Bab 6

Sepeninggalannya dokter Kenan, Reino masih betah didalam kamar Venus, dia duduk disisi ranjang gadis itu dan menatap lekat wajah cantiknya yang masih belum siuman.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Masuk!" Reino mempersilahkan orang yang mengetuk pintu kamar Venus itu untuk masuk.

"Permisi, Tuan!" Ina berdiri dan tertunduk di samping Reino.

"Ada apa?" Reino menjawab tanpa menoleh, dia masih setia memandangai wajah Venus.

"Ada yang mau saya sampaikan, ini tentang Nona Muda, Tuan." Ina merasa sedikit takut dan ragu tapi dia harus mengatakan hal ini kepada Tuan Mudanya.

"Katakan!"

"Tadi ketika saya menggantikan pakaian Nona Muda, saya melihat ada beberapa bekas luka ditubuhnya, bahkan ada lebam biru di kaki, tangan dan pinggangnya, Tuan." Ina semakin menunduk takut.

"Haaaa ...? Ya sudah, cepat kamu ambil obat dan segera obati!"

"Baik, Tuan!" Ina berlalu meninggalkan kamar Venus untuk mengambil obat.

Reino memandang wajah istrinya itu dengan rasa penasaran, hatinya semakin merasa kasihan dengan wanita itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi denganmu?" Reino berkata pelan lalu merogoh ponsel di sakunya dan menelpon seseorang.

"Hallo ...! Cari tau tentang Venus Winata, putri pertama Tuan Daniel Winata." Reino memerintah seseorang untuk mencari tahu tentang kehidupan Venus yang sebenarnya.

Setelah mengakhiri panggilan telepon itu, Reino pun berlalu meninggalkan kamar Venus setelah Ina datang membawakan obat.

Reino kembali ke kamarnya untuk istirahat, namun Liana datang menghampiri putranya itu.

"Kenapa kau membawa gadis itu kembali?" Liana terlihat tidak senang.

"Apa Mama pikir aku tidak punya perasaan membiarkan seorang wanita keluar di malam hari, apalagi diluar sedang hujan deras." Reino memandang sebal kepada Liana.

"Harusnya kau biarkan saja dia pergi, kalau perlu biarkan dia mati sekalian!" Liana semakin meninggikan suaranya.

"Sudahlah, Ma! Aku lelah dan ingin istirahat!" Reino merebahkan tubuhnya ke atas ranjang lalu menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

"Dasar anak tak berguna!" Liana yang murka melangkah kan kaki keluar dari kamar putranya itu dan membanting pintu dengan keras.

Reino hanya menghela nafas kasar melihat sikap Mamanya itu, dia sengaja tidak mau meladeni kemarahan Mamanya dan memilih untuk mengalah.

***

Sinar mentari pagi sudah menerobos masuk kedalam kamar Venus, pelan pelan mata indahnya mengerjap berusaha memfokuskan pandangannya. Samar samar dia melihat Ina sedang berdiri disisi ranjangnya.

"Selamat pagi, Nona Muda. Akhirnya Anda bangun juga?" Ina memandang Venus dan tersenyum ramah.

"Pagi." Venus membalas sapaan Ina dengan senyuman juga.

Venus bangun dari tidurnya dan duduk diatas ranjangnya, dia heran saat menyadari bahwa dirinya masih ada dirumah Reino.

Venus berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, tapi ingatannya cuma sampai dia ditarik oleh seseorang ditengah hujan lalu dia tak ingat apa apa lagi.

"Bagaimana aku bisa ada disini lagi?" Venus merasa bingung sendiri.

"Semalam Tuan Muda menemukan Nona pingsan dan membawa Nona pulang."

"Dia yang membawaku pulang?" Venus bertanya meminta penjelasan dari Ina.

"Iya, Tuan Muda mencari Nona semalam. Dia sangat khawatir." Ina tersenyum penuh arti.

"Benarkah?" Venua menatap lekat wajah Ina, dan pelayan itu hanya mengangguk pelan.

"Haaaatttchhiiiiimmm ...!" Tiba tiba Venus bersin dan mengelap hidungnya yang basah.

"Sepertinya Anda terkena flu, saya sudah menyiapkan sarapan untuk Anda, makan lah terlebih dahulu." Ina memberikan nampan dengan semangkuk bubur ayam dan segelas susu.

"Setelah itu Anda minumlah obat yang sudah diresepkan oleh dokter." Ina juga menunjuk obat obatan dimeja nakas Venus.

"Baiklah, terima kasih." Venus tersenyum manis kepada Ina.

"Kalau Anda membutuhkan sesuatu, saya ada didapur. Beristirahatlah Nona Muda." Ina meninggalkan Venus yang masih mencerna situasi ini.

"Dia khawatir dan mencariku, bahkan mereka memperlakukanku seperti benar benar Nona Muda dirumah ini." Venus bergumam dalam hati, dia merasa heran melihat situasi ini terutama tindakan Reino yang mencari dan membawanya pulang, padahal dia baru saja membiarkan Venus pergi dari rumahnya.

Venus menghabiskan sarapannya dan meminum obat, lalu dia membaringkan kembali tubuhnya yang masih lemas, kepalanya terasa berat dan pusing, sepertinya Venus demam karena terserang flu.

Lalu gadis itu tertidur lagi karena pengaruh obat yang dia minum.

Sementara itu diruang makan, Ina melaporkan kondisi Venus kepada Reino.

"Jadi dia benar benar terkena flu?"

"Iya, Tuan Muda. Tapi saya sudah membawakan sarapan dan obat seperti yang Tuan perintahkan." Ina berbicara sambil menundukkan kepalanya.

"Baiklah, jaga dia! Pastikan dia makan dan meminum obatnya dengan teratur."

"Baik, Tuan Muda!" Ina menjawab dengan tegas dan berlalu dari hadapan Reino.

"Kau jangan terlalu baik padanya!" Liana berbicara tanpa memandang Reino, sepertinya wanita itu masih kesal dengan putranya.

"Sudahlah, Ma!" Reino memandang malas Liana.

Liana hanya diam tak membalas ucapan putranya walau dalam hatinya sangat geram.

***

Reino tengah fokus membolak-balik berkas dihadapannya, tiba tiba ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari orang suruhannya yang dia perintahkan untuk mencari tahu tentang Venus.

"Hallo ... Katakan, informasi apa yang kau dapat?"

Sejenak Reino diam mendengarkan orang itu menyampaikan informasi yang dia dapat, seketika wajah Reino berubah pias, ada rasa kasihan dan marah yang bercampur jadi satu dihatinya. Lalu panggilan telepon itu berakhir.

"Malang sekali nasibmu, mulai sekarang aku akan melindungimu dari mereka!" Reino menatap tajam dan mengeraskan rahangnya.

Tok ... Tok ...Tok ...!

"Masuk!" Reino mempersilahkan seseorang yang sedang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk.

"Hei ... Sayang, aku kangen ni." Diana masuk keruangan Reino dan langsung duduk di atas meja kerjanya.

"Duduklah dengan baik di sofa, bukan dimeja!" Reino mengalihkan pandangannya dari Diana.

"Tapi aku ingin dekat denganmu." Diana berdiri dan kini beralih kebelakang kursi Reino lalu melingkarkan tangannya dipundak pria itu.

"Tolong jaga sikapmu! Ini dikantor!" Reino melepaskan tangan Diana dari pundaknya dan menjauh dari gadis itu.

"Kamu kenapa sih seperti ini?" Diana menatap kesal wajah Reino yang terlihat tidak senang dengan kelakuannya.

"Aku sedang sibuk, pulanglah!" Reino kembali ke tempat semula dan memfokuskan pandangannya ke laptop.

" Aku nggak mau pulang!" Diana melipat tangannya dengan wajah yang cemberut.

"Terserah! Tapi jangan menggangguku!" Reino berkata dengan ketus tanpa menoleh Diana.

Gadis manja itu semakin kesal melihat sikap acuh Reino, dia membantingkan badannya di sofa dengan wajah yang masih cemberut.

"Aku mau ikut kerumahmu!" Diana bersuara lagi dan kali ini membuat Reino mengalihkan pandangan ke gadis itu.

"Mau ngapain?"

"Sebentar lagi kita menikah, apa perlu alasan aku datang kerumahmu?" Diana semakin sebal kepada Reino.

"Pernikahan 2 perusahaan maksudmu?" Reino menyindir Diana sambil menyunggingkan senyum dibibirnya.

"Tapi aku mencintaimu, Rein!"

"Sudahlah! Aku masih banyak pekerjaan!" Reino mengakhiri perdebatannya dengan Diana agar tidak semakin melebar kemana mana, dia kembali fokus pada laptopnya dan mengacuhkan Diana yang memandangnya dengan rasa kesal.

***

Terpopuler

Comments

DPuspita

DPuspita

Kl begini ceritanya, aq tunggu Reino bucin ke Venus, thor 😁

2021-12-03

1

Ninin

Ninin

Pernikahan dua perusahaan kyk apa ya 🤔

2021-07-14

1

Riwid

Riwid

wah Reino korban perjodohan ...

Reino udah menaruh hati ma istrinya

2021-03-31

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22 : Klarifikasi
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104 (Tamat)
105 Author dan promosi
106 Bonus episode 1
107 Bonus episode 2
108 Bonus episode 3
109 Bonus episode 4
110 Bonus episode 5
111 Bonus episode 6
112 Bonus episode 7
113 Bonus episode 8
114 Bonus episode 9
115 Bonus episode 10 (Selesai)
116 Pengumuman season 2
117 Bab 1 (S2)
118 Bab 2 (S2)
119 Bab 3 (S2)
120 Bab 4 (S2)
121 Bab 5 (S2)
122 Bab 6 (S2)
123 Bab 7 (S2)
124 Bab 8 (S2)
125 Bab 9 (S2)
126 Bab 10 (S2)
127 Bab 11 (S2)
128 Bab 12 (S2)
129 Bab 13 (S2)
130 Bab 14 (S2)
131 Bab 15 (S2)
132 Bab 16 (S2)
133 Bab 17 (S2)
134 Bab 18 (S2)
135 Bab 19 (S2)
136 Bab 20 (S2)
137 Bab 21 (S2)
138 Bab 22 (S2)
139 Bab 23 (S2)
140 Bab 25 (S2)
141 Bab 26 (S2)
142 Bab 27 (S2)
143 Bab 28 (S2)
144 Bab 29 (S2)
145 Bab 30 (S2)
146 Bab 31 (S2) END
147 Pengumuman
148 Promosi
149 Promosi Karya Baru.
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22 : Klarifikasi
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104 (Tamat)
105
Author dan promosi
106
Bonus episode 1
107
Bonus episode 2
108
Bonus episode 3
109
Bonus episode 4
110
Bonus episode 5
111
Bonus episode 6
112
Bonus episode 7
113
Bonus episode 8
114
Bonus episode 9
115
Bonus episode 10 (Selesai)
116
Pengumuman season 2
117
Bab 1 (S2)
118
Bab 2 (S2)
119
Bab 3 (S2)
120
Bab 4 (S2)
121
Bab 5 (S2)
122
Bab 6 (S2)
123
Bab 7 (S2)
124
Bab 8 (S2)
125
Bab 9 (S2)
126
Bab 10 (S2)
127
Bab 11 (S2)
128
Bab 12 (S2)
129
Bab 13 (S2)
130
Bab 14 (S2)
131
Bab 15 (S2)
132
Bab 16 (S2)
133
Bab 17 (S2)
134
Bab 18 (S2)
135
Bab 19 (S2)
136
Bab 20 (S2)
137
Bab 21 (S2)
138
Bab 22 (S2)
139
Bab 23 (S2)
140
Bab 25 (S2)
141
Bab 26 (S2)
142
Bab 27 (S2)
143
Bab 28 (S2)
144
Bab 29 (S2)
145
Bab 30 (S2)
146
Bab 31 (S2) END
147
Pengumuman
148
Promosi
149
Promosi Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!