Dan hari-hari berikutnya pun kegantengan si Alex masih tetap membuat semangat hari-hari Ariel di sekolah barunya. Biarpun dari awal Ariel sadar diri kalau ia pasti tidak bisa dekat-dekat sama Alex, karena pasti cowok setampan ia sudah punya pacar.
Dan benar saja, beberapa kali Ariel tidak sengaja melihatnya berjalan di koridor dan kali ini waktu ia menuju tempat parkir, bergandengan tangan dengan seorang cewek yang sepadanlah untuk berjalan di sampingnya. Ariel pun menghela nafas.
"Patah hati nih ceritanya."
Ariel menoleh ke arah suara yang berasal dari belakangnya lalu mendengus sinis. "Siapa yang patah hati? Sok tahu kamu."
Si pemilik suara adalah Sissy, teman sekelompoknya di MOS, yang sekarang sudah berdiri di sampingnya.
"Namanya Sofia, dia anak dua belas Ipa 2 dan memang dari kelas sepuluh, dia pacaran sama Alex. Jadi kemungkinan kamu bisa mendapatkan Alex nol besar." Jelasnya panjang lebar.
"Mungkin aku cuma terpesona, sama kaya cewek-cewek lain." Tiba-tiba. “Aduh!” Ariel terkejut waktu ada yang entah disengaja atau tidak, menabraknya dari belakang.
"Sorry, sorry, aku enggak lihat. Maaf ya.”
Gila, hari masih terang benderang gini aku enggak keliatan?! Dan koridor ini juga masih lebar **k**ali! Sungut Ariel keki dalam hati sambil memperhatikan cowok yang menabraknya. Tapi tunggu deh, kayanya aku familiar sama ini cowok, siapa ya?
"Hey, sekali lagi aku minta maaf ya." Cowok itu pun kembali meminta maaf lalu pergi tanpa menunggu reaksi Ariel. Kelihatan banget kalau ia lagi terburu-buru dan Ariel akhirnya tahu alasannya apa. Serombongan cewek-cewek berlarian di belakangnya.
"Ya ampun, dia ganteng banget!" Seru Sissy di sebelahnya. Kedua tangannya ada di kedua sisi pipinya dan matanya pun berbinar. Khas orang yang sedang terpesona dengan sesuatu.
"Cowok kaya gitu kamu bilang ganteng?"
Ariel masih kelihatan kesal. Merekapun kembali menyusuri koridor yang masih tampak ramai.
"Memang kamu enggak tahu siapa cowok tadi, Riel?" Sissy menatap Ariel dengan bingung.
Dahi Ariel berkerut. Memang harus ya aku tahu siapa dia?
"Beneran kamu enggak tahu?" Ariel menggeleng dan Sissy menepuk jidatnya sendiri. "Ariel, Ariel, di rumah kamu memang enggak ada TV? Emang kamu enggak pernah nonton infotainment sampai-sampai kamu enggak tahu siapa cowok tadi?”
"Enggak usah berbelit-belit deh, memangnya dia itu siapa?"
Sissy menggelengkan kepalanya. Ada rasa tidak percaya di mukanya dengan kenyataan yang ia dapat.
"Juna Harland?" Dahi Ariel kembali berkerut. “Never heard?" (Enggak pernah dengar?)
Ariel mengangkat kedua bahunya lalu menggeleng. Sissy pun menghela nafas panjang.
"Dia anak salah satu pengusaha terkaya di Indonesia, Riel. Dia suka masuk infotainment karena gosipnya dia lagi dekat sama seorang artis. Terus karena tahu dia itu tajir, dia jadi rebutan cewek-cewek deh."
Mulut Ariel membentuk huruf O lalu tampak tidak peduli. Sissy pun kembali menghela nafas.
Terus aku peduli gitu, dia itu siapa. Toh yang tajirkan bapaknya, bukan dia. Ariel pun tersenyum sinis.
Omongan Sissy tentang cowok yang bernama Juna Harland terbukti. Keesokan harinya Ariel melihat dengan matanya sendiri, bukan pakai mata orang lain, kalau si Juna lagi terlihat sibuk dikerubutin cewek-cewek angkatannya di taman dekat lapangan.
Norak banget sih? Biasa saja kali, makinya.
Ariel pun dengan tenang-biarpun muka masih terlihat keki-berjalan menuju kelasnya di lantai 3. Anak kelas sepuluh seperti dirinya memang harus membiasakan diri setiap pagi menaiki tangga demi tangga. Tahun berikutnya, ia pun akan turun level ke lantai dua, karena memang lantai dua dikuasai oleh anak kelas sebelas. Dan tahun terakhir, Ariel tidak perlu repot lagi setiap hari fitnes gratis, karena kelasnya akan ada di level paling bawah, lantai dasar.
Ariel sengaja datang agak pagi karena ia mau bebas memilih tempat duduk di kelas barunya. Dan benar saja, waktu masuk ke dalam kelas, hanya ada beberapa anak yang sudah duduk di tempatnya masing-masing. Tapi ada hal yang buat Ariel lemas tak berdaya. Ternyata tempat duduknya sudah diatur. Ia tahu dari teman sekelasnya yang menyuruhnya mencari nama di setiap meja. Jadi ia enggak bisa bebas memilih dengan siapa ia duduk.
Ariel pasrah. Ia menemukan namanya di meja kedua dari depan di bagian pojok sebelah kanan. Ia menaruh tasnya lalu berharap kalau teman sebangkunya bakal menyenangkan tanpa menyadari nama yang tertera di meja sampingnya.
Sampai bel masuk bersiul nyaring, Ariel masih belum tahu siapa partner duduknya. Dan hanya tinggal bangku di sampingnya saja yang masih kosong tak bertuan, jadi ia makin cemas, karena takutnya ia duduk sendirian. Oh no, kalau sampai kejadian.
Seorang guru wanita berjilbab dengan anggunnya masuk ke dalam kelas. Setelah memperkenalkan diri, Ibu Sarah, mengajar mata pelajaran Matematika dan merangkap menjadi wali kelas sepuluh 3, yaitu kelasnya Ariel, langsung menjelaskan alasan tempat duduk mereka diatur agar mereka bisa saling kenal dan peraturan ini berlaku selama 1 semester.
5 menit kemudian, seseorang mengetuk pintu dan seluruh penghuni kelas berpaling ke arah pintu dan melihat seorang cowok masuk. Juna Harland. Ariel bisa melihat tatapan kesenangan dari murid cewek-cewek di kelasnya.
Ariel panik. Jangan-jangan cowok itu adalah partner duduknya? Setelah menyapa wali kelasnya dan memberitahu alasan kenapa ia terlambat, kepanikan Ariel terjawab. Cowok yang bernama Juna itu berjalan ke arahnya setelah wali kelasnya menunjukkan dimana ia harus duduk.
"Sorry, pasti itu meja aku ya?" Tanya Juna ke Ariel.
Ariel menghela nafas. Pasrah. Ariel lalu bangun dari duduknya untuk memberi Juna jalan lalu duduk di bangkunya, samping Ariel. Ariel kembali duduk.
Kayanya ini bakal jadi semester yang terberat di hidup aku.
"Jadi kamu duduk sama Juna?" Tanya Sissy takjub dan juga jealous (iri) enggak terkira waktu mereka di kantin saat jam istirahat.
Ariel hanya membalasnya dengan anggukan lemas sambil ogah-ogahan meminum jus jeruknya. "Ini bakal jadi semester terberat aku."
"Maksud kamu?"
"Ya kamu bayangin saja, belum ada beberapa menit dia duduk, dia sudah rese gangguin aku. Entah minjam pulpenlah, entah duduknya yang enggak bisa diam. Rada sok akrab gitu. Aduh Sissy, kenapa nasib aku jelek banget ya?" Ariel menelungkupkan kepalanya di meja kantin.
Sissy tertawa. "Nikmati saja, Riel, karena aku yakin, cewek-cewek di sini pada iri sama kamu. Aku saja mau banget bisa sekelas sama dia apalagi bisa duduk di sebelahnya."
Ariel lagi-lagi hanya bisa pasrah menghela nafas.
To be continued.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Galuh Jennaira
Juna oh juna /Heart/
2024-02-08
0
Ayano
Dan feelingku makin kuat nih jadinya 😳😳
2023-04-14
1
Ayano
Aku akan anggep Ariel ma Juna cocok
Boleh gak kakak thor?
2023-04-14
1