"Makan malam sudah siap pak" kata Vania canggung. Dewa terlihat sedang berbicara serius dengan Rafly di ruang tengah. Ia memberi isyarat pada Rafly untuk pergi.
"Apa kau terus akan memanggil ku dengan sebutan formal seperti itu?" tanya Dewa sembari berjalan menuju meja makan panjang yang di atasnya sudah berjajar beberapa menu makan malam.
Vania tidak menjawab pertanyaan Dewa ia meraih piring dan mengisinya dengan makanan lalu meletakan perlahan di hadapan Dewa yang sudah duduk di kursinya. tanpa Vania duga Dewa menarik lengan Vania hingga Vania terjatuh tepat di pangkuan Dewa.
Wajah Vania sontak memerah karena malu dan canggung bercampur menjadi satu. Vania mencoba bangkit dari pangkuan Dewa tapi pria itu menahan pinggangnya.
"Kenapa? Bukankah kita sudah menikah?" Dewa mengerlingkan sebelah matanya menggoda Vania.
Vania menggeleng ia memaksa bangkit dari pangkuan suaminya. Lalu ia duduk di samping Dewa dengan raut wajah malu.
"Selesai makan malam aku mau langsung istirahat aku lelah" kata Dewa yang di balas anggukan oleh Vania.
Selesai makan malam Dewa berjalan menuju kamarnya. Ia mandi dan berganti pakaian santai yaitu kaos putih dan celana panjang berwarna abu-abu. Sementara Vania ia belum berganti baju masih mengenakan dress berwarna kuning gading.
"Apa kau akan tidur dengan baju seperti itu?" tanya Dewa. Ia biasa melihat Daniela mengenakan piama sexy dan dengan model kekinian dari brand ternama. Sementara Vania ia terlihat polos dan lugu, bahkan baju tidurnya mungkin juga jauh dari kesan sexy.
Benar saja Vania mengganti baju tidur di kamar mandi karena ia malu dan tidak mau Dewa melihat tubuhnya. Vania keluar dari kamar mandi mengenakan piama panjang kotak-kotak Dewa yang melihat langsung tersenyum. Dugaannya benar Daniela dan Vania dua wanita yang sangat berbeda.
"Kemarilah!" kata Dewa sembari menepuk ranjang. Vania mematung di tempatnya ia tidak ingin tidur satu ranjang dengan Dewa.
"Kemarilah, aku tidak akan menyentuh mu sebelum kau siap"
Dewa langsung terlelap karena ia memang lelah setelah pernikahan dengan Vania ia langsung ke kantor untuk membereskan pekerjaannya. Vania terbaring di samping Dewa. Pria yang tidak pernah ia sangka akan menjadi suaminya bahkan dalam mimpi sekalipun Vania tidak berani berkhayal soal Dewa karena strata mereka yang begitu berbeda serta Dewa sudah memiliki istri.
Vania terbangun mendengar ponsel Dewa yang berdering di atas meja di samping tempat tidur. Nama Daniela tertera di layar ponsel. Vania ragu ingin membangunkan Dewa tapi ia juga tidak tega mengabaikan panggilan telepon dari Daniela.
Siapa tahu penting, siapa tahu Daniela dalam bahaya...
Akhirnya Vania putuskan untuk membangunkan Dewa. Vania menyentuh perlahan lengan suaminya.
"Hmmm ada apa Daniela aku masih mengantuk!" racau Dewa ia tidak sadar telah menyebut Daniela dan bukan Vania.
Vania tersenyum getir, ia maklum jika yang ada di pikiran Dewa adalah Daniela.
"Oh maaf, ada apa?" tanya Dewa yang baru menyadari situasi.
"Bu Daniela menelpon" kata Vania menyerahkan ponsel milik Dewa yang masih bergetar karena panggilan telepon dari istri pertamanya.
"Ya ada apa Daniela?!" Dewa berjalan pergi keluar dari kamar. Sepertinya ia tidak ingin pembicaraannya di dengar oleh Vania.
***
Pagi hari Dewa terlihat duduk di ruang tengah tidak seperti biasanya yang selalu mengenakan stelan jas kali ini Dewa mengenakan kemeja berwarna hitam dan celana warna senada. Ia menggulung lengan kemejanya.
"Vania..."
"Iya pak" Vania terlihat sudah siap dengan stelan kerjanya. Dewa tertawa memandang penampilan Vania.
"Mau kemana?" tanya Dewa.
"Ke kantor pak"
"Vania sayang kita cuti dan mau honeymoon sekarang ganti baju dan kita pergi"
"Apa? Hon..honeymoon?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mamah Kekey
di nopel ini kok aku mendukung pelakor sih...
2024-04-15
0
Mama Muda
bersenang senang lah sedikit vania
2024-04-01
1