Reino masuk ke kamar Venus, gadis itu sedang duduk di tepi ranjangnya, wajahnya terlihat tidak senang.
"Kemasi barang-barangmu sekarang juga!" Suara Reino yang tiba-tiba mengagetkan Venus.
"Kau mau mengusirku dari sini?" Venus menatap lekat wajah tampan suaminya itu.
"Bukan begitu! Untuk sementara Diana akan tinggal disini, aku cuma tak ingin kalian terlibat masalah lagi. Jadi untuk sementara kau akan tinggal dirumahku yang lain." Reino sedikit berbohong mengatakan alasan dia memindahkan Venus ke rumah yang lain, dia nggak ingin membuat Venus tersinggung.
"Baiklah, aku akan segera berkemas." Wajah Venus mendadak sumingrah, dia melebarkan senyumannya.
"Sepertinya kau senang sekali keluar dari rumah ini?" Reino memandang sebal Venus.
"Ah ... kau tahu saja!" Venus mengejek Reino, membuat pria itu semakin kesal.
"Cepatlah berkemas! Jangan membawa barang terlalu banyak, karena kau akan kembali lagi kesini!"
"Kau yakin sekali!" Venus memutar bola mata dan memandang malas kearah Reino.
"Kau ini!" Reino menatap tajam Venus, lagi lagi gadis itu memancing emosinya.
Entah mengapa belakangan ini emosi Reino gampang sekali terpancing oleh tingkah dan ucapan Venus.
"Hahaha ... sudahlah keluar sana! Kau membuang-buang waktuku." Venus mendorong tubuh Reino keluar dari kamarnya dan buru-buru menutup pintu dan menguncinya.
Reino hanya berdecak kesal diperlakukan begitu oleh Venus, baru kali ini ada orang yang memperlakukannya dengan tidak sopan begitu. Tapi entah mengapa Reino nggak bisa benar-benar marah kepada istrinya itu.
Venus mengemas beberapa pakaiannya ke dalam koper, lalu pintu kamarnya diketuk dari luar, Venus melangkah dengan malas, dia berfikir itu pasti Reino yang ingin mengganggunya lagi.
"Ada apa lagi sih, Tuan Mu ..." Venus memutar handle pintu dan berhenti berkata-kata saat dia melihat siapa yang berada di balik pintu kamarnya.
"Wah ... kau berharap kekasihku yang mengetuk pintu ya?" Diana melipat kedua tangannya di depan dada dan melangkah masuk ke kamar Venus dengan gaya angkuhnya.
"Mau apa kau?" Venus bertanya dengan ketus .
"Aku cuma mau mengingatkan, semua ini milikku, Reino juga milikku. Jadi jangan bermimpi untuk menjadi Nyonya dirumah ini, karena kau tidak pantas untuk itu. Pergilah sejauh-jauhnya!" Diana berbicara dengan sangat lembut tapi penuh penekanan.
"Sudah bicaranya? Suaramu membuat telingaku geli." Venus menatap malas Diana sembari memasukkan jari kelingkingnya ke dalam telinga.
"Kau jorok sekali!" Diana memekik jijik.
Melihat reaksi jijik Diana, terbesit ide di otak Venus untuk mengusili gadis sombong itu. Dia mengeluarkan jari kelingkingnya dan berjalan mendekati Diana sehingga membuat gadis itu mengernyitkan dahinya melihat tingkah Venus.
"Kau mau apa? Menjauh dariku!" Diana panik melihat Venus semakin mendekatinya.
"Aku hanya ingin mengelap kelingkingku di bajumu, bukankah tadi kau bilang jorok?" Venus tersenyum licik dan langsung mengelapkan kelingking yang dia pakai mengorek telinganya tadi ke baju Diana, membuat gadis itu berteriak jijik.
"Aaaarrgghh .... Kau menjijikkan! Kau tahu bajuku ini lebih mahal dari harga dirimu yang murahan itu!" Diana memaki Venus penuh kemarahan dan segera berlalu dari kamar Venus untuk mengganti pakaiannya itu.
"Hahaha ... rasakan kau!" Venus tergelak melihat reaksi Diana, dia merasa puas telah mengusili gadis manja itu.
Tapi seketika wajahnya berubah sedih saat mengingat kata-kata Diana tadi.
Harga diriku?
Apa aku masih punya itu?
Aku sudah kehilangan harga diriku sejak mereka mecampakkan aku ke tempat ini.
Venus mengepalkan tangannya dan mengeraskan rahangnya kala mengingat perbuatan keluarganya itu, hatinya sangat sakit.
***
Venus melangkah pelan menuruni anak tangga sambil menyeret kopernya yang tidak terlalu besar, diruang keluarga sudah terlihat Liana dan Reino sedang mengobrol, tapi tidak terlihat Diana disana. Menyadari kehadiran Venus, Reino segera berdiri menghampirinya.
"Kau sudah siap? Ayo kita berangkat!" Reino meraih koper yang diseret oleh Venus, dan gadis itu hanya menurut.
" Rein, biarkan saja supir yang mengantarnya! Sebaiknya kau istirahat saja!" Liana memprotes.
"Tidak apa-apa, Ma! Biar aku saja yang mengantarnya." Reino tak menghiraukan perkataan Liana.
"Tapi, Rein? Reino ...!" Liana berteriak memanggil putranya yang semakin menjauh dari pandangannya.
"Dasar wanita sialan! Apa yang kau lakukan sehingga putraku begitu baik kepadamu?" Gumam Liana.
Reino dan Venus berangkat dengan diantar oleh Erik, untuk beberapa menit tak ada pembicaraan diantara mereka. Erik hanya melirik kedua majikannya itu dari balik kaca spion.
*Apa mereka masih bersiteru?
Kenapa mereka seperti orang bi*su?
"Tuan Muda ...?" Venus akhirnya memulai pembicaraan diantara mereka.
"Heemmm ..."
"Bisakah kita singgah kerumah orang tuaku?" Ragu-ragu Venus memberanikan diri untuk bertanya.
"Mau apa kesana?" Reino memandang Venus dengan tatapan menyelidik.
"Aku rindu kepada mereka."
"Benarkah?" Reino menatap curiga.
"Iya, sungguh." Venus menjadi gugup dan mengangguk pelan.
"Erik, kita kerumah Daniel Winata!" Reino memerintah Erik dengan tegas, Venus merasa lega karena Reino mengizinkannya pulang tanpa bertanya macam-macam lagi.
***
Sesampainya dikediaman Winata, Venus memutuskan untuk masuk sendiri dan menyuruh Reino tinggal di mobil saja, Reino menuruti kemauan Venus, karena dia sendiri pun malas menyambangi rumah keluarga yang sudah menyakiti istrinya itu. Reino hanya memperhatikan Venus dari dalam mobil yang terparkir dihalaman samping rumah Daniel.
Venus mengetuk pintu utama, setelah ketukan ke 5, pintu itu terbuka dan terlihatlah sosok Eliza yang memandang tidak suka kepada Venus.
"Hai, Ma ... apa kabar?" Venus tersenyum ramah.
"Mau apa kau kesini?" Eliza berbicara dengan ketus tanpa menghiraukan sapaan Venus.
"Aku merindukan kalian semua." Venus menampilkan wajah imutnya.
"Ciiihh ... kau pasti berpura-pura. Katakan apa tujuanmu?" Eliza memandang malas Venus.
"Apa Mama tidak mempersilahkan aku masuk terlebih dahulu?"
"Untuk apa? Kau hanya akan mengotori rumahku saja, katakanlah apa maumu lalu pergilah!" Eliza tak memberi Venus kesempatan untuk masuk.
Lalu tiba-tiba Erika pulang entah dari mana, dia langsung berteriak memaki Venus, "Apa yang kau lakukan disini wanita murahan?"
"Erika, apa kabar?" Venus merentangkan tangannya hendak memeluk Erika tapi dengan kasar gadis itu menepis tangan Venus.
Reino hanya memperhatikan ke 3 wanita itu dari dalam mobil, dia ingin melihat apa yang akan mereka lakukan kepada istrinya.
"Berhentilah berpura-pura wanita ******! Dasar wanita penggoda!" Erika menampar Venus dengan kuat, hingga gadis itu hampir terjatuh.
Melihat istrinya diperlakukan tidak baik, Reino segera turun dari mobil dan menghampiri ke 3 wanita itu.
Venus yang menyadari kedatangan Reino berpura-pura bertanya apa salahnya, dia ingin memancing Erika. Sementara Erika dan Eliza tidak menyadari bahwa Reino sudah mendekati mereka.
"Apa salahku?" Venus terisak sambil memegangi pipinya.
"Kau masih bertanya? Kau menggoda Shane hingga dia mengabaikanku, dia membawamu ke hotel setelah kalian dari bar, aku melihatnya sendiri saat itu! Apa suamimu tidak bisa memuaskanmu?" Erika mengoceh penuh kemarahan.
"Apa?" Venus berpura-pura kaget.
"Tapi aku puas karena telah berhasil membocorkan kelakuan menjijikan kalian itu kepada suamimu, sekarang kau pasti sudah ditendang dari rumahnya, makanya kau mau kembali lagi kesini kan?" Erika membocorkan sendiri rahasianya, tanpa dia sadari Reino mendengar semua pengakuannya itu.
"Jadi kau orang yang menelponku?" Suara Reino mengagetkan Erika dan Eliza, mereka segera berbalik dan mendapati tatapan tajam Reino seolah ingin mencabik-cabik tubuh mereka.
"Tuan Muda Reino?" Kedua Ibu dan anak itu terlihat sangat ketakutan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Windha Winda
reino kmu ikut venus sja..
2023-03-21
0
Ninin
Hahaha kapok loe wanita murahan
2021-07-14
1
Z A M
kena batunya Kan 😤😤😤😂😂😂
2021-02-02
2