Bab 13

Venus melangkah dengan riang menuju meja makan, disana sudah ada Reino yang sedang menyantap sarapannya, tapi kali ini tak terlihat sosok Liana, ... ah, lupakan nenek sihir itu, kehadirannya hanya membuat suasana menjadi buruk. Begitulah yang ada dipikiran Venus saat ini.

"Selamat pagi, Tuan Muda." Venus tersenyum sembari mendudukkan tubuhnya di samping Reino.

"Pagi! Sepertinya kau bahagia sekali pagi ini?" Reino memandang heran Venus.

"Tentu saja! Hari ini aku akan mulai bekerja." Venus begitu bersemangat.

"Sebegitu bahagianya kau hanya karena akan bekerja? Sampai bibirmu itu tak berhenti tersenyum." Reino meledek Venus.

"Iya, karena ini adalah impianku dari dulu. Tapi aku nggak pernah mendapatkan kesempatan." Venus tertunduk sedih.

"Kenapa begitu?" Reino menatap menyelidik.

"Karena mereka hanya menyuruhku mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak memperbolehkan aku bekerja keluar." Sudut mata Venus mulai basah, dia membayangkan hari - harinya di kediaman Winata yang diperlakukan seperti pembantu.

"Apakah keluargamu memperlakukanmu dengan buruk?" Reino semakin penasaran, dia menatap lekat wajah cantik yang sendu itu.

"Begitulah." Venus menyeka setitik cairan bening yang lolos dari pelupuk matanya, Reino merasa semakin kasihan kepada gadis itu.

"Apa kau ingin aku membalas mereka untukmu?"

"Haaa ...? Tidak ... tidak usah! Biarkan saja mereka." Venus menjadi gugup, dia masih berusaha menyimpan dendamnya dari Reino.

Biar aku saja yang membalas dendam kepada mereka, kau tak perlu ikut campur, Tuan Muda.

"Baiklah, kalau begitu hiduplah dengan baik mulai sekarang, jangan pikirkan apapun!" Reino mengalihkan pandangannya dari Venus dan mengambil sesuatu dari saku celananya.

"Iya, aku akan berusaha hidup dengan baik sampai kema ...." Kata kata Venus terhenti seperti tercekat dilehernya saat tatapan tajam Reino mengarah kepadanya.

"Bukankah aku sudah memperingatkanmu!" Reino berbicara dengan nada pelan tapi penuh penekanan.

"Maaf ... aku kelepasan." Venus tertunduk menyesal.

"Jangan ulangi lagi! Ini ambillah!" Reino memberikan sebuah ponsel keluaran terbaru dengan lambang buah apel digigit yang sengaja dia beli untuk Venus.

"Ini untukku?" Venus membulatkan matanya sempurna, dia seakan tak percaya dengan apa yang Reino berikan untuknya. Dia tau harga ponsel itu pasti tidak murah.

"Bukan! Itu untuk Erik!"

"Lalu kenapa kau memberikannya kepadaku? Kau kan bisa memberikan kepadanya secara langsung? Kau mau pamer ya?" Venus menjadi kesal.

"Wah ... ternyata kau cerewet sekali ya?" Reino menggeleng - gelengkan kepalanya.

Venus hanya diam membisu, dia meletakkan ponsel itu di atas meja dan menyantap sarapannya dengan cepat dengan wajah cemberut. Reino hanya terkekeh melihat ekspresi menggemaskan gadis itu. Venus yang merasa ditertawakan, memandang Reino dengan tatapan tak bersahabat.

"Apa yang lucu?"

"Kau!" Jawab Reino singkat.

"Aku?" Venus menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk, memandang Reino bingung.

"Iya, kau masih saja bertanya ponsel ini untuk siapa? Sudah jelas - jelas aku memberikannya kepadamu. Ya ... berarti itu untukmu." Reino masih terkekeh sambil meggeleng gelengkan kepalanya.

"Kau ini menyebalkan!" Venus mencebik sebal.

"Aku telah menyimpan nomor teleponku diponselmu, hubungi aku bila kau membutuhkan bantuannku."

Venus tersenyum dan langsung meraih kembali ponsel yang dia acuhkan tadi, saking senangnya dia sampai tak fokus dengan kata - kata Reino tadi dan masih bertanya ponsel itu untuk siapa. Dasar Venus!

"Hari ini kau akan ke kantor polisi untuk memberi kesaksian, kita akan pulang lebih awal."

"Siap Bos!" Venus meletakkan telapak tangannya di samping pelipis seperti memberi hormat, Reino hanya tersenyum melihat tingkah istrinya itu.

Dari lantai atas, Liana memandang kedua pasangan itu dengan perasaan geram. Dia sengaja tidak turun untuk makan karena tidak ingin bertemu Venus, dia nggak ingin moodnya menjadi semakin buruk jika bertemu gadis itu.

Aku sudah nggak sabar melihat ajal menjemputmu, dasar wanita sialan!

Nikmatilah hidupmu yang singkat ini.

Kau akan berakhir menyedihkan.

***

Mobil yang ditumpangi Reino dan Venus tiba di parkiran gedung Grafika Grup, ini untuk pertama kalinya Venus menginjakkan kaki ke kantor milik suaminya itu.

Semua mata tetuju kepada mereka berdua yang berjalan beriringan, ada beberapa orang berbisik dan bertanya - tanya siapa Venus. Mereka menaiki lift khusus petinggi, lalu berhenti dilantai 5 tempat dimana ruangan Reino dan ruangan Venus nanti. Reino memanggil sekretarisnya yang bernama Alvin agar membantu Venus dihari pertama dia bekerja.

"Kalau ada yang mau kau tanyakan atau butuhkan, katakan saja padanya." Reino menunjuk Kevin yang beridiri dihadapannya dan Venus.

"Baik!" Venus mengangguk pertanda setuju.

"Bekerjalah dengan baik!" Reino tersenyum kepada Venus kemudian melangkah masuk ke dalam ruangannya.

Alvin yang melihat Reino tersenyum dengan manis kepada Venus, sedikit merasa aneh, karena setelah sekian lama dia menjadi sekretaris Reino, baru kali ini dia melihat bosnya itu tersenyum kepada karyawannya. Alvin tak henti - hentinya memperhatikan Venus dari ujung kepala sampai ujung kaki, Venus yang menyadari hal itu merasa tidak nyaman.

Sebenarnya wanita ini siapa?

Dimana Tuan menemukannya?

"Hei ... kamu kenapa?" Venus membuyarkan lamunan Alvin, pria itu buru - buru memalingkan pandangannya kesembarang arah.

"Emm ... nggak ... kenalin aku Alvin." Alvin menjadi gugup, dia segera mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri untuk mengalihkan pembicaraan.

"Aku Venus! Mohon bimbingannya." Venus tersenyum sembari menyambut uluran tangan Alvin.

"Dengan senang hati! Mari aku jelaskan apa saja tugasmu sebagai asisten Tuan Reino."

Venus hanya mengangguk dan mengikuti Alvin keruangannya, pria itu menjelaskan banyak hal kepada Venus, sepertinya gadis itu snagat pintar, karena dia dapat mengerti dengan cepat apa yang dijelaskan oleh Alvin. Mereka menjadi sangat akrab walaupun baru kenal beberapa jam saja, sesekali Alvin yang humoris tak sungkan untuk melemparkan lelucon hingga membuat Venus terbahak - bahak.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang, tiba tiba ponsel Venus berdering nyaring, buru - buru gadis itu meraih ponselnya yang berada diatas meja kerja Alvin.

Seketika mata Venus melotot melihat layar ponselnya yang tertera nama si penelpon, disana tertulis SUAMIKU TERCINTA.

Apa - apaan dia?

Apa harus dia menyimpan nomornya dengan nama seperti itu?

Akhirnya setelah deringan ke 3, Venus baru menjawab panggilan masuk dari Reino itu.

"Hallo!"

"Tunggu aku diparkiran sekarang juga!" Reino

"Kita mau kemana?" Tanya Venus bingung, bukankah ini belum jam pulang kantor.

"Kita akan makan siang, lalu kekantor polisi, apa kau lupa?" Reino

"Oh, iya ... iya ... aku lupa! Ok, aku segera kesana." Venus menepuk jidatnya pelan.

Setelah panggilan itu terputus, Venus berpamitan kepada Alvin, dia berasalasan ada keperluan mendadak dan harus segera pulang lalu gadis itu meninggalkan ruangan Alvin dengan tergesa - gesa.

Alvin mengiyakan, tanpa bertanya lebih lanjut tapi hatinya penasaran, mengapa Venus yang baru masuk hari ini bisa sebegitu gampangnya izin pulang sebelum jam kantor berakhir.

Sebenarnya dia siapanya Tuan Reino?

Dia tiba - tiba hadir dan menggantikan Dira.

Sekarang dia mendapat izin pulang lebih awal dihari pertama bekerja.

Bahkan tadi Tuan Reino bisa tersenyum begitu ramah kepadanya.

Sekedar informasi, Dira itu adalah asisten Reino yang sekarang sudah dipindahkan ke kantor cabang Grafika Grup karena posisinya digantikan oleh Venus.

***

Terpopuler

Comments

Riska Wulandari

Riska Wulandari

bibit bibit kebucinan Reino udah tumbuh..

2021-12-20

1

Adriana Bulan Juk Hat

Adriana Bulan Juk Hat

udah ad dikit bucinx reino😆😆

2021-08-05

1

Ninin

Ninin

Seneng banget liat Reino yg baik dan perhatian sma Venus

2021-07-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22 : Klarifikasi
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104 (Tamat)
105 Author dan promosi
106 Bonus episode 1
107 Bonus episode 2
108 Bonus episode 3
109 Bonus episode 4
110 Bonus episode 5
111 Bonus episode 6
112 Bonus episode 7
113 Bonus episode 8
114 Bonus episode 9
115 Bonus episode 10 (Selesai)
116 Pengumuman season 2
117 Bab 1 (S2)
118 Bab 2 (S2)
119 Bab 3 (S2)
120 Bab 4 (S2)
121 Bab 5 (S2)
122 Bab 6 (S2)
123 Bab 7 (S2)
124 Bab 8 (S2)
125 Bab 9 (S2)
126 Bab 10 (S2)
127 Bab 11 (S2)
128 Bab 12 (S2)
129 Bab 13 (S2)
130 Bab 14 (S2)
131 Bab 15 (S2)
132 Bab 16 (S2)
133 Bab 17 (S2)
134 Bab 18 (S2)
135 Bab 19 (S2)
136 Bab 20 (S2)
137 Bab 21 (S2)
138 Bab 22 (S2)
139 Bab 23 (S2)
140 Bab 25 (S2)
141 Bab 26 (S2)
142 Bab 27 (S2)
143 Bab 28 (S2)
144 Bab 29 (S2)
145 Bab 30 (S2)
146 Bab 31 (S2) END
147 Pengumuman
148 Promosi
149 Promosi Karya Baru.
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22 : Klarifikasi
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104 (Tamat)
105
Author dan promosi
106
Bonus episode 1
107
Bonus episode 2
108
Bonus episode 3
109
Bonus episode 4
110
Bonus episode 5
111
Bonus episode 6
112
Bonus episode 7
113
Bonus episode 8
114
Bonus episode 9
115
Bonus episode 10 (Selesai)
116
Pengumuman season 2
117
Bab 1 (S2)
118
Bab 2 (S2)
119
Bab 3 (S2)
120
Bab 4 (S2)
121
Bab 5 (S2)
122
Bab 6 (S2)
123
Bab 7 (S2)
124
Bab 8 (S2)
125
Bab 9 (S2)
126
Bab 10 (S2)
127
Bab 11 (S2)
128
Bab 12 (S2)
129
Bab 13 (S2)
130
Bab 14 (S2)
131
Bab 15 (S2)
132
Bab 16 (S2)
133
Bab 17 (S2)
134
Bab 18 (S2)
135
Bab 19 (S2)
136
Bab 20 (S2)
137
Bab 21 (S2)
138
Bab 22 (S2)
139
Bab 23 (S2)
140
Bab 25 (S2)
141
Bab 26 (S2)
142
Bab 27 (S2)
143
Bab 28 (S2)
144
Bab 29 (S2)
145
Bab 30 (S2)
146
Bab 31 (S2) END
147
Pengumuman
148
Promosi
149
Promosi Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!