Aku Tama, calon suami mu.

Setelah pertemuan tadi siang yang sangat tidak nyaman untuk diriku, kini aku sudah berada di kamar dan merebahkan tubuhku dikasur.

Entah lah harus dengan cara apa lagi aku menolak perjodohan ini, semua keluarga ku tidak ada yang mendengar keinginan diriku, terlebih kakek dan nenekku yang malah terlihat lebih bahagia daripada kedua orang tua ku. Sebenarnya mereka menyayangi aku atau tidak sih!?

Klinggg…

Baru saja aku mencoba memejamkan mataku, ponselku tibatiba berdering tanda pesan masuk. Tak peduli dengan notifikasi itu, aku mencoba kembali terpejam karna pikiranku sudah terlalu berantakan hari ini.

Klinggg…

Lagi lagi ponselku berdering pesan masuk, dengan mata masih terpejam aku pun berusaha mengambil ponsel yang berada disebelahku. Dengan malas aku perlahan membuka mataku untuk melihat pesan masuk yang mengganggu diriku malam ini, aku pun membuka pesan dari nomor yang tidak diketahui itu.

...+628769xxxx...

Assalamualaikum

Apa benar ini nomor Kinaya?

Tak peduli dengan isi pesan itu, aku hanya membaca nya saja dan kembali mengunci layar ponselku. Tak lama kemudian, ponsel ku kembali berdering, bedanya bunyi ponselku adalah tanda panggilan masuk. Aku berdesis kesal mendengarnya, yang lebih membuatku kesal karna yang menelponku saat ini adalah nomor yang sama dengan orang yang tadi mengirimkanku pesan.

"Siapa?" ujar ku sedikit kesal setelah mengangkat panggilan itu dengan mata yang kembali terpejam

"Assalamualaikum, apa benar ini Kinaya?"

Mata ku yang baru terpejam langsung terbuka lebar saat mendengar suara seorang pria dari balik panggilan masuk tadi. Suara berat yang terdengar sopan membuat diriku benar benar terkejut.

Siapa laki laki yang menghubunginya dimalam hari seperti ini!? batinku.

"Wa... walaikumsalam, iya, ini siapa?" jawab diriku sedikit gugup dan aku juga sangat penasaran dengan orang yang sedang berbicara denganku saat ini

"Ini aku Tama, calon suami kamu"

Degg... tubuhku yang sedari tadi terbaring diatas kasur langsung terbangun dan duduk tegap begitu saja saat mendengar nama laki laki yang berbicara denganku dari balik panggilan telpon.

"TA... TAMA!?" terkejutku setengah mati

"Iya, maaf ya kalau aku tibatiba telpon kamu. Aku takut salah nomor, soalnya kamu cuma baca pesan dari aku"

Apa aku sedang mimpi? Bagaimana bisa laki laki ini mengetahui nomor diriku? Terlebih saat acara tadi dia tidak hadir sama sekali, aku berfikir dia juga menolak perjodohan ini sama seperti diriku tapi sepertinya dugaan aku salah.

"Aku dapat nomor kamu dari mama kamu, aku juga minta maaf tadi siang gak bisa hadir padahal tadi..."

TutTutTut... aku tibatiba refleks mematikan panggilan tersebut, gila! Aku bisa gila kalau bicara lama lama dengan laki laki itu, suaranya walau terdengar berat tapi terdengar juga sangat lembut bahkan sopan.

Argh, Aku jadi penasaran, apa dia sedang berpura pura atau memang perilakunya sesuai dengan cara bicaranya yang sopan seperti itu!?

•••••

Sudah mendekati hari pernikahannya, rasanya aku benar benar stress sekali. Padahal aku sendiri adalah psikiater tapi malah diriku sendiri yang menjadi stress bahkan tidak bisa mengobatinya.

Terlebih laki laki bernama Tama itu selalu mengirimiku pesan bahkan dia juga menelpon aku terus menerus sudah hampir 3 minggu setelah dia menghubungiku malam itu, walau aku tak pernah meresponnya tapi laki-laki itu tetap menghubungiku.

Benar benar sangat di luar nalar, aku mengira dia menolak perjodohan ini tapi sepertinya Tama malah menyetujuinya. Padahal jelas jelas aku tidak pernah bertemu dia, atau jangan jangan Tama adalah laki laki penurut yang selalu menuruti keinginan keluarganya. Kalau benar begitu akan semakin beban sekali untukku menikahi laki-laki seperti dia, terlebih keluarganya di depan ku baik sekali, aku hanya takut jika tinggal bersama mereka kebaikannya beberapa hari ini akan berubah menjadi sifat aslinya.

"Jadi lo beneran mau nikah Kin?" tanya Della yang adalah teman kecil ku

Kepala ku mengangguk mengiyakan pertanyaan sahabatku yang kini sedang berada dikamarku. Aku tak mungkin tidak bicara dengan sahabatku masalah pernikahan ini apalagi hanya mereka yang bisa aku ajak cerita.

"Aih satsetsatset banget" ujar Fina yang juga sahabat ku

"Ganteng gak cowonya?"

"Gak tau" jawab ku malas

"Dih masa lo gak tau, emang lo gak pernah ketemu dia?", aku hanya menggelengkan kepala tanpa mengeluarkan suara

"Even sekali pun?", kali ini aku menganggukan kepalaku

"Jir kok bisa bisanya lo nikah sama cowo yang gak pernah lo temui sekali pun di hidup loooooo" histeris Fina

Aku juga bingung kenapa aku tidak menentang lebih keras soal pernikahan ini, seharusnya saat itu aku kabur saja dari rumah untuk menolak perjodohan ini tapi entah kenapa dari lubuk hati yang paling dalam aku tak bisa melakukannya.

"Waktu orang tuanya ngelamar juga dia gak dateng, ada urusan mendadak katanya"

"Alasan tuh, pasti dia juga nolak perjodohan ini!" Ketus Della

Aku mengangkat kedua bahuku bersamaan, entah lah, aku juga awalnya berfikir seperti itu tapi Tama menghubungiku lebih dulu dan selalu mengabari diriku membuat pikiran ku tentang laki laki itu berubah drastis.

"Setelah lamaran beberapa minggu lalu, dia hubungin gue lebih dulu. Dia juga minta maaf katanya waktu lamaran gak bisa dateng, tapi gue masih merasa belum siap, gue takut tuh cowo gak sesuai sama yang ada di pikiran gue" ujar ku sedikit cemberut

"Oh jadi kalian udah chatingan?"

Aku mengangguk, lebih tepatnya sih dia yang selalu chat diriku lebih dulu dan aku yang jarang sekali meresponnya.

"Lo nikah dua hari lagi kan, Tapi kenapa lo belom undang temen-temen yang lain"

"Cuma nikah doang, itupun yang hadir cuma keluarga deket. Resepsinya belum di tentuin" jawab ku pasrah dengan kepala yang sudah direbahkan diatas bantal

"Oh gitu, jadi gue sama Fina gak bisa hadir dong"

"Iya, maaf ya"

"Its oke, yang penting lo harus ngabarin kita aja kalau misal tuh cowo gak baik"

Aku kembali diam tak menjawab lagi ucapan temanku. Pikiranku seakan melayang hari ini, karna 2 hari lagi aku akan menikah dengan laki-laki yang tidak aku cintai bahkan mungkin tidak mencintai ku.

Aku hanya berharap, kehidupan ku setelah menikah dengannya tidak akan buruk, walau aku tidak berharap lebih bisa seperti cerita cerita di novel romantis yang pernah ku baca.

...TBC…...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!