Setelah Dewa meyakinkan dirinya akhirnya Vania bersedia kembali bersama Dewa.
"Kau tidak perlu menjadi istri rahasiaku lagi Vania, semua sudah tahu. Keluarga ku dna Daniela sudah mengetahui pernikahan kita"
Vania terdiam mendengarkan Dewa berbicara keduanya sedang berada di pesawat. Vania memandang langit cerah di luar, ia harap nasib pernikahannya dengan Dewa juga cerah.
"Aku sudah meminta Rafly mengurus dokumen perpisahan ku dengan Daniela" kata Dewa. Suara pria itu terdengar datar tidak senang tidak juga sedih. Vania terkejut, ia tidak menyangka jika Dewa akan menceraikan Daniela. Istri pertamanya yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun.
Pasti sekarang perasaan Dewa sedang campur aduk, melepaskan orang yang pernah mengisi kehidupannya pastilah tidak mudah. Susah senang pasti pernah mereka rasakan. Vania menggenggam tangan Dewa memberinya semangat dan kekuatan tanpa berkata-kata.
****
"Aku tidak akan mau tanda tangan di surat itu Rafly! Dewa hanya milikku aku tidak akan melepasnya untuk wanita manapun! Terutama si wanita kampungan itu!" omel Daniela. Ia merobek surat cerai yang di sodorkan oleh Rafly.
"Saya harap bu Daniela bisa tenang dan memikirkan kembali hubungan anda dengan pak Dewa yang susah tidak memungkinkan lagi"
"Eh jangan sok tahu kau Rafly! Kau hanya asisten yang di perintah Dewa seperti robot! Kau jangan ikut campur! Pendapat mu itu tidak penting!"
Daniela pergi dengan wajah masam. Ia mengendarai mobil menuju rumah keluarga Askara untuk mengadu pada mertuanya.
Begitu tiba di rumah keluarga Askara semua tidak bisa membantu Daniela. Meski wanita itu menghiba dan merajuk pada ibu mertuanya agar membujuk Dewa untuk tidak menceraikannya.
"Daniela kau tahu sendiri bagaimana Dewa, wataknya keras kalau ia menginginkan sesuatu akan sulit untuk membujuknya"
"Tapi ma, pa, apa tidak kasihan sama Daniela yang di selingkuhi Dewa? Saya sudah mencoba menjadi istri yang baik tapi nyatanya Dewa masih juga tergoda wanita lain yang tidak selevel dengan kita"
Mama dan papa saling pandang lalu menggeleng tidak habis pikir dengan kerumitan rumah tangga Dewa dan Daniela.
"Daniela jika kau masih tetap ingin bersama dengan Dewa maka tidak ada jalan lain selain kau menerima madumu yaitu Vania"
Daniela menangis sejadinya ia tidak sudi menerima Vania. Ia begitu benci dengan gadis itu.
Di perjalanan pulang menuju rumah nya, Daniela memikirkan kembali ide mertuanya untuk menerima Vania sebagai madunya.
"Benar juga, jika aku pura-pura menerima Vania maka semua akan beres. Dewa pasti akan luluh dan tidak jadi menceraikan ku lalu aku bisa menyusun rencana untuk mengerjai gadis kampungan itu!"
Daniela turun dari mobilnya ia melihat dewa sudah berada di rumah itu bersama Vania. Tebakan Daniela benar jika Dewa menceraikannya makan Vania akan berkuasa di rumah itu. Daniela jelas tidak rela singgasananya di rebut wanita lain.
"Sayang aku minta maaf" kata Daniela sembari memeluk Dewa yang acuh padanya.
"Sayang aku tidak mau ada perpisahan, aku bersedia tinggal satu atap dan menerima Vania" kata Daniela sembari menatap Vania. Tiba-tiba ia memeluk Vania.
Vania tersentuh hatinya, ia terharu atas kebesaran hati Daniela yang mau menerima dirinya.
"Vania maaf ya kalau aku keterlaluan pada mu"
"Tidak bu, saya yang minta maaf" kata Vania tulus. Keduanya kembali berpelukan.
Dewa menggaruk dagunya menatap drama di depannya, Ia menghela napas perlahan.
Vania dengan tatapan innocent nya berhasil membuat Dewa memberikan satu kesempatan pada Daniela.
"Baiklah aku memberi mu satu kesempatan Daniela, aku akan melihat perangai mu di rumah ini jadi jangan macam-macam!" Dewa berjalan pergi meinggalkan kedua istrinya menuju kamar pribadinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Marwiyah 2
pengen liat dewa dan Vania berantem..
2024-02-28
1