Part15 Ketahuan

Menyadari kesalahannya pada Vania dan ingin menebusnya Dewa sengaja tidak pulang ke rumah pribadinya saat weekend. Ia beralasan pada Daniela jika ia ada pekerjaan penting di luar kota. Sementara Daniela sendiri juga sedang promo film terbarunya jadi ia sangat sibuk. Weekend pun ia tidak akan ada di rumah untuk menemani Dewa.

Dewa mengajak Vania pergi ke pusat perbelanjaan. Keduanya berbelanja bulanan. Dewa mendorong troli belanjaan dan Vania memilih barang-barang yang akan mereka perlukan. Vania terlihat ceria, sesekali ia bertanya pada Dewa tentang selera suaminya itu.

"Sayang aku lapar" kata Dewa meringis mengusap perutnya. Vania tersenyum merangkul pinggang suaminya yang sibuk mendorong troli belanjaan yang penuh.

"Kita makan sushi mau?" tanya Vania. Ia tahu jika Dewa sangat menyukai makanan Jepang seperti sushi, sashimi, tamagoyaki, takoyaki, udon, oden dan lainnya.

Keduanya pergi ke Sushi-T, Dewa memilih spot di sudut ruangan agar tidak terlalu mencolok. tidak berapa lama pesanan tiba Dewa makan dengan lahap. Sesekali ia menyuapi Vania yang tidak terlalu suka sushi.

"Kak apa mimpi mu di hari tua?" tanya Vania di sela makan siang.

Dewa mengerutkan keningnya heran dengan pertanyaan aneh yang Vania lontarkan.

"Aku ingin menghabiskan masa tua ku di Jepang" jawab Dewa yang entah serius atau tidak.

"Apa kakak akan mengajak ku?" raut wajah Vania berubah ia sadar diri jika mungkin yang akan menemani masa tua Dewa adalah Daniela dan bukan dirinya.

"Tentu saja, kenapa bertanya begitu?" Dewa mencubit hidung Vania dengan gemas. Vania mengecup pipi Dewa dengan mesra. Vania sendiri tidak menyadari kenapa dirinya bisa seberani itu mencium Dewa di tempat umum.

Dewa dan Vania sedang terlihat bahagia hingga mereka tidak menyadari jika di ruangan itu ada yang sedang mengamati mereka dan mengabadikan moment kemesraan itu.

***

Selesai berbelanja bulanan, Dewa dan Vania kembali ke rumah. Vania membongkar belanjaannya yang menggunung ia menatanya di dapur sementara Dewa bersantai di ruang tengah menikmati segelas jus dan sibuk dengan ponselnya. Ia sedang memantau Rafly yang ia tugaskan untuk menghandel semua pekerjaan hari itu.

"Kak aku masak spaghetti apa kau suka?"

"Hmmm"

Tidak berapa lama Dewa menyusul Vania ke dapur mengganggu istrinya itu yang sedang sibuk memasak. Dewa menciumi pipi Vania dan merangkul pinggang Vania dari belakang hingga membuat Vania tidak bisa fokus dengan masakannya.

"Aku sangat mencintai mu Vania Askara!" bisik Dewa gemas di telinga Vania.

"Kak ayolah, masakan ku belum selesai jadi jangan mengganggu ku!"

"Tidak bisa! Aku ingin mengganggu mu, aku tidak tahan kau membuat ku gemas!" kata Dewa usil menggigit kecil telinga Vania hingga membuat Vania hampir berteriak karena geli.

"Ayo..." Vania mengedipkan sebelah matanya.

"Kemana?" Dewa mengerutkan keningnya dan tersenyum penuh arti.

"Ya makan spaghetti memangnya kemana lagi?" jawab Vania tak kalah jahil.

Dewa dan Vania sedang menikmati waktu berdua layaknya suami istri di hari libur. Selesai makan Keduanya pergi ke taman. untuk menghirup udara segar. Vania menggelar Karpet kecil di bawah pohon yang rindang sembari mengamati pengunjung lain. Ia merebut ponsel milik Dewa lalu mengajak Dewa berbaring di atas karpet. Vania ikut berbaring berbantal lengan Dewa sementara suaminya itu membacakan novel romantis untuknya. Sesekali Dewa membenahi letak kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

______

Disisi lain Wanda sibuk menghubungi ponsel Daniela tapi tidak di angkat juga panggilan telepon darinya.

"Daniela angkat teleponnya!" gerutu Wanda.

Wanda hampir mengirimkan foto Dewa dengan wanita lain yang tadi siang ia dapatkan di Sushi-T tapi ponsel Wanda tidak sengaja terjatuh dan mati.

Wanda menggelengkan kepalanya ia bergegas menuju mobil untuk memberitahu Daniela tentang kabar menggemparkan itu. Wanda melihat dengan mata kepala sendiri jika suami temannya itu telah berselingkuh.