Daniela sedang break syuting film layar lebar. Ia dan teman-temannya melepas penat sejenak di cafe yang tidak jauh dari lokasi syuting. Daniela menyulut sebatang rokok sembari mengobrol dengan circel nya yang sesama artis. Dewa begitu tidak menyukai teman-teman Daniela yang menurutnya membawa pengaruh kurang baik.
Daniela terlihat sibuk dengan ponselnya ia menelpon Dewa yang sedang melakukan perjalanan bisnis. Beberapa kali panggilan telepon Daniela tidak di jawab.
"Ada apa Dan? Kenapa gelisah begitu?" tanya salah satu teman Daniela.
"Ini ponsel Dewa susah di hubungi"
"Apa tuan Dewa Askara sedang perjalanan bisnis lagi? apa kau yakin ia tidak pergi bersama yang lain?"
"Apa maksud kalian?" Daniela terlihat kesal dengan teman-temannya.
"Apa kau tidak sadar Daniela kalau suami mu itu selain tampan paripurna ia juga kaya raya, wanita mana yang tidak tergila-gila padanya. Meski sudah punya istri pasti juga ia masih laku di luaran sana!"
"Dewa buka pria seperti itu! Aku yakin dia setia padaku ia sangat mencintai diriku!" kata Daniela.
"Semoga saja yang kau bilang itu benar Daniela sayang, coba lihat dirimu kau sangat sibuk syuting dan Dewa sibuk mengurus perusahaan raksasa miliknya kapan kalian bertemu berdua? Ia hanya memerlukan dirimu sebagai pendamping saat di pesta!"
"Bilang saja kalau kalian iri pada pernikahan ku dan Dewa!" kata Daniela ketus sembari melangkah pergi meninggalkan cafe.
Daniela duduk di taman mencari udara segar karena pikirannya sedang suntuk. Ia merenungkan perkataan teman-temannya. Ada benarnya juga kemungkinan Dewa akan di rebut perempuan lain. Selama ini Daniela pikir ia tidak perlu cemas karena Dewa sangat mencintainya. Tapi akhir-akhir ini ia sangat sibuk dengan dirinya sendiri dan mengabaikan suaminya itu.
Apa iya Dewa memiliki wanita lain? Ah Itu sangat tidak mungkin! Sudah Daniela jangan dengarkan mereka, para tukang gosip itu hanya iri dengan mu. Mereka tidak seberuntung dirimu karena memiliki suami seperti Dewa Askara.
Daniela mencoba menenangkan dirinya sembari terus menghubungi nomor ponsel Dewa.
***
Dewa dan Vania tiba di salah satu hotel berbintang di sebuah pulau yang terkenal akan wisatanya.
Rafly mengurus reservasi kamar VVIP untuk tuannya. ia menyerahkan kunci kamar hotel pada Dewa setelah semua beres.
"Ayo" Dewa menggandeng tangan Vania sementara Rafly membawakan koper Vania dan berjalan di belakang bosnya itu. Dewa terlihat tanpa canggung melingkarkan lengannya di pinggang Vania. Rafly yang mengamati cukup terkejut. Ia tidak menduga jika Dewa bisa berkhianat pada Daniela. Yah meski itu semua karena tingkah Daniela yang sudah keterlaluan juga.
"Aku mau mandi dulu, nanti kita akan pergi ke restorang di pinggir pantai jadi siapkan diri mu" kata Dewa pada Vania seraya melangkah ke kamar mandi.
Ponsel milik Dewa berbunyi ada panggilan telepon dari Daniela. Dengan panik Vania langsung meraih benda itu. Ia mengamati sejenak bingung harus bagaimana. Vania melirik ke kamar mandi lalu ia pergi keluar kamar mencari Rafly.
"Ini bu Daniela menelpon!" kata Vania menyerahkan ponsel milik Dewa pada Rafly.
Rafly mengangguk, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Dirinya harus membohongi Daniela dan mengatakan jika Dewa masih meeting dengan kolega.
Maafkan saya bu Daniela...
Selesai memberi penjelasan pada Daniela, Rafly mengembalikan ponsel Dewa pada Vania.
Malamnya Vania terlihat cantik dengan dress bunga-bunga yang sedikit terbuka di bagian bahu. Ia mengenakan aksesories anting berukuran sedang untuk menunjang penampilannya. Sementara Dewa seperti biasa ia terlihat formal demgan kemeja putih di padukan celana berwarna abu-abu dan sepatu kulit nya.
Keduanya menikmati makan malam di pinggiran pantai yang malam itu sangat ramai pengunjung. Dewa memesan wisky sebagai minuman penutup sementara Vania ia tidak pernah menyentuh minuman beralkohol jadi ia memesan jus jeruk.
Dewa menarik pelan tubuh Vania dari tempat duduk. Ia melingkarkan kedua lengannya di pinggang Vania lalu mengajak gadis itu berdansa seperti pengunjung lainnya.
Vania canggung ia mengamati Dewa yang terlihat mulai mabuk.
"Kita kembali ke kamar saja ya?" ajak Vania. Kali ini ia memapah tubuh tinggi tegap suaminya berjalan menuju kamar hotel yang tidak jauh dari restoran tempat mereka berada.
Setibanya di kamar Dewa melepas kemejanya terlihat otot sempurna menghiasi tubuhnya membuat wajah Vania langsung memerah. Dewa memeluk Vania dari belakang ia mendekatkan bibirnya ke telinga Vania yang berhasil membuat Vania merinding.
"Maaf pak kita sudah sepakat jika anda akan menyentuh saya saat saya sudah siap?!" Vania mengingatkan janji yang di buat Dewa kemarin.
"Hmmm baiklah tapi..apa aku juga tidak akan dapatkan kecupan selamat malam?" Mata Dewa menatap lekat bibir Vania ia mendekatkan wajahnya. Sementara Vania hanya mematung bingung harus bagaimana. Dewa mencium bibir Vania dan sedikit melumat nya.
Di tempat lain Daniela yang sedang minum bersama teman-temannya tidak sengaja menjatuhkan gelas yang ia pegang hingga pecah berantakan di lantai sebuah club ternama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mama Muda
firasat istri
2024-04-01
1