Menjemput Irene

Wajar saja jika Irene begitu marah dan kesal pada White. Gadis itu sudah kepalang kecewa dengan pria yang dulu sangat ia cintai. Sejak awal mereka masuk sekolah menengah akhir, Irene sudah terpikat oleh sosok White karena pria itu begitu tampan dan baik. 

Dulu setelah satu minggu perkenalan mereka sebagai murid baru disekolah itu, tanpa sengaja Irene bertemu White di jalan. Ketika gadis itu sedang menjual kue dagangannya. Saat itu Irene yang sedang mengendarai sepedanya, mengalami kecelakaan saat tanpa sengaja seorang gojek online menyenggol stang sepedanya. White yang tidak sengaja sedang melintas pun akhirnya membantu Irene. Bahkan White juga membantu  membawa gadis itu ke sebuah klinik. 

Di pertemuan itulah mereka akhirnya saling mengenal. Sampai satu bulan mereka kenal, Irene mulai merasakan sesuatu perasaan yang membuat jantungnya selalu berdebar ketika berdekatan dengan White. 

Tahun berganti, sampai akhirnya mereka memasuki semester dua saat di kelas XI.  Selama itu pula Irene memendam perasaannya. Hingga akhirnya Irene memberanikan diri menyatakan cinta pada White, walau ia tahu saat itu White sedang berpacaran dengan Nancy. 

Irene tak menyangka kalau White akan menerima cintanya setelah satu minggu mengungkapkannya. Saat itu juga White mengatakan kalau hubungan White dan Nancy telah berakhir lama. Irene yang hatinya sedang berbunga-bunga pun percaya dengan apa yang dikatakan oleh White. Bahkan Irene sangat percaya pada pria itu. 

Kini Irene yang sudah sangat kecewa pada White, menatap penuh rasa marah pada pria itu. Tangannya terulur, menunjuk wajah White dengan penuh kemarahan. 

“Perlu loe ingat, White. Gue, Irene Sachiara sangat kecewa sama loe, dan ingat baik-baik setiap kata-kata gue ini. Gue nggak akan pernah mau maafin loe dan pacar loe itu, ingat itu!” ucap Irene dengan nafas berderu kencang. 

“Sampai kapanpun,” sarkas Irene yang langsung berlalu meninggalkan White begitu saja. 

White menatap nanar punggung Irene  sampai tak terlihat lagi. Dengan perasaan kesal dan marah pada diri sendiri, White memukul dinding toilet cukup keras. 

Tangannya terlihat berdarah, namun White tidak peduli. White pun berjalan berlawan arah dari Irene. Pria itu memilih berjalan menuju UKS, untuk menutupi dan mengobati lukanya. Ia tidak ingin teman-temannya mempertanyakan hal itu  padanya. 

Sementara itu di gudang belakang, Nancy terlihat sedang bersama seorang pria. Terlihat Nancy sedang membujuk pria itu, namun sepertinya pria itu sangat marah padanya. 

“Dirga, aku mohon maafin aku! Aku nggak akan lakukan itu lagi di depan kamu,” mohon Nancy. 

“Lagi pula tadi aku nggak lihat ada kamu,” tambahnya dengan suara pelan. 

Dirga tersenyum lirih. “Kamu nggak lihat aku?” tanya Dirga kembali dan dibalas anggukan oleh Nancy. 

Dirga pun tertawa miris sambil menggelengkan kepala. “Kamu lupa kalau ada White di kantin sudah pasti disitu ada aku. Kamu paham kan?” 

Nancy yang tidak sudah salah pun tidak berani menatap Dirga. Nancy paham kenapa Dirga selalu berada di dekat White, itu karena ia tidak ingin Nancy terlalu dekat dengan White. Dirga sangat cemburu, jika melihat Nancy terlalu dekat dengan White. Walau pria itu tahu kalau hubungan Nancy dan White masih berjalan. Gadis itu menggigit bibir dalamnya. Lalu ia memberanikan diri untuk lebih mendekat kearah Dirga. 

“Maafkan aku, Dirga. Iya, aku mengaku salah. Jangan marah lagi dong, nanti nggak aku kasih main ke apartemen aku lho!” bujuk Nancy yang tak tahu malu. 

Mendengar Nancy berkata seperti itu tentu Dirga menjadi gelisah. Mana mungkin dia bisa bertahan kalau tidak ke apartemen Nancy. Dirga tersenyum licik, dan menarik pinggang Nancy. Dirga sangat tahu kalau Nancy sudah berkata ke apartemen, dan itu artinya kedua orang tua Nancy sedang keluar kota. Biasanya kalau kedua orang tua Nancy ada di Jakarta, Dirga tidak bisa bermain-main dengan gadis itu di apartemen. 

Dirga adalah pria pertama yang masuk ke apartemen Nancy. Sementara White sendiri tidak pernah ke apartemen Nancy, karena White sendiri selalu menjaga diri agar tidak terjadi fitnah jika dia ke apartemen Nancy hanya berdua saja. 

“Aku mau maafin kamu kalau kamu bersedia memberikan service ternikmat untukku,” bisik Dirga seraya meremas bokong Nancy. 

Nancy menelan salivanya dengan kasar. Ia pun tersenyum paksa dan mengangguk. 

“Iya, aku akan memberikan service terbaikku. Nanti sepulang sekolah datanglah ke apartemen aku,” jawab Nancy dengan gaya sensualnya. 

Dirga pun tersenyum, dan menarik dagu Nancy. Ciuman pun terjadi, Dirga melumat bibir Nancy dan mengobrak abrik dalamnya. Hingga nafas Nancy tersengal barulah Dirga melepaskan pagutan mereka.  

“Aku sangat mencintaimu, Nancy. Jangan pernah kamu tinggalkan aku. Jika itu terjadi maka bersiaplah untuk selamanya berada dalam genggamanku!” bisik Dirga yang terkesan seperti sebuah ancaman untuk Nancy. 

Nancy hanya bisa mengangguk, saat ini ia sangat takut pada Dirga. Bagaimanapun juga Nancy tetap tidak bisa menolak Dirga, karena hanya pada Dirga lah Nancy mendapatkan apa yang diinginkannya selama dirinya bersama White. Karena White tidak pernah memberikan apa yang diinginkan selama hubungannya bertahun-tahun itu. Tapi biar begitu, di hati kecil Nancy sangat mencintai White. 

*

Waktu pun kian berlalu, tepat pukul setengah tiga mobil yang Reksa bawa tadi sudah terparkir di dekat lapangan sekolah Irene.  Setelah mengantarkan bosnya, Reksa izin untuk menjemput Irene di sekolah. 

Tepat pukul tiga, suara bel pulang pun berbunyi. Reksa terus memandangi arah tangga sambil memperhatikan beberapa siswa yang keluar. Lalu ia memilih keluar dari dalam mobil dan berdiri sambil duduk bersandar di depan mobil. 

Banyak para siswa perempuan terkagum-kagum padanya. Memang diakui Reksa memiliki pesona luar biasa, tampan dan memiliki postur tubuh yang begitu ideal. Tampilan Reksa begitu cool, tambah lagi dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya. 

Reksa tersenyum menyapa para siswa yang terus memperhatikannya. Hingga akhirnya Irene dan ketiga sahabatnya datang. Reksa langsung menghampiri Irene dan yang lainnya.

“Selamat sore,” salam Reksa seraya tersenyum pada keempat gadis dihadapannya. 

Ketiga teman Irene tak bisa berkata-kata lagi, karena saking begitu terpesonanya pada Reksa. Sedangkan Irene malah menatap malas pada pria itu. 

Citra langsung mendekat ke arah Reksa dengan senyum manisnya. 

“Sore juga, kalau boleh tahu Kakak sedang cari siapa ya?” tanya Citra yang memang tidak tahu siapa Reksa. 

Reksa tersenyum ke arah citra dan beralih ke arah Irene. 

“Saya ingin bertemu dengan dia,” jawab Reksa seraya menunjuk Irene dengan dagunya. 

Citra pun menoleh ke arah Irene dengan dahi berkerut. Sementara yang ditatap hanya biasa saja. Irene pun mendekat ke arah Reksa sambil melipat kedua tangannya. 

“Kenapa kesini sih? Kan tadi aku sudah bilang nggak usah jemput,” ucap Irene dengan wajah datarnya. 

Citra pun langsung menyenggol Irene. “Dia siapanya loe?” bisiknya pada Irene. 

“Jangan bilang dia gebetan loe, Ren!” tambahnya lagi. 

Irene melirik Citra sambil berdecak kesal. Lalu kembali menatap ke arah Reksa. 

“Ayo, pulang!” ajak Irene pada Reksa yang langsung berjalan ke arah mobil. 

Irene mengabaikan pertanyaan Citra, dan malah memilih masuk ke dalam mobil. Membuat gadis itu cemberut melihat ke arah Irene. Reksa tersenyum pada Citra dan kedua temannya. 

“Saya pamit, permisi!” ucap Reksa seraya membungkukkan sedikit tubuhnya. 

Reksa sempat melihat White dan teman-temannya, ia pun tersenyum menyeringai ke arah White. Di dalam mobil Irene sudah terlihat menekuk wajahnya. Hari ini benar-benar hari yang membuat mood nya berantakan. 

Reksa tersenyum melihat wajah Irene yang tertekuk. Pria itu pun mengusap kepala Irene, dan membuat gadis itu tambah kesal dengannya. 

“Iissshh,” Irene langsung menyingkirkan tangan Reksa. 

Bahkan Irene tak tanggung-tanggung memukul lengan pria itu. Reksa tertawa terbahak-bahak, dan langsung menangkap kedua tangan sang adik. 

Tanpa mereka berdua sadari interaksi itu terus diperhatikan oleh ketiga sahabat Irene. Bahkan White dan yang lainnya pun juga melihatnya. White mengepalkan tangannya, dengan perasaan kesal ia pun segera menuju parkir motornya. 

Begitupun juga dengan Reksa yang segera menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan sekolah Irene. 

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!