mengungkap misteri rumah itu telah selesai. Mereka berjanji untuk tidak pernah melupakan pengalaman ini dan untuk berbagi kisah mereka kepada penduduk desa.
Ketika mereka tiba kembali di desa, penduduk desa sangat terkejut melihat mereka karena mereka telah hilang selama beberapa hari. MiLLie, Maya, dan Rudi menceritakan seluruh pengalaman mereka tentang rumah tua yang menyeramkan dan bagaimana mereka berhasil mengakhiri kutukan.
Penduduk desa mendengarkan cerita mereka dengan antusiasme dan sedikit ketakutan. Mereka mengucapkan terima kasih kepada MiLLie, Maya, dan Rudi karena telah mengungkap misteri rumah tua yang selama ini menjadi rahasia desa.
Setelah semua yang telah terjadi, MiLLie, Maya, dan Rudi merasa lebih dekat satu sama lain. Mereka juga mendapatkan penghargaan dan rasa hormat dari penduduk desa karena keberanian mereka. Meskipun mereka menghadapi ketakutan dan misteri, pengalaman ini telah membuktikan bahwa persahabatan dan keberanian bisa mengatasi bahaya.
Setelah beberapa hari di desa itu, MiLLie akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya yang masih belum tentu arah itu, ia lalu berpamitan pada teman-temannya dan pada warga setempat.
...Kemana lagi MiLLie akan pergi?......
...Bersambung...👉...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments