Magis memesat

"Hari ini aku akan patroli keamanan sendiri dan kalian berdua bisa berjaga-jaga di area sekitar sini," ujar Elisa.

"Baiklah kalau begitu," sahut Soman dan ceroz serentak, bahwasanya mereka mengerti dengan perintah Elisa.

Tanpa menunggu lama, Elisa pun terbang bebas di atas dan melihat ke bawah untuk mencari tempat terbaik untuk mendarat.

Elisa merasa lega setelah berkeliling mencari tempat yang cocok untuk melatih dirinya. Dia telah menjelajahi berbagai tempat, dari pegunungan yang curam hingga hutan yang lebat, tetapi tak ada yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun, akhirnya, dia menemukan tempat yang sepertinya sempurna baginya.

Tempat itu terletak di sebuah lembah terpencil yang tersembunyi di antara pegunungan. Elisa memandang sekelilingnya dengan hati-hati, memastikan bahwa tidak ada orang di sekitar. Dia ingin memiliki ruang dan ketenangan yang diperlukan untuk melatih kemampuannya tanpa mengganggu orang lain.

Lembah itu dihiasi dengan pepohonan yang rimbun dan rerumputan yang hijau. Suara angin berdesir lembut melewati daun-daun pohon, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Elisa merasa bahwa tempat ini memberinya kesempatan untuk fokus sepenuhnya pada latihannya tanpa ada gangguan dari luar.

Elisa memilih area yang terbuka di tengah lembah untuk menurunkan dirinya. Dia melepaskan tasnya dan mengeluarkan peralatan latihannya. Matanya berbinar-binar saat dia mempersiapkan diri untuk sesi latihan yang intens.

Dia memulai dengan pemanasan, melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan fleksibilitas dan kekuatan tubuhnya. Dia merasakan otot-ototnya mengencang dan kekuatannya bertambah dengan setiap gerakan yang dia lakukan.

Setelah pemanasan selesai, Elisa mulai melatih kemampuan magisnya. Dia mengeluarkan tongkat ajaibnya dan mulai mengucapkan mantra-mantra yang rumit. Cahaya magis memancar dari telapak tangannya sehingga menciptakan pola yang indah di udara.

"Sial," desis Elisa dengan kekecewaan saat bola-bola hitam bercampur putih keluar dari tangannya. Cahaya yang sebelumnya bersinar terang, kini redup perlahan.

"Kekuatan magis ku semakin bertambah, tapi semakin bertambah artinya aku tidak bisa mengontrol kekuatan hitam dan putih ini," Elisa berkata sambil menidurkan tubuhnya di atas rerumputan yang rimbun.

Elisa merasa frustasi dan kecewa dengan kemampuannya yang tidak stabil. Dia telah berlatih keras untuk menguasai kekuatan magisnya, namun tampaknya semakin sulit baginya untuk mengendalikan kekuatan hitam dan putih yang ada dalam dirinya.

Dia melihat ke langit yang biru, mencoba mencari ketenangan dalam pemandangan alam yang indah di sekitarnya. Angin lembut menyapu wajahnya, memberikan sedikit kelegaan dalam keadaan yang sulit ini.

Elisa bangkit kembali, ia menarik nafas dalam-dalam sambil mengayunkan tangannya dan mencoba sekali lagi untuk memisahkan sihir putih dan hitam. Namun, hasil yang Elisa peroleh tetap nihil.

"Agh!" jerit Elisa dengan frustrasi yang memuncak.

Dengan rasa putus asa, Elisa melemparkan sihirnya ke arah sembarangan. Cahaya magis yang tadinya bersinar redup dan tak terkendali, sekarang terpencar ke segala penjuru.

Elisa merasa kecewa dan marah pada dirinya sendiri. Dia telah berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan kekuatan magisnya, namun tampaknya semakin sulit baginya untuk memisahkan sihir putih dan hitam. Rasa frustasinya semakin memuncak, membuatnya kehilangan kendali atas emosinya.

Dia duduk di atas rerumputan rimbun, mencoba menenangkan diri. Angin lembut menyapu wajahnya, memberikan sedikit kelegaan dalam keadaan yang sulit ini.

Elisa menghabiskan waktu yang lama di tempat latihannya, berusaha dengan tekun untuk menetralkan sihir hitam dan putih yang ada dalam dirinya. Setiap hari, dia menyediakan waktu khusus untuk berlatih dan mempelajari cara mengendalikan kekuatan magisnya.

Elisa terus melatih dirinya tanpa henti, berjam-jam lamanya. Namun, tidak ada perubahan yang terlihat. Dia masih belum bisa menggunakan sihir hitam dan putih secara terpisah. Waktu sore semakin larut, tetapi Elisa masih asyik melemparkan sihirnya sebagai bentuk latihan.

Ketidakhadiran Elisa mulai mencemaskan teman-temannya. Soman, teman dekat Elisa, memperhatikan bahwa Elisa tidak muncul sepanjang hari. Kekhawatiran mulai menghampirinya.

"Dari tadi aku tidak melihat Elisa," ujar Soman dengan nada panik.

Ceroz, teman lainnya, mengangguk setuju. "Aku juga tak melihatnya. Dia bahkan tidak pulang ke sini," sahut Ceroz, juga tampak panik.

Soman menggigit bibirnya cemas. "Kemana Elisa? Aku takut terjadi sesuatu padanya. Bagaimanapun, Elisa adalah keturunan kubu elit. Kita harus mencari Elisa sebelum malam."

Tanpa ragu, Soman dan Ceroz memulai pencarian mereka. Mereka menyisir setiap sudut tempat latihan Elisa, berharap menemukan jejak atau petunjuk tentang keberadaannya. Matahari semakin terbenam, dan kegelapan mulai menyelimuti langit.

Saat mereka berjalan, hati mereka dipenuhi kekhawatiran dan ketakutan. Mereka tidak tahu apa yang mungkin terjadi pada Elisa. Apakah dia baik-baik saja atau ada bahaya yang mengancamnya?

Mereka mencari di sekitar hutan, memanggil nama Elisa dengan harapan dia akan menjawab. Namun, suara angin yang berdesir dan gemericik air sungai adalah satu-satunya jawaban yang mereka dapatkan.

Tiba-tiba, Soman melihat cahaya samar-samar di kejauhan. Dia dan Ceroz berlari menuju sumber cahaya tersebut dan menemukan Elisa duduk di tepi sungai, dengan tatapan kosong.

"Elisa! Akhirnya kita menemukanmu!" seru Soman dengan lega.

Ceroz menghampiri Elisa dengan hati-hati. "Elisa, apa yang terjadi? Kami sangat khawatir tentangmu."

Elisa mengangkat kepalanya perlahan, matanya masih penuh dengan ketidakpastian. "Aku... aku masih belum bisa mengendalikan sihir hitam dan putih. Semua latihan yang aku lakukan tidak membawa perubahan. Aku merasa putus asa."

Soman meletakkan tangannya di pundak Elisa dengan penuh kehangatan. "Elisa, kita akan membantumu. Kita akan mencari cara bersama-sama. Kamu tidak sendirian dalam perjalanan ini."

Ceroz menambahkan, "Kami percaya padamu, Elisa. Kekuatanmu luar biasa, dan kita akan mendukungmu sepanjang jalan."

Elisa tersenyum, merasakan dukungan dan kebersamaan dari teman-temannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!