Vania telah bersiap dengan gaun putih panjang, rambutnya tergerai indah di hiasi bando dari bunga segar. Riasan wajahnya natural tapi membuat Vania terlihat semakin cantik. Dewa sudah siap dengan stelan jas pengantin. Ia terlihat gagah dan tampan. Posturnya yang menjulang tinggi tegap di balut jas membuatnya terlihat seperti pangeran di negeri dongeng.
Dewa terpana melihat Vania yang berdiri di hadapannya. Ia mengulurkan tangannya memasangkan cincin pernikahan di jari manis Vania.
"Akhirnya kau menjadi milik ku Vania, kita telah menikah dan aku harap kau bisa membawa kebahagiaan untuk ku" kata Dewa sambil tersenyum sumringah.
Vania menahan air matanya ia sedang membayangkan bagaimana perasaan Daniela jika tahu suaminya telah menikah lagi. Rasanya Vania malah frustasi sendiri. Dewa membawa kehidupan baru untuk Arsya tapi Vania merasa tersiksa dengan rasa bersalah nya pada Daniela.
Sejak hari itu Vania adalah istri kedua Dewa Askara yang di rahasiakan statusnya. Hanya Rafly yang tahu semua rahasia itu. Vania pindah ke rumah baru yang di belikan oleh Dewa sementara Arsya setelah sembuh ia akan tinggal di rumah lama karena tidak ingin mengganggu Vania dan Dewa.
"Mbak apa semua ini karena aku? Apa mbak berkorban menikah dengan pak Dewa karena biaya operasi ku?" tanya Arsya yang sudah mulai pemulihan.
"Bukan Sya, kau jangan berpikir yang berat-berat, mbak melakukan semua ini karena mbak memang ingin menikah dengan pak Dewa"
Setelah acara pernikahan nya selesai Vania memang pergi ke rumah sakit untuk menemani Arsya sementara Dewa ia pulang ke rumahnya dengan Daniela.
Dalam hati Vania ia menangis karena pernikahannya tidak seperti yang ia bayangkan dan ia impikan. Ia berharap akan menikah dengan pria yang ia cintai dan mencintainya sepenuh hati. Tapi di pernikahannya ini Vania tidak bisa memiliki Dewa sepenuhnya karena ia masih berstatus suami Daniela.
Air mata Vania mengalir ia bangkit dari duduknya dan bergegas pergi ke toilet. Vania tidak ingin Arsya ikut mencemaskan dirinya.
***
"Dimana Daniela?" tanya Dewa saat tiba di rumah.
"Nyonya masih tidur tuan" kata pelayan. Dewa melirik jam tangannya wajahnya terlihat kesal. Daniela pulang menjelang pagi dengan alasan syuting tapi Dewa tahu istrinya pasti pergi ke club selesai syuting.
"Raf belikan aku stelan baju baru dan kirim ke rumah Vania" kata Dewa sedikit memelankan suaranya.
"Baik pak"
Dewa tidak ingin membuat Daniela curiga, jika ia mengirim beberapa baju dan barang-barangnya ke rumah Vania pasti Daniela akan langsung mencari tahu.
Dewa pergi ke kamarnya, di lihatnya Daniela masih tertidur pulas padahal hari menjelang sore. Diamatinya wajah istri pertamanya itu. Cantik tapi Dewa tidak menemukan cinta yang utuh untuk Daniela. Ia dulu menikahi Daniela karena melihat wanita itu selevel dan setara dengan dirinya dan keluargan besar Askara.
Dewa meletakkan selembar cek di atas meja rias untuk keperluan Daniela selama tiga hari. Ia mencium kening Daniela lalu bergegas pergi meninggalkan rumah selama tiga hari untuk menikmati bulan madunya dengan Vania.
Daniela mungkin tidak akan curiga karena Dewa memang sering bepergian ke luar negeri atau luar kota untuk perjalanan bisnis.
Sementara di rumah barunya Vania terlihat membereskan barang-barangnya dan pakaian milik Dewa yang baru saja di antarkan oleh Rafly. Vania termenung memeluk pakaian milik Dewa. Sekarang ia benar-benar sudah menikah sudah menjadi istri orang. Meski pernikahannya tidak wajar karena tidak ada wanita yang mau menyakiti wanita lain begitu pula Vania. Ia tidak bermaksud merebut Dewa dari istri pertamanya tapi ia sungguh tidak ada pilihan.
Tuk tuk,, pintu kamar Vania di ketuk oleh pelayan.
"Iya bi ada apa?"
"Ada tuan Dewa di bawah bu"
Vania mengangguk ia merapikan penampilannya. Memandang bayangan dirinya di cermin. Entah kenapa jantungnya berdebar begitu kencang.
Vania berjalan menuruni anak tangga dengan wajah tegang, di lihatnya Dewa sedang duduk di sofa sembari memegang ponselnya. Vania berdiri mematung di dekat sofa seperti menunggu titah Dewa.
"Kenapa hanya berdiri di situ?" tanya Dewa tanpa melihat Vania ia masih sibuk dengan ponselnya. Vania langsung mengerti dan mengambil posisi duduk tepat di samping Dewa.
Dewa meletakkan ponselnya ia melepas jasnya lalu mengendurkan dasinya. Wajahnya terlihat sangat tampan dengan kemeja berwarna putih yang membuat kulitnya semakin terlihat terang. Dewa tersenyum tipis ia tahu gadis di hadapannya sedang mengagumi dirinya.
"Kau mau bulan madu kemana?" tanya Dewa sembari membelai lembut wajah mulus Vania. Detik itu juga rasanya Vania seperti orang kesetrum. Saat Dewa menyentuh wajahnya ia merinding dan jantungnya seakan mau lepas dari tempatnya. Vania menggeleng bingung ia tidak tahu dan tidak berpikir tentang bulan madu. Ia juga belum siap melayani Dewa sepenuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mamah Kekey
semoga Vania kuat dan tegar..
2024-04-15
0
Mama Muda
jadilah wanita tangguh vania
2024-04-01
1