Pagi itu Vania menghampiri Arsya untuk pergi bersama. Ia sudah mengajukan cuti pada Dewa dan pria itu memberinya izin satu hari. Vania memanfaatkan waktu untuk berkunjung ke makan kedua orang tuanya bersama Arsya lalu setelahnya keduanya pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa keperluan.
Vania membelikan adiknya itu baju baru untuk kuliah dan sepatu baru. Vania melihat jajaran kemeja branded ia teringat Dewa.
Vania meraih satu kemeja berwarna biru dengan size L. Dewa memiliki postur yang tinggi tegap punggungnya juga lebar kemeja itu pas dengannya.
"Untuk siapa mba?" suara Arsya membuyarkan khayalan Vania.
"Oh enggak mba cuma lihat-lihat saja, kau mau kemeja ini?" tanya Vania.
"Mba mau belu buat pak Dewa kan? Kenapa tidak jadi? Ambil saja pasti pak Dewa senang sekali menerima hadiah kecil dari mba Vania"
"Tapi kemeja pak Dewa sudah banyak dan harganya mahal Sya" Vania tidak cukup percaya diri memberikan hadiah untuk Dewa.
"Yang penting mba niat tulus mau memberi hadiah pada pak Dewa"
Akhirnya Vania memutuskan membeli kemeja plus dasi yang serasi. saat antri di kasir tanpa sengaja Vania bertemu Daniela yang juga baru selesai berbelanja dengan teman-temannya.
"Hai Van kenapa ada disini? Dimana Dewa?" tanya Daniela.
"Oh saya cuti bu, pak Dewa ada di kantor"
Daniela mengangguk sembari memandang kemeja dan dasi yang Vania beli. Daniela tidak ambil pusing ia bergegas pergi setelah membayar. Sementara Vania dan Arsya pergi ke food court untuk makan siang.
"Wanita tadi siapa mba, bukanya dia artis ya?" tanya Arsya.
"Itu Daniela istri pertama pak Dewa, dia memang selebriti"
Arsya hampir tersedak makanannya begitu mendengar jawaban Vania. Ia melihat kakaknya sedikit melamun.
"Maaf ya mba gara-gara saya mba jadi harus susah"
"Eh kenapa bicara begitu Sya?"
"Ya karena saya mba menikah dan mau-maunya jadi istri kedua pak Dewa"
"Bukan karena mu Sya, ini memang sudah takdir mba"
Arsya terlihat merasa bersalah pada kakaknya. Vania melakukan pengorbanan yang sangat besar demi menyelamatkan hidupnya.
"Mba boleh Arsya tanya sesuatu?"
"Apa Sya?"
"Mba Vania mencintai pak Dewa?"
Glek!
Vania terdiam ia tidak mampu menjawab pertanyaan adiknya itu. Hanya saat ini jantungnya yang berdesir tidak karuan. Vania sedang setengah mati mencegah agar dirinya tidak sampai jatuh cinta pada bos nya itu.
Sementara Vania sibuk shopping dengan adiknya, di ruang meeting utama Askara Company, Dewa terlihat sedang menyimak presentasi dari kolega yang akan bekerja sama dengan perusahannya.
"Ini pak" Rafly menyerahkan ponselnya yang terlihat ada foto Vania dan Arsya sedang tertawa lepas bermain di time zone. Keduanya terlihat seperti anak kecil. Dewa tersenyum memandang foto itu.
Dia bersenang-senang tapi tidak mengajak ku
"Raf aku ingin pulang lebih awal, kau saja mewakili ku meeting lanjutan"
"Baik pak"
Dewa beranjak dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan ruang meeting.
***
"Kau bersenang-senang sayang?"
Vania terkejut sampai menjatuhkan tas belanjaannya. Ia melihat Dewa sudah duduk di sofa ruang utama. Pria itu tersenyum manis ke arah Vania.
"Pak Dewa? Kenapa anda disini?" Vania berjalan menghampiri Dewa.
"Memangnya kenapa? Aku tidak boleh disini? Kemarilah!" Dewa menarik lengan Vania hingga gadis itu terduduk di pangkuan Dewa.
"Katakan padaku kemana saja kau seharian ini hmm?" Dewa membenamkan wajahnya di ceruk leher Vania membuat tubuh Vania bergetar. Dewa merebahkan dirinya di atas sofa ia membiarkan Vania ikut berbaring di atas tubuhnya. Vania memandang dalam jarak yang sangat dekat wajah tampan Dewa.
Dewa mendengarkan cerita Vania seperti sedang mendengar cerita anak sekolah dasar yang baru saja pulang dari kunjungan wisata. tanpa sadar Dewa memejamkan matanya ia merasa mengantuk. Vania tersenyum jemarinya dengan lincah memijat pelipis Dewa.
"Apa terasa nyaman?" tanya Vania canggung.
"Hmm lanjutkan" Lengan Dewa melingkar di pinggang Vania yang masih merebahkan diri di atas tubuhnya. Hingga dalam hitungan detik Dewa sudah terlelap.
Sementara di kediamannya Daniela sedang sibuk berpikir bagaimana agar Dewa mau menyentuhnya kembali. Ia harus mengembalikan keharmonisan rumah tangganya. ia tiba-tiba mendapatkan ide.
Malam sudah larut, Dewa baru tiba di rumah pribadinya. Di lihatnya Daniela sudah terlelap. Dewa tersenyum melihat Daniela tidur wanita itu terlihat sempurna dengan gaun tidur yang sexy menampakan kaki jenjangnya yang menggoda, di tambah penutup mata berwarna hitam.
Dewa melepas kemejanya ia mengganti pakaiannya dengan kaus putih lalu merebahkan dirinya di sofa. Dewa tidak menyentuh Daniela karena saat ini yang ada di hatinya hanya Vania.
Paginya Daniela terbangun ia melihat Dewa tertidur di sofa. Ia kesal kenapa suaminya tidak tidur di sisinya. Akhirnya Daniela menjalankan rencananya, ia membuatkan jus buah segar untuk Dewa bawa ke kantor tentunya ada sesuatu yang ia tambahkan ke dalam jus itu yaitu obat perangsang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments