Bab 7

Fira teringat dulu,saat masih bekerja,apapun bisa dia beli,namun sekarang.jangankan ponsel,bahkan untuk membeli satu mangkok bakso pun fira tidak bisa.

Memasuki jam istirahat wildan dan yanto berjalan menuju kantin kantor sambil bersenda gurau.

"Bro....ngomong-ngomong bini lu,lu kasih uang belanja harian berapa bro" tanya yanto pada windan sambil berjalan menuju kantin kantor

"sehari dua puluh ribu bro,tapi kadang juga dua puluh lima ribu,kadang juga lima belas ribu,tergantung ada uang kecilnya berapa,kalau misal gas habis ya mau ga mau kukasih tiga puluh atau tiga puluh lima ribu." jawab wildan sambil menarik kursi kantin

Yanto sahabat wildan pun terperangah mendengar ucapan sahabatnya,uang dua puluh lima ribu,jaman sekarang hanya dapat makan bakso satu mangkok dan teh manis.belum lagi wildan udah punya anak yang masih kecil,tentu membutuhkan uang buat beli camilan anaknya.yanto pun mengeleng-gelengkan kepalanya,tidak habis pikir dengan sahabatnya itu.

"Haaaaaahhhhh....bro uang dua puluh lima ribu jaman sekarang dapat beli apa bro,bakso saja satu mangkok dua puluh ribu,kasian bini lu bro" ucap yanto sambil duduk

"bro...bini gue itu boros bro..pernah dulu kukasih uang lima puluh ribu sehari langsung habis,padahal beras udah gue beliin 10kilo,terus kebutuhan yang lain udah gue beliin tapi bini gue boros" cerocos wildan sambil meminum air

"bro ...ya jelas abis lah uang lima puluh ribu cuma dapat ayam satu kilo sama bayam paling,ya pantas saja kalau bini lo cuma masakin tahu,tempe dan telur,udah sukur lu dikasih makan" oceh yanto menahan kesal.yanto sungguh tak habis pikir kalau ternyata sahabatnya itu sangat pelit sama istrinya,yanto pikir wildan itu royal,secara kalau dikantor sering traktir makan teman sekantornya.ternyata istrinya menahan perih

"Bro ..gaji lu kan gede bro,masa lu tega ngasih bini lu sehari dua puluh lima ribu,bahkan la belas ribu" tanya yanto lagi sambil meneguk minumanya

"iya itu kan gw yang kerja bro,bini gue kan dirumah cuma ngurus anak gue,dia ga kerja,ya udah bersyukur lah gue kasih uang belanja tiap hari segitu" jawab yanto kemudian

mereka sambil memesan makanan untuk makan siang,

Wildan memesan makan siang pecel ayam beserta es campur dan teh hangat,sedangkan yanto memesan minuman dingin saja,karena yanto sudah membawa bekal dari rumah

Bekal yang dibawakan istrinya yanto,masakan istri yanto sendiri

"bro...lu gaji gede itu rezeki istri dan anak lu bro,bukan rezeki lu sendiri,itu rezeki titipan dari Allah buat anak dan istri lu" ujar yanto sambil menggigit daging rendang bekal masakan istrinya

Wildan yang mendengar ucapan yanto pun hanya tertawa pelan dan sambil berucap

"Sejak kapan gajiku dan hasil kerja kerasku adalah rezeki istriku,itu hasil kerja kerasku sendiri bro,gajiku sendiri,ya wajar kalau aku menggunakan uang gajiku sendiri dengan sesua kemauanku" ujar wildan lagi

"lagian nih bro,...gue kasih bini gue segitu harusnya bini gue bersyukur udah gue kasih uang cuma-cuma buat dia" ujar wildan kemudian,wildan menghabiskan semua makananya dam kemudian meminum minumanya hingga tandas.

Tak pernah terpikirkan oleh wildan apa yang istri dan anaknya makan sehari-harinya.

Yanto hanya tertegun mendengar semua ucapan sahabatnya itu,sungguh diluar dugaan yanto,ternyata pemikiran wildan jauh dari kata baik

"Bro...lu salah kalo gitu bro,dalam agama juga,seorang istri itu wajib kita cukupkan kebutuhanya,jangan sampai istri kita kekurangan bro" ucap yanto menasehati wildan,sangat berharap sahabatnya itu merubah pola pikirnya itu.

jangan  sampai suatu saat nanti sahabatnya ini menyesal karena istrinya itu lelah

"hhhhhhhhh......bini gue bahagia kok bro,dia juga ga pernah protes mau gue kasih uang belanja berapa aja" ujar wildan sambil tersenyum simpul

"bini  lu emang ga pernah protes bro,tapi dari mana lu tau kalau dia bahagia,apa lu tau mungkin dia menjerit melihat uang yang kamu kasih tak cukup untuk belanja sehari-hari??  Tanya yanto pada wildan lagi

"Wanita terkadang lebih memilih memendam sendiri dibanding harus mengadu bro" ucap yanto pada wildan lagi

"ada baiknya pemikiran lu di ubah bro,sebelum terlambat" lanjut yanto lagi

"pemikiran yang mana bro..gue ga salah kok bro" tanya wildan pada yanto kemudian

"udah lah bro,ada baiknya lu jangan terlalu pelit sama istri,nanti rezeki seret lho bro" ujar yanto

" seret dari mana bro,gue kerja ga rajin kok,gaji gue gede kok seret" ucap wildan pada yanto.mereka telah selesai makan siang.lalu mereka kembali kekantor untuk bekerrja.

masih teringat ucapan sahabatnya itu,tapi wildan tetap tak berniat untuk memberi uang lebih pada fira istrinya.wildan pikir uang untuk fira setiap hari sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan makan fira dan anaknya.bahkan menurut wildan itu terlalu besar,seharusnya fira hanya cukup 10 sampai 15 ribu sehari untuk membeli sayur dan lauk .karena kebutuhan minyak goreng,beras,sabun sudah wildan belanjakan setiap awal bulan.

Sore harinya dirumah,fira sedang menghangatkan lauk untuk makan malam fira dan suaminya,masakan tadi siang ati ampela balado masih ada,dan cukup untuk makan malam berdua.sedangkan untuk putri kecilnya fira mengorengkan telur mata sapi.putrinya sungguh sangat menyukai telur mata sapi

Dalam perjalanan pulang kantor menuju rumahnya,wildan seperti melihat seseorang yang dia kenali,sedang berdiri di pinggir jalan.seperti sedang menunggu taksi.

semakin lama semakin dekat,yah orang itu wildan kenali.wildan pun mendekat dan memingirkan motornya

"Bu maria...." sapa wildan pada maria,maria adalah sekertaris ardy

"ehh pak wildan ya," tanya maria pada wildan,sambil memandang wildan

" bu maria sedang apa disini,sudah sore loh bu,sudah susah taksi kalau jam segini" ujar wildan pada maria

"ah iya ini pak saya sedang menunggu taksi,tapi udah hampir satu jam tak ada satupun taksi lewat sini" ucap maria lagi

"kalau begitu ayo bareng saya bu,saya bonceng,tapi maaf cuma pake motor,itupun kalau ibu mau sih" tawar wiildan pada maria.terlihat maria sedang berfikir,

"emmm tapi pak apa tidak merepotkan bapak kalo saya menumpang" tanya maria pada wildan

"oh tidak bu,kalau boleh tau rumah ibu daerah mana ya bu" tanya wiildan

" emmm pak rumah saya di jalan camar pak no 19." jawab maria

"oh kalau begitu kita searah bu,ayo saya antar kebetulan saya melewati jalan itu kok" ajak wildan pada maria

*** guys minta like dan subcribe nya ya.dukung dan vote karyaku.makasih banyak****

Terpopuler

Comments

Yuni Ngsih

Yuni Ngsih

Astagfirullah ada suami yg seperti itu .....kasian istrinya krn tdk punya pekerjaan .....klw dah gd anakmu kerja lagi Fira ....semangat

2025-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!