Bab 4

Pagi ini Liana dan Reino sedang menikmati sarapannya di meja makan, tapi tak tampak Venus disana.

"Ina, dimana wanita itu?" Reino bertanya kepada pelayan yang bernama Ina itu tanpa menoleh kepadanya .

"Sepertinya masih di kamar, Tuan." Ina menjawab sambil menundukkan kepalanya.

"Panggil dia untuk sarapan!"

"Tidak perlu! Aku sudah disini!" Venus melangkah pelan mendekati meja makan.

"Baguslah, aku nggak ingin ada orang yang kelaparan dirumah ini!" Reino berbicara tanpa memandang Venus yang telah duduk disampingnya.

Dia tau Venus belum makan dari tadi malam, karena pelayan mengatakan Venus nggak terlihat keluar kamar.

"Kelaparan atau tidak, aku tetap akan segera mati. Bukankah begitu Tuan Muda?" Venus hanya melirik Reino sambil mengoleskan roti dengan selai stroberi diatasnya.

"Kau sudah tau apa alasannya kau ada disini?" Reino menautkan kedua alisnya dan memandang lekat Venus.

"Iya, aku sangat tau!"

"Kalau begitu mainkan peranmu dengan baik dan jangan menyusahkan putraku!" Suara Liana menyambar telinga Venus, membuat gadis itu tertawa sarkas.

"Hahaha ... menyusahkan katamu, Nyonya?"

Reino dan Liana bingung melihat Venus yang tertawa seperti itu.

"Kalianlah yang sudah manyusahkan hidupku, menjadikanku Kambing Hitam demi menghindari kutukan itu." Venus berkata pelan namun penuh penekanan.

Byuuurrr ......

"Jaga bicaramu wanita murahan!" Liana berdiri dan menyiramkan segelas air kewajah Venus.

Reino terkesiap melihat tindakan Mamanya itu.

"Ini caramu memperlakukan menantumu, Nyonya?" Venus memandang sebal Liana, sambil menyeka air diwajahnya.

"Aku tak sudi mempunyai menantu murahan sepertimu!" Liana memasang ekspresi jijik dan memalingkankan wajahnya dengan angkuh.

"Kalau begitu ceraikan saja aku! Aku pun tak sudi berada dikeluarga yang penuh kutukan ini."

"Beraninya kau wanita sialan!" Liana semakin geram.

Brraaak ......!

"Cukup! Hentikan ini!" Reino menggebrak meja dihadapannya membuat Venus maupun Liana tersentak kaget.

"Sudahlah, Ma!"

"Dan kau, jaga sopan santunmu dihadapan Mamaku!" Reino mengarahkan jari telunjuknya kedepan wajah Venus.

"Kenapa aku harus menjaganya?" Venus memasang wajah lugu.

"Karena dia adalah mertuamu!" Reino menajamkan tatapannya ke Venus.

"Kau tidak dengar tadi? Dia tidak sudi mempunyai menantu sepertiku." Venus tersenyum sinis.

Reino membuang nafasnya kasar, mencoba menahan emosi yang menjalar diotaknya, bagaimana pun juga Venus benar, Liana juga bersikap tidak baik pada gadis itu, jangan salahkan dia kalau dia membalasnya.

"Aku penasaran, bagaimana kalau seluruh dunia tau bahwa keluarga Brahmansa menjadikan seorang gadis sebagai tumbal dan memperlakukannya dengan buruk." Venus meletakkan jarinya didagu seolah olah sedang berfikir.

Reino dan Liana terkesiap mendengar kata kata Venus, mereka sadar bahwa Venus sedang berusaha mengancam mereka.

"Apa maumu?" Reino menatap Venus dengan rasa penasaran bercampur geram.

"Kau sedang ingin mengabulkan permintaan terakhir orang yang akan mati?" Venus memandang Reino dengan raut wajah yang dibuat sedih.

"Kau terlalu banyak basa basi!" Liana menengking dengan penuh emosi.

"Ssstt ... jangan mencampuri urusan rumah tangga putramu, Nyonya!" Venus meletakkan jari telunjuknya didepan bibir dan berbicara dengan nada pelan.

"Kaaauuuuu ...!" Liana hendak berjalan mendekati Venus, tetapi Reino menghentikannya.

"Apa yang kau inginkan?" Reino menatap Venus dengan sorot mata penuh amarah.

"Perlakukan aku dengan baik, berikan hakku sebagai istri dan kebebasan dirumah ini."

Kata-kata Venus berhasil membuat Liana semakin geram tapi dia tak berani bersuara karena Reino telah mengisyaratkannya untuk diam.

"Baiklah! Kau boleh melakukan apapun dirumah ini, tapi jangan menyentuh barang-barang di dalam lemari itu." Reino menunjuk sebuah lemari kaca yang dipenuhi barang barang antik.

"Kenapa? Kau takut jika aku menyentuh barang-barang itu lalu aku mati, maka barang-barang itu akan menjadi sial?" Venus memasang wajah sedihnya lagi, memandang Reino dengan tatapan ambigu.

Seketika Reino merasa iba mendengar kata-kata Venus, terlebih melihat tatapan mata gadis itu yang mulai sendu.

"Bukan begitu! Itu barang-barang antik peninggalan Kakekku, aku takut kau merusaknya." Reino melembutkan suaranya, seketika emosinya sirna begitu saja.

"Baiklah, Tuan Muda!" Venus melebarkan senyumannya lalu beranjak pergi dengan membawa sepotong roti yang telah dia olesi dengan selai stroberi dan sedikit air siraman dari Liana tadi.

Reino hanya memandang Venus yang melangkah menaiki anak tangga, ada rasa menyesal dihatinya karena melibatkan gadis itu didalam masalah keluarganya.

"Kenapa kau terlalu baik kepadanya?" Liana memandang sinis kepergian Venus.

"Sudahlah, Ma! Berhenti mempelakukannya dengan buruk!" Reino memandang Liana penuh harap.

"Apaaaaaa ...? Kau menyalahkan Mama?" Liana memekik tak terima dengan ucapan putranya itu.

"Ma, dia akan membocorkan rahasia ini ke publik. Aku bisa apa?" Reino terlihat frustasi.

Sebenarnya bukan itu alasan satu satunya Reino mengabulkan permintaan Venus, tapi dia juga merasa kasihan kepada gadis itu.

"Haaa ... Mama pusing!" Liana berlalu meninggalkan Reino yang masih terdiam di meja makan.

Kejadian pagi ini benar-benar membuat acara sarapan di kediaman Brahmansa berantakan, lalu bagaimana dengan besok?

Akan kah seperti ini setiap pagi?

***

Mentari siang sudah naik tinggi, panasnya mulai menyengat kulit. Venus yang merasa bosan segera keluar dari kamar untuk mencari udara segar.

Langkahnya terhenti di ujung anak tangga teratas saat mendengar suara berisik dilantai bawah, lalu seorang pelayan datang membawakan makan siang untuk Venus atas perintah Tuan Mudanya, karena Reino nggak ingin kejadian tadi pagi terulang lagi saat Venus dan Mamanya bertemu di meja makan untuk makan siang.

"Nona Muda, ini saya bawakan makan siang Anda." Pelayan itu menundukkan kepala dengan nampan berisi makanan dihadapannya.

"Ada siapa dibawah?" Venus terlihat penasaran dan tak memperdulikan makanan yang dibawa pelayan itu.

"Di bawah ada Nona Diana dan Nyonya Helen sedang berkunjung."

"Siapa mereka?" Venus semakin penasaran.

Sejenak pelayan itu terdiam, dia bingung harus mengatakan apa?

Dia takut salah bicara dan mendapat masalah, tapi Nona Mudanya sedang menunggu jawaban darinya.

"No ... Nona Diana adalah kekasih Tuan Muda." Ragu-ragu pelayan itu akhirnya menjawab pertanyaan Venus, dia pasrah dengan apa yang akan terjadi pada nya setelah ini.

"Oh, ya sudah bawa makan siangku ke kamar, aku mau menyambut tamu dulu." Venus melangkah pasti menuruni anak tangga.

Pelayan itu memandang kepergian Venus dengan perasaan takut.

Venus menghentikan langkahnya di tengah tangga dan tersenyum kepada orang-orang dibawah sana yang sedang memandangnya dengan tatapan tidak suka.

"Wah ... ada tamu rupanya, kenapa aku tidak diberitahu?" Venus tersenyum memandangai Diana dan Helen bergantian.

"Jadi ini si tumbal yang nggak tau diri itu?" Diana mendekati Venus dengan tatapan sinis.

"Walaupun aku tumbal dan akan mati, setidaknya saat ini akulah istri Tuan Muda dirumah ini. Jadi sebaiknya kau cukup tau diri." Venus tersenyum mengejek.

"Beraninya kau!" Diana melangkah menaiki anak tangga ingin menarik Venus, namun kakinya tersandung dan nyaris jatuh. Venus menangkap lengan Diana dan mencengkeramnya kuat hingga gadis itu tidak jadi jatuh.

"Tanganku sakit!" Diana mengaduh kepada Liana dan Helen.

"Lepaskan putriku!" Helen reflek berteriak.

***

Terpopuler

Comments

Riska Wulandari

Riska Wulandari

nahhh gini dong Veee..👍👍

2021-12-20

1

Ninin

Ninin

Keren rupanya Venus gadis pemberani

2021-07-14

1

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

suka

2021-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22 : Klarifikasi
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104 (Tamat)
105 Author dan promosi
106 Bonus episode 1
107 Bonus episode 2
108 Bonus episode 3
109 Bonus episode 4
110 Bonus episode 5
111 Bonus episode 6
112 Bonus episode 7
113 Bonus episode 8
114 Bonus episode 9
115 Bonus episode 10 (Selesai)
116 Pengumuman season 2
117 Bab 1 (S2)
118 Bab 2 (S2)
119 Bab 3 (S2)
120 Bab 4 (S2)
121 Bab 5 (S2)
122 Bab 6 (S2)
123 Bab 7 (S2)
124 Bab 8 (S2)
125 Bab 9 (S2)
126 Bab 10 (S2)
127 Bab 11 (S2)
128 Bab 12 (S2)
129 Bab 13 (S2)
130 Bab 14 (S2)
131 Bab 15 (S2)
132 Bab 16 (S2)
133 Bab 17 (S2)
134 Bab 18 (S2)
135 Bab 19 (S2)
136 Bab 20 (S2)
137 Bab 21 (S2)
138 Bab 22 (S2)
139 Bab 23 (S2)
140 Bab 25 (S2)
141 Bab 26 (S2)
142 Bab 27 (S2)
143 Bab 28 (S2)
144 Bab 29 (S2)
145 Bab 30 (S2)
146 Bab 31 (S2) END
147 Pengumuman
148 Promosi
149 Promosi Karya Baru.
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22 : Klarifikasi
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104 (Tamat)
105
Author dan promosi
106
Bonus episode 1
107
Bonus episode 2
108
Bonus episode 3
109
Bonus episode 4
110
Bonus episode 5
111
Bonus episode 6
112
Bonus episode 7
113
Bonus episode 8
114
Bonus episode 9
115
Bonus episode 10 (Selesai)
116
Pengumuman season 2
117
Bab 1 (S2)
118
Bab 2 (S2)
119
Bab 3 (S2)
120
Bab 4 (S2)
121
Bab 5 (S2)
122
Bab 6 (S2)
123
Bab 7 (S2)
124
Bab 8 (S2)
125
Bab 9 (S2)
126
Bab 10 (S2)
127
Bab 11 (S2)
128
Bab 12 (S2)
129
Bab 13 (S2)
130
Bab 14 (S2)
131
Bab 15 (S2)
132
Bab 16 (S2)
133
Bab 17 (S2)
134
Bab 18 (S2)
135
Bab 19 (S2)
136
Bab 20 (S2)
137
Bab 21 (S2)
138
Bab 22 (S2)
139
Bab 23 (S2)
140
Bab 25 (S2)
141
Bab 26 (S2)
142
Bab 27 (S2)
143
Bab 28 (S2)
144
Bab 29 (S2)
145
Bab 30 (S2)
146
Bab 31 (S2) END
147
Pengumuman
148
Promosi
149
Promosi Karya Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!