Penyempurna Wajah

......☘️☘️☘️ Happy reading ☘️☘️☘️......

.......☺️☺️☺️☺️☺️☺️☺️......

......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......

"Akhhhhhhhhh! Kenapa sakit sekali!" teriak Aliason memegang wajahnya.

Aliason menggulung tubuhnya di dalam mobil karena sakit yang luar biasa. Setelah beberapa menit, rasa sakitnya menghilang.

Setelah menghilang Aliason melihat wajahnya di cermin depan. Ia sangat terkejut karena wajahnya sudah sangat sempurna. Ia terlihat sangat tampan dan bersih.

"Ini aku?" tanyanya rasanya tak ingin percaya. Meskipun sudah menjadi tampan, tapi tidak menghilangkan wajah aslinya.

Aliason pun buru-buru menarik tuas mobilnya dan menginjak pedal gas mobil dan melaju di jalanan.

Perjalanan beberapa menit, akhirnya ia pun sampai di hotel Highland. Terlihat para tamu undangan sudah sangat ramai di gedung tersebut. Aliason mengambil ponselnya dan memotret wajahnya, ia harus mengantikan wajah barunya di profil perusahaannya.

"Oke, selesai," ucapnya tersenyum. Aliason pun memakai kaca matanya dan ia pun keluar dari mobil.

Aliason duduk di kursi sambil menunggu kedatangan Erline duduk di kursi pelaminan.

"Wendy kan masih di rumah sakit, jadi Erline akan bersanding dengan siapa?" gumam Aliason.

Beberapa menit kemudian, keluarlah Erline yang sudah di dandan sangat cantik di bawa oleh kedua kakaknya menuju ke pelaminan. Tapi dari wajah Erline, terlihat tidak senang dan wajahnya muram.

Kedua kakak mendudukkan Erline di sofa, terlihat Erline hanya sendiri. Datanglah Eva dengan membawa mikrofon.

"Maaf para tamu undangan sekali, Tuan Wendy tidak bisa hadir karena sesuatu hal yang tidak bisa kami jelaskan, tapi tenang saja, mereka sebenarnya sudah menikah kok, jadi sengaja acaranya di percepat karena karena agar waktu tidak terbuang banyak," ucap Eva.

"Heh! Sudah menikah ya? Kau membohongi semua orang. Baiklah, kalau begitu ini giliran ku," ucap Aliason tersenyum.

Aliason pun berjalan ke depan dan berdiri di depan Erline.

"Bagaimana jika aku yang mengantikan Tuan Wendy untuk bersanding bersama Erline?" tanya Aliason.

"Eh, siapa itu? Dia tampan sekali," ucap mereka terpesona dengan ketampanan Aliason.

"Ya ampun, dia pangeran dari mana? Kelihatannya dia juga orang kaya," ucap mereka.

Erline terpana melihat ketampanan pria yang ada di depannya, sungguh tidak bisa di pungkiri jika semua orang melihatnya langsung menyukainya.

Tapi seketika Erline melihat ke bawah menundukkan pandangan, ia harus ingat jika ia sudah bersuami. Erline harus tetap setia pada suaminya.

"Kamu siapa! Datang-datang ingin mengantikan Taun Wendy untuk bersanding dengan Erline," jawab Aliason.

"Heh! Tidak ada yang bisa menggantikan Tuan Wendy di sisi Erline," ucap Eva tegas.

"Kenapa? Asalkan aku punya uang, dan kekayaan maka aku bisa melakukannya bukan?" tanya Aliason.

"Udahlah Ma, dia kan terlihat tampan dan kaya, tidak apa-apa mengantikan Tuan Wendy," bisik kakak pertama Erline.

"Mana buktinya jika kamu kaya?" tanya Eva lagi.

"Kalian bisa cek siapa pemilik perusahaan AS di kota ini," ucap Aliason.

Mendengar ucapan Aliason, mereka pun langsung mengecek di internet pemilik perusahaan AS yang kini menjadi nomor 4 perusahaan terbesar di kota tersebut. Ya, saat ini perusahaan Wendy yang tadinya adalah perusahaan nomor satu di kota tersebut karena kehilangan datanya, saat ini masih bertahan menjadi perusahaan nomor 3.