Dewa tersenyum misterius di ruang kerjanya. Ia sedang melihat laporan tentang borok anggota Girl's Society yang tak lain adalah teman-teman Daniela yang tidak henti melancarkan fitnah dan menggiring opini untuk menyerang Vania.
"Mereka banyak tingkah membuat ku kesal setengah mati! Raf aku ingin daftar nama siapa saja yang memfitnah dan menyerang Vania, proses mereka secara hukum! Tanpa terkecuali sekalipun itu adalah Daniela!"
"Baik pak"
Dewa berdiri dari duduknya memandang ke arah luar dinding kaca. ia mengamati gedung-gedung pencakar langit di hadapannya. Kali ini Daniela benar-benar keterlaluan. Sekian lama Dewa melindungi aib istrinya itu karena kasihan dengan karir yang sudah susah payah di bangun oleh Daniela. tapi ternyata perilaku Daniela semakin menjadi-jadi.
Pernikahan yang semula membebani Dewa antara ingin mempertahankan atau mengakhiri terjawab sudah. Tidak ada lagi alasan bagi Dewa untuk mempertahankan Daniela di sisinya.
Siang itu Rafly mengurus laporan ke kantor polisi pusat di temani pengacara yang sudah tak di ragukan lagi kemampuannya. Ia melaporkan nama-nama yang sudah membully Vania dengan brutal. dan semua anggota Girls Society juga langsung mendapat peringatan keras.
****
"Kalau begitu kita jangan lagi ikut campur permasalahan rumah tangga Daniela dengan Dewa Askara. Bisa-bisa kita semua kena getahnya! Dewa itu bukan pria sembarangan yang akan diam saja kita permainkan!" kata Wanda pada member lainnya.
"Sebaiknya kita juga jaga jarak dulu dengan Daniela" tambah salah satu member.
Semua member Girl's Society terlihat panik ketika mendapat somasi dari Dewa terkait pencemaran nama baik terhadap Vania Askara.
Mulai hari itu bermunculan video klarifikasi permintaan maaf pada Vania. Tidak ada lagi yang berani berkomentar kasar di sosial media Vania. apa lagi menghujat atau mengatainya pelakor. Dewa sudah membungkam mereka semua dengan laporan ke polisi.
Sementara itu Vania pergi ke kampung halaman mendiang orang tuanya. Ia diantarkan Arsya. Keduanya membersihkan rumah tua peninggalan orang tua mereka. Rumah itu terlihat sangat menyenangkan karena terletak tidak jauh dari pesisir pantai. Sesekali terdengar deru ombak yang menghantam karang.
Vania memandang kejauhan di tangannya ia memegang secangkir teh hangat. Ia ingin melupakan Dewa dan berusaha mengikhlaskan Dewa untuk kembali pada Daniela. Ia sadar jika kehadirannya telah mengganggu rumah tangga orang lain. Meski semua berjalan bukan karena keinginan Vania tetap saja ia salah dalam hal ini karena Vania sudah jatuh cinta pada Dewa.
Makian yang bertubi-tubi ia terima dari oknum pengguna sosial media telah membuatnya sadar atas kesalahannya. Vania menyesap teh hangat lalu ia memandang kejauhan di jalan setapak. Disana tepat berdiri seseorang yang sangat Vania kenal.
Tidak mungkin ia kemari, pasti aku hanya berkhayal karena selalu memikirkan nya.
Vania tersenyum sembari mengibaskan tangannya. Tapi khayalan itu tak juga hilang ia masih berdiri di ujung sana memandang ke arah Vania.
Jika semua hanya khayalan kenapa bayangan itu tidak juga lenyap, Vania memejamkan matanya. Ia mencoba menghilangkan Dewa dari pikirannya.
"Aku disini" setelah memejamkan mata Vania malah mendengar dengan jelas suara Dewa.
"Hei, apa yang kau pikirkan?" Suara itu kembali terdengar. Vania membuka matanya senyum simpul Dewa terlihat di depan matanya. Wajah pria itu semakin mendekat hingga ujung hidung mancungnya menyentuh pipi Vania menimbulkan sensasi geli. Wajah Vania memerah mata bulatnya memandang wajah Dewa. Pria itu menariknya kedalam pelukan. Terasa hangat dan nyaman, Vania menjatuhkan cangkir yang ia pegang. Kedua tangannya membalas pelukan Dewa, Air mata Vania meleleh.
"Kau pergi ke ujung dunia pun aku akan menemukan mu" bisik Dewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments