Di kediaman keluarga Winata.
"Apaaaaa!!! Beruntung sekali wanita sialan itu bisa menikah dengan pewaris Grafika Grup!" Eliza mencibir sinis.
"Sudah ku katakan, dia hanya tumbal dan sebentar lagi dia akan mati." Daniel menyeringai licik.
"Apa kau benar benar percaya kutukan itu ada?" Eliza memandang ragu Suaminya.
"Entahlah, tapi aku tak perduli!"
"Iya sih, yang terpenting kita nggak jadi jatuh miskin!" Eliza menyunggingkan bibirnya dengan bangga.
Daniel mendatangi kantor polisi tempat Venus ditahan, setelah dia membujuk Shane, akhirnya pemuda itu mencabut tuntutannya.
"Nona Venus Winata, Anda kami bebaskan!" Seorang polisi membukakan pintu jeruji besi.
"Benarkah?" Venus terlihat bahagia, dia tak henti hentinya bersyukur.
"Ayah, kau yang membebaskanku?" Venus memandang Daniel penuh haru.
"Iya, jika bukan aku, siapa lagi yang akan perduli padamu?" Daniel tersenyum mengejek.
Rasa bahagia Venus melebihi apapun, gadis itu tak perduli dengan apa yang dikatakan Daniel. Ini bukan yang pertama kalinya, dia sudah sering mendengar kata-kata yang menyakitkan seperti itu bahkan lebih parah dari itu.
"Terima kasih, Ayah."
"Kau memang sudah seharusnya berterima kasih!" Daniel memandang malas Venus.
"Kalau begitu, mari kita pulang!" Venus sudah tak sabar untuk segera pulang kerumah dan tidur diranjang empuknya.
"Kau tidak akan pulang kerumah!"
"Haaaaa...???" Venus tesentak kaget.
"Aku tentu tidak membebaskanmu dengan cuma-cuma, apa kau pikir aku sebaik itu?" Daniel memandang lekat wajah Venus.
"Maksud Ayah?"
"Aku mau kau menikah dengan pewaris Grafika Grup untuk menyelamatkan perusahaanku!" Daniel menajamkan tatapannya.
"Ta ... Tapi ..." Venus menjadi gugup, seketika senyum manis dibibirnya sirna dalam sekejap.
"Turuti atau ku kembalikan kau kedalam sana!" Daniel mengancam akan memenjarakan Venus lagi.
Sejenak Venus teringat kejadian selama didalam penjara, saat dia disiksa dan dianiaya oleh narapidana-narapidana lain, bahkan dia nggak diberi makan atau pun minum dari semalam.
Dia sungguh tersiksa di dalam sana, mendadak gadis itu merasa takut.
"Baiklah Ayah, aku mau." Venus tertunduk pasrah.
Memangnya apa lagi yang bisa aku katakan?
Aku nggak ada pilihan.
Aku nggak mau kembali ke neraka itu lagi.
Kemudian Daniel membawa Venus ke kediaman keluarga Bramansa, setelah sebelum nya dia membawa gadis itu ke salon dan butik untuk merubah penampilannya agar terlihat bagus.
Karena saat dipenjara, Venus terlihat sangat berantakan dan bau, dia terlihat seperti gembel akibat semalaman di aniaya oleh narapidana-narapidana lain. Bahkan ada beberapa lebam kebiruan di kaki dan tangannya, akibat ulah mereka.
***
Malam itu juga pernikahan mendadak Venus diadakan tanpa pesta, tanpa jamuan makan dan tanpa tamu undangan.
Yang hadir disana hanyalah Daniel, Liana dan seorang penghulu, mereka cuma menikah siri.
Bahkan para pelayan dan pengawal menunggu diluar rumah.
Dengan satu tarikan nafas, Reino berhasil mengucapkan ijab kabul tanpa kesalahan. Kini Tuan Muda yang tampan itu telah resmi menikah dengan Venus.
Setelah itu Daniel pulang dengan senyum bahagia, karena hutang-hutang perusahaannya sudah dianggap lunas oleh Grafika Grup.
Miris memang, seorang putri ditukar dengan perusahaan, Ayah macam apa dia?
Tapi Daniel tak perduli apa pun yang dipikirkan orang tentangnya, yang terpenting adalah perusahaannya selamat.
Lalu Reino pergi tanpa berbicara sepatah kata pun kepada istrinya, terlihat jelas dari raut wajahnya kalau dia tidak menyukai pernikahan ini.
Iya, Reino memang terpaksa menerima ide konyol ini karena satu alasan yang dibuat oleh Liana.
Sebagai anak yang baik, Reino selalu menuruti perintah Mamanya.
Liana menghampiri Venus yang sedang berdiri menatap kepergian Ayahnya dan juga suaminya, lalu mencengkram kuat lengan gadis itu.
"Jaga batasanmu dirumah ini, kau bukan Nyonya disini!" Liana melepaskan cengkraman tangannya dan berlalu pergi.
Air matanya hendak jatuh saat itu, tapi dia tahan sebisa mungkin agar dia tidak terlihat lemah.
Venus berjalan pelan ke kamar yang telah disediakan untuknya, dia memang telah menikah dengan Reino tapi bukan berarti dia bisa tidur sekamar dengan pria itu.
Dia hanya berstatus istri, tapi tidak mendapatkan hak dan kewajiban sebagai seorang istri.
Dia lebih tepatnya seperti piaraan yang sedang menunggu kematiannya.
***
Setelah akad nikah, semua orang pergi entah kemana, rumah yang sangat besar dan megah ini seperti tak berpenghuni.
Venus yang merasakan lapar segera turun menuju dapur untuk mencari makanan, dia berjalan mengendap endap seperti maling.
Krrruuuuukk......
"Aku lapar sekali, seharian ini aku belum makan." Venus memegangi perutnya yang keroncongan.
Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara dua orang pelayan yang sedang mengobrol di dapur, Venus bersembunyi dibalik dinding mendengarkan pembicaraan mereka.
"Dia cantik sekali, tapi sayang dia akan menjadi tumbal dan mati muda." Pelayan 1.
"Kasihan, dia akan terkena kutukan istri pertama." Pelayan 2.
Hati Venus seperti mau copot, dia menutup mulutnya yang terbuka karena kaget.
"Aku akan menjadi tumbal dan mati?" Gumamnya pelan....
Venus segera kembali kekamar sebelum ada yang tau kalau dia mendengar semuanya, dia mengutuk nasibnya sendiri. Setelah difitnah dan dipenjara, kenapa sekarang dia harus dipaksa menikah untuk dijadikan tumbal?
"Mereka menjadikanku kambing hitam.... Aku akan mati." Air mata Venus mulai jatuh tak tertahankan.
Dia nggak habis pikir, kenapa semua orang tega menyakitinya, bahkan mereka menginginkan dia mati.
Keluarga yang dia sayangi sama sekali tak perduli pada nasibnya, mereka hanya memikirkan diri sendiri. Pikiran Venus benar benar kacau, dia menangis sejadi jadinya meluapkan semua kesedihan dan kemarahannya yang nggak bisa dia tahan lagi.
Tiba tiba Venus menghapus air matanya dan tersenyum sinis, dia tau kebaikan hatinya nggak berguna lagi saat ini. Mereka nggak perduli mau semenderita apa dirinya, mereka hanya mengejar kebahagiaan mereka sendiri.
"Aku akan mati dan aku nggak ingin mati sia sia."
Venus menatap tajam, dia mengeraskan rahangnya menahan geram.
"Ku pastikan kalian menderita sebelum aku mati!" Venus tersenyum sinis membayangkan orang orang yang telah menyakitinya.
***
Tengah malam Reino baru pulang, dia meninggalkan istrinya dimalam pengantin.
Tapi apa yang bisa diharap dari pernikahan mendadak ini selain kematian Venus si istri pertama.
Reino memanggil salah seorang pelayan, dan bertanya tentang Venus.
"Dimana wanita itu?"
"Di kamarnya, Tuan Muda." Pelayan wanita itu tertunduk takut.
"Dia sudah makan?" Reino bertanya lagi.
"Nona Muda tidak keluar kamar dari tadi, Tuan." Pelayan itu semakin merasa takut.
Reino hanya menghela nafas pelan, lalu menyuruh pelayan itu pergi dengan isyarat tangannya. Reino melangkah kekamarnya, namun saat melewati kamar Venus, dia sedikit penasaran, lalu dengan pelan dia memutar handle pintu dan membuka sedikit pintunya.
Terlihatlah Venus sedang tidur meringkuk dengan piayama pink, membuatnya kelihatan menggemaskan.
"Gadis yang malang." Reino bergumam pelan memandangi istrinya yang sedang terlelap itu.
Lalu Reino menutup kembali pintu kamar Venus dengan pelan dan dia pun berlalu memasuki kamarnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Hiatus_Nulis
Apakah ini suatu pertanda
2022-05-18
1
Riska Wulandari
be strong Ve..
2021-12-19
1
DPuspita
Kasian bener ya Venus. Semoga menderitanya gak lama2 ya thor.
2021-12-03
1