Kejujuran Thomas

Bisa dikatakan Irene saat ini sangatlah tidak sopan terhadap Anita, karena gadis itu tidak memanggil wanita itu dengan kata Mama. 

Sementara Anita semakin panik, lalu ia menatap ke arah Thomas yang juga saat ini sedang menatapnya. Tanpa sadar Anita pun menggeleng pelan, seakan mengatakan kalau ‘jangan saat ini'. 

Thomas memejamkan mata dan mengusap wajahnya kasar disertai helaan nafas gusarnya. Lalu ia menatap kembali putrinya itu. 

“Ayah tidak akan pernah kembali meninggalkan wanita yang Ayah cintai untuk kedua kalinya. Karena bagaimanapun juga Anita adalah…” 

“Bang..!” pekik Anita yang membuat Irene langsung menatapnya. 

Irene dapat melihat wajah khawatir dari Anita. Dahinya kembali berkerut saat menatap Thomas. Terlihat Thomas tidak peduli dengan suara Anita yang terdengar seperti sebuah peringatan. 

“Mungkin inilah saatnya untuk memberitahukan semuanya, Mah.” 

Thomas berkata tanpa menoleh ke arah Anita. Anita menggelengkan kepalanya, dirinya hendak kembali berkata. Namun suara Irene membuatnya diam. 

“Apa yang kalian rahasiakan dariku? Katakan!” bentak Irene. 

Kali ini biarlah Irene kehilangan rasa hormat dan sopan santunnya pada kedua orang tua yang ada di hadapannya itu. Beberapa tahun yang lalu, saat Thomas kembali dipertemukan oleh Anita. Saat itulah Thomas baru saja menyandang status barunya menjadi seorang duda. Ya, tanpa sepengetahuan Irene, Thomas dan Lusiana sudah bercerai. Perceraian itu terjadi karena diantara keduanya sudah tidak ada kecocokan lagi. 

Terlebih Luciana begitu sibuk dengan bekerja, walau saat itu Luciana sudah mulai menerima kehadiran Irene. Namun setelah usia Irene menginjak di usia 3 tahun, Ema ibu dari Thomas meninggal dunia. Luciana kembali tidak memperdulikan keberadaan Irene, hingga Irene diasuh oleh Bibi Ane. Seorang janda berusia 50 tahun yang bukan lain adalah tetangga Luciana. 

Ini adalah kisah yang sebenarnya terjadi. Cerita yang berasal dari sumbernya, yaitu Thomas. Thomas dan Luciana bercerai saat Irene sudah berusia 10 tahun.  Thomas meminta pada Luciana untuk tidak memberitahukan perceraian mereka pada Irene. Sebenarnya Thomas sangat menyayangkan keputusan hakim mengenai hak asuh Irene. Padahal Thomas sangat ingin Irene berada di dalam asuhannya. 

Setelah hampir satu tahun bercerai, Thomas jarang sekali bertemu dengan Irene.  Hingga beberapa tahun kemudian,  Thomas menikah dengan Anita. Setelah satu minggu menikahi wanita itu, Thomas memperkenalkan Anita pada Luciana dan Irene. 

Luciana yang mengetahui siapa Anita pun merasa sangat kesal dan ingin sekali memaki wanita itu. Rasanya ia tidak terima jika Thomas kembali pada Anita. Dari situlah Luciana kembali membenci Irene, wanita itu kembali kesal dan marah pada putrinya yang tak bersalah dan tak tahu apapun. Luciana semakin gencar menyiksa putrinya itu tanpa ampun. Hingga kebencian Irene pada Thomas dan Anita pun muncul setelah ia bertemu dengan keduanya disaat Irene masih berpikir kalau kedua orang tuanya itu belum bercerai. 

Namun lagi-lagi Thomas tidak menceritakan alasan utama dibalik kebencian Lusiana pada Irene. Irene begitu terkejut mendengar cerita yang sebenarnya, bahkan ia baru tahu kalau ternyata kedua orang tuanya sudah lama bercerai. Sungguh ini sangat mengejutkan bagi Irene. Sebuah fakta baru ditemukan oleh Irene, kenapa sang ayah jarang pulang kerumah dan ini lah alasannya. Irene merasa cukup bersalah karena telah berburuk sangka pada Thomas dan Anita. 

Ia pikir itulah alasan Luciana membenci dirinya, namun nyatanya ada suatu hal yang membuat sang ibu begitu membencinya. Disaat dirinya sibuk dengan pemikirannya, tiba-tiba saja ada sebuah pertanyaan terlintas dalam benaknya. Hingga akhirnya,  Irene memberanikan dirinya untuk bertanya pada ayahnya itu. 

“Boleh aku bertanya?” tanya Irene dengan menatap begitu intens pada sang ayah. 

Disamping mereka, Anita sudah terlihat begitu gelisah dan sangat jelas guratan kekhawatiran dalam dirinya. Ia takut Thomas menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. 

“Tentu boleh sayang. Kamu ingin bertanya apa?” 

Irene menghela nafasnya, sejenak ia membasahi bibirnya yang terasa kering dengan lidahnya. 

“Jika tadi Ayah mengatakan, kalau saat pertemuan Tante Anita dan Ibu membuat kembali membuat ia membenciku. Itu artinya aku adalah anak yang memang tidak diinginkan kehadirannya di dunia ini. Benar kan? 

“Nak!” lirih Anita. 

Melihat reaksi Thomas dan Anita, gadis itu sangat yakin kalau ada satu alasan lain yang sedang disembunyikan oleh sang ayah. 

“Aku tahu saat ini Ayah masih menyembunyikan sesuatu dariku. Ceritakan saja semuanya, Yah!” desak Irene. 

Mendapat ucapan seperti itu membuat Thomas menundukkan tatapannya seraya menghela nafasnya. Anita meremas kedua jemari-jemarinya, tanpa sadar ia menggigit bibir dalamnya. Hingga akhirnya Anita membulatkan matanya saat Thomas mulai menjawab pertanyaan putrinya itu. 

“Apapun cerita yang akan Ayah sampaikan nanti, Ayah harap kamu dapat mengontrol emosimu!” pinta Thomas yang kemudian dibalas anggukan kepala oleh Irene. 

“Bang, aku mohon!” tegur Anita dengan suara lirih. 

Thomas menggeleng seraya  tersenyum saat melihat istrinya itu. Lalu ia  mengangguk seakan memberi isyarat, agar sang istri untuk tetap tenang. Anita hanya dapat memejamkan matanya, lalu ia pun memilih untuk duduk kembali di sofa. Rasanya ia tidak ingin kembali mengingat masa lalu yang akan membuat hatinya kembali tergores. 

“Dulu, sebelum Ayah menikah dengan Ibumu. Ayah sudah memiliki seorang kekasih, namun karena sebuah perjodohan. Membuat Ayah terpaksa meninggalkan kekasih Ayah itu. Tanpa Ayah ketahui kalau Ibumu juga sudah memiliki seorang kekasih,” Thomas memulai pembicaraan saat pertama kali menikah dengan Lusiana. 

“Tanpa Ayah ketahui juga, kalau selama pernikahan kami yang berjalan hampir setengah tahun. Nyatanya Ibumu masih menjalin hubungan  dengan kekasihnya itu di belakang Ayah. Tentu saja saat mengetahui itu, Ayah begitu marah pada Ibumu. Sampai pada akhirnya, Lusiana hamil. Awalnya Ayah tidak tahu kalau Ibumu itu sedang mengandung, lalu saat tanpa sengaja Ayah bertemu dengan mantan kekasih Ayah sedang bersama suaminya. Ibu kamu tiba-tiba datang dan mengatakan kalau dirinya sedang mengandung anak dari pria itu.” 

Thomas menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Matanya menatap lurus dengan berkaca-kaca. 

“Kamu tahu, siapa pria itu?” Thomas mengalihkan pandangannya pada Irene. 

Mendapat pertanyaan itu pun akhirnya Irene menggelengkan kepalanya lirih. Bahkan tangannya pun sudah mulai meremas selimut yang menutupi kakinya. 

“Dia adalah mantan suami ibu tiri kamu. Ibu tiri yang selalu kamu panggil Tante,” 

Deg…

Irene tercengang dan bahkan sangat terkejut mendengar penuturan Thomas. Irene tanpa sadar menoleh ke arah Anita, dimana wanita itu sedang menutup wajahnya dengan bahu yang bergetar. Irene tahu saat ini Anita sedang menangis. Irene kembali mencerna apa yang dikatakan Thomas tadi. Jika Lusiana hamil dari suami Anita, itu artinya anak yang dikandungnya adalah anak dari hasil perselingkuhan. Lalu dimana anak itu? Atau… 

Irene kembali menatap Thomas, matanya pun mulai berlinang air mata. 

“A-apakah saat itu mama sedang mengandungku?” tanya Irene dengan suara bergetar. 

Thomas memejamkan matanya sejenak, lalu ia pun mengangguk pelan. “Iya,” jawabnya lirih. 

“Maafkan Ayah, Nak. Maaf!” Thomas kembali menggenggam tangan putrinya. 

Walaupun Irene bukan anak kandungnya, namun rasa sayangnya begitu besar pada putrinya itu. 

Irene menangis sejadi-jadinya. Membuat Anita berdiri dan segera menghampiri ranjang Irene. Lalu ia pun memeluk tubuh lemah gadis itu. Anita memeluk Irene seraya mengusap lembut lengan putrinya. Seketika ruangan rawat itu menjadi ramai karena isakan tangis ketiganya. 

“Irene anak haram ya, Yah? Itu sebabnya Ibu membenci Irene,” lirih Irene di dalam isakan tangisnya. 

Anita dan Thomas menggeleng dengan cepat. Anita kembali membawa tubuh putri sambungnya itu semakin dalam ke dalam pelukannya. 

“Tidak. Jangan pernah berkata seperti itu! Semua anak yang terlahir di dunia ini, tidak ada yang namanya anak haram. Begitupun dengan kamu, kamu bukan anak haram. Kamu adalah anak Ibu Lusiana juga Tante Anita dan Ayah Thomas, ingat itu! Walaupun  kamu tidak terlahir dari rahim Tante, Tante sangat menyayangi kamu seperti putri Tante sendiri,” jawab Anita berusaha menahan isakannya, agar Irene dapat tenang sedikit.

Namun bukannya semakin tenang, Irene malah semakin menjadi-jadi setelah mendengar penuturan Anita. 

Thomas yang juga sedang menangis pun mencoba memberi ketenangan pada putrinya itu melalui usapan di kepala gadis itu. 

“Ayah dan Tante Anita sudah menganggap kamu sebagai putri kandung kami. Jadi Ayah mohon padamu untuk tetap menjadi putri kami yang manis. Walaupun Ibu kandungmu membencimu. Doakan saja Ibumu itu, agar dia dapat merubah sikapnya. Mintalah pada Tuhan, karena hanya Tuhan lah yang mampu membolak-balikkan hati seseorang,” ucap Thomas. 

Irene semakin menangis kencang mendengar ucapan sang Ayah. Thomas pun pada akhirnya ikut memeluk Irene dan Anita. 

“Mulai sekarang belajarlah memanggil Tante Anita dengan sebutan Bunda,” bisik Thomas pada Irene. 

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!