Putaran Takdir

Putaran Takdir

Bab 1 Awal ikatan baru

"Maafkan kami, Nak. Kami tidak bisa menanggung mu. Hiduplah dengan baik tanpa kami," ujar seorang pria tua meninggalkan seorang bayi perempuan di depan pintu sebuah panti asuhan.

Delapan tahun kemudian...

"Ghania, ayo pulang. Sudah hampir waktunya makan malam. Ibu panti akan marah jika kamu tidak makan, Nak," panggil seorang suster.

"Tidak mau, Suster. Ghania mau di kamar saja," ujar anak kecil itu dengan lesu.

Melihat kekerasan kepala si kecil, suster tidak punya pilihan selain melaporkannya kepada kepala panti.

"Maaf, Bu. Ghania terus-terusan tidak mau makan. Saya tidak tahu harus bagaimana lagi, Bu," lapor suster.

"Kenapa ya, belakangan ini dia sering menolak makan? Apa terjadi sesuatu padanya, Suster?" tanya ibu panti.

"Saya tidak tahu, Bu. Mungkin dia bertengkar lagi dengan teman-temannya?" tanya suster, bingung dengan tingkah laku Ghania.

"Baiklah, biar saya yang membujuknya makan."

Di tempat lain, Ghania tampak duduk di atas tempat tidurnya sambil menahan tangis.

"Ghania, apa yang salah, Nak? Kenapa kamu terus menolak makan?" tanya ibu panti, mendekati Ghania.

"Tidak apa-apa, Bu. Ghania tidak lapar," jawab Ghania.

"Tidak boleh begitu, Sayang. Kamu harus makan. Bukannya Ghania mau bertemu Mama dan Papa. Kalau Ghania tidak makan, Mama dan Papa pasti marah."

"Tetapi kenapa Mama dan Papa tidak datang jemput Ghania, Bu? Ghania sudah rajin belajar dan baik, kok, Bu. Kenapa Mama dan Papa tidak jemput Ghania?" tanya Ghania sambil terisak.

"Mungkin Mama dan Papa sedang sibuk, Ghania. Kamu harus sabar, ya. Ghania makan dulu, yuk," ajak ibu panti.

"Iya, Bu."

Di sisi lain, seorang pria tua dan istrinya terduduk dengan tangan dan kaki terikat.

"Maafkan saya, Tuan. Saya salah. Saya akan mengembalikan semua uang itu, Tuan. Tolong ampuni kami, Tuan," ucap pria tua itu memohon.

"Bagaimana kau akan menggantikan kerugian perusahaan sebesar itu, ha? Bahkan jika aku mengeluarkan semua organ di tubuhmu dan istrimu ini, itu tidak akan cukup membayarnya," ucap dingin pria muda itu.

"Maaf, tuan. Saya akan benar-benar melunasinya. Saya akan mencari jalan keluar. Tolong beri saya sedikit waktu, tuan."

Dor Dor

Suara tembakan yang mengarah ke kedua orang itu membuat mereka mati seketika.

Satu minggu kemudian...

"Mayat sepasang suami istri ditemukan di sekitar pantai tadi pagi sekitar pukul 6.20 pagi dengan luka tembak di tubuh keduanya. Saat ini polisi sedang menyelidiki pembunuh mereka." Suara penyiar berita di televisi.

"Kabar yang buruk di pagi hari, ya, Bu?" ujar salah satu suster di panti.

"Iya, benar-benar kejam orang yang mampu membunuh orang lain dengan cara seperti itu," ujar ibu panti prihatin.

"Suster, matikan televisinya. Takut anak-anak menontonnya, itu akan berpengaruh buruk bagi mereka nanti," suruh ibu panti.

"Baik, Bu."

"Suster, Ghania terluka!" teriak salah seorang anak.

"Apa? Di mana?" tanya suster.

"Di taman belakang, Suster."

Dengan cepat, keduanya berlari ke taman belakang panti. Mereka terkejut melihat Ghania dengan darah yang mengalir di belahan poninya yang berantakan. Ternyata dia bertengkar dengan seorang anak laki-laki bernama Rion.

"Ghania! Astaga, Suster, bawa Ghania ke ruang kesehatan," kata salah satu suster.

Dengan cepat, Ghania dibawa ke ruang kesehatan dan luka di tubuhnya diobati.

"Ghania, kenapa, sayang? Biasanya Ghania tidak pernah bertengkar. Ada masalah apa, Nak?" tanya ibu panti.

"Rion terus mengatakan bahwa Ghania dibuang oleh mama dan papa, padahal Ghania hanya dititipkan. Nanti papa dan mama pasti menjemput Ghania, kan, Bu?" jelas Ghania.

"E... Iya, Papa dan Mama pasti menjemput, tetapi Ghania tidak boleh berantem lagi. Kalau Ghania terluka lagi, Mama dan Papa akan marah, ya? Jangan berantem lagi, ya?" bujuk ibu panti.

"Iya, Bu. Maafin Ghania, ya."

"Iya, sayang."

Beberapa bulan kemudian...

"Apakah sudah ada perkembangan tentang kasus ini?" tanya seorang senior pada juniornya.

"Belum, Pak. Kami belum bisa melacak pelakunya."

"Apa saja yang kalian lakukan beberapa bulan ini, huh? Bahkan mayatnya sudah terkubur sekarang, tapi kalian belum menemukan apa-apa? Kalian semua bodoh atau apa, huh?!" teriak marah polisi itu.

"Tetapi, Pak, sepertinya kami menemukan sesuatu tentang keluarga mereka," ujar sang bawahan.

"Sepertinya mereka berdua memiliki seorang anak yang ditinggalkan di sebuah panti," lanjutnya.

"Hubungi anak itu, mungkin kita akan menemukan sesuatu tentang keluarga mereka."

"Baik, Pak."

Polisi itu bernama Daniel Arnatha, seorang anggota kemiliteran divisi kejahatan dan kriminalitas. Saat ini dia berusia 21 tahun. Dia langsung pergi ke panti asuhan setelah melapor pada atasan. Begitu sampai, dia disambut hangat oleh ibu panti.

Fyi : Kepolisian dan kemiliteran disini memiliki tugas dan kewenangan yang sama tanpa batas jadi dalam kata lain polisi \= militer begitu pun sebaliknya.

"Maaf, apakah Anda yang menelpon tadi?" tanya ibu panti.

"Iya, Bu. Saya Daniel yang menelpon tadi. Kalau boleh, apakah saya boleh bertemu dengan Ghanisya?" tanya Daniel.

"Tentu saja, mari ikut saya."

Keduanya duduk di ruang pertemuan.

"Sebenarnya, saya datang karena ingin mengetahui sesuatu tentang orang tua Ghanisya, Bu. Apakah ibu tahu tentang berita pembunuhan beberapa bulan lalu? Tentang sepasang suami istri yang ditemukan terbunuh dan hanyut di sungai?" jelas Daniel.

"Iya, saya tahu. Apakah mereka adalah orang tua Ghania, Pak?"

"Ya, Bu, mereka adalah orang tua kandung Ghania. Sejauh yang kami ketahui, keduanya kemungkinan dibunuh karena utang piutang dengan sebuah perusahaan. Namun, perusahaan tersebut sama sekali tidak ingin bicara tentang insiden ini, dan kami tidak memiliki kuasa apa pun karena mereka adalah perusahaan besar," jelas Daniel.

"Jadi kami mencari tahu, mungkin Ghania, yang adalah anaknya, tahu sesuatu atau apa pun," lanjut Daniel.

"Maaf karena mengecewakan Anda, Pak, namun Ghania sudah ditinggalkan sejak berusia 6 bulan, jadi dia sama sekali tidak memiliki kenangan dengan orangtuanya," jelaskan ibu panti.

"Benarkah? Saya pikir dia baru dititipkan di sini, jadi mungkin dia tahu sesuatu. Tetapi tidak apa-apa, setidaknya kedatangan saya telah memberikan pencerahan padanya tentang kedua orangtuanya," ujar Daniel.

Di tengah percakapan itu, Ghania masuk bersama suster yang tadi memanggilnya. Begitu Ghania masuk, Daniel langsung terpanah melihat gadis kecil berkulit putih dengan hidung mancung, bibir mungil, dan mata yang bulat sekaligus tajam itu. Langsung terasa sakit hatinya mengingat anak sekecil ini sudah ditinggalkan orangtuanya seperti ini. Ini pertama kalinya dia menangani kasus yang melibatkan anak kecil seperti ini. Memang benar dia sudah bertugas selama beberapa tahun ini, tetapi ini benar-benar pertama kalinya, dan dia sangat tidak tega.

Dia tahu rasanya ditinggalkan orang tua saat masih berusia 15 tahun, tetapi anak ini bahkan belum berusia 10 tahun.

"Ghania, beri salam. Dia adalah polisi baik yang ingin bertemu Ghania," ujar ibu panti.

"Ghania, Tidak buat salah apa-apa kok, Bu. Kenapa Ghania bertemu Pak Polisi?" ujar Ghania langsung bersembunyi di balik susternya.

"Ghania ga buat salah kok, Kakak polisi datang buat jadi teman Ghania kok," ucap Daniel, berlutut menghadap Ghania yang bersembunyi ketakutan.

"Teman? Tetapi Ghania masih kecil, tidak bisa berteman sama orang dewasa," jawabnya.

"Umm... kalau begitu, Ghania mau jadi adik Pak Polisi?" tanya Daniel.

"Adik? Jadi Ghania punya kakak? Benarkah?" jawabnya riang.

"Iya, kakak nanti sering jenguk Ghania ya, boleh?"

"Boleh! Ghania suka punya kakak. Siapa nama kakak?" teriaknya antusias.

"Nama kakak Daniel," ujarnya, mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Aku Ghanisya Ashya, panggil saja Ghania..."

"Tapi, Kak, kenapa Mama Papa ga jemput Ghania?" tanyanya sedih.

"Umm... karena Ghania belum gede. Nanti kalau Ghania udah gede, Ghania pasti tahu,"

"Ya udah, ga papa. Ghania udah senang kok bertemu kakak. Kakak tinggal bersama Ghania kan?" tanyanya polos.

"Maaf ya, tetapi kakak sedang bekerja, jadi kakak tidak bisa menemani Ghania di sini. Kakak bakal sering mampir ke sini. Ghania jangan sedih ya," jelas Daniel.

"Yah... Kenapa kakak tidak bisa sama Ghania? Tapi tidak apa-apa, kakak janji ya akan sering-sering mampir bertemu Ghania," katanya sambil mengedepankan jari kelingkingnya untuk berjanji.

"Tentu, kakak janji," Daniel mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari anak kecil yang imut itu.

"Kalau begitu, kakak pergi dahulu ya. Minggu depan kakak akan datang lagi, oke?"

"Oke, kak," jawabnya dengan ceria.

"Bu, saya pamit dahulu ya. Minggu depan saya akan mampir lagi."

"Tentu, Pak. Terima kasih sudah berkunjung."

"Sama-sama, Ghania. Kakak pergi dahulu ya. Bye~"

"Iya, kak. Bye~"

Disclaimer lagi : Tentara dan polisi memiliki kekuasaan, kewenangan, dan tanggung jawab yang sama, namun tidak tanpa batas kekuasaan.

Episodes
1 Bab 1 Awal ikatan baru
2 Bab 2 Rumah Baru
3 Bab 3 Identitas Baru
4 Bab 4 : Seorang teman kaya
5 Bab 5 : Nama belakang
6 Bab 6 : Wanita jahat
7 Bab 7 Orang baru
8 Bab 8 siapa dia ?
9 Bab 9 Pria tampan
10 Bab 10 Perasaan aneh
11 Bab 11 Aku bukan kakakmu lagi
12 Bab 12 Kakak yang salah
13 Bab 13 Kakak
14 Bab 14 Godaan kecil
15 Bab 15 : Seorang Teman
16 Bab 16 Usia hanya angka
17 Bab 17 Kakak dan Kakak
18 Bab 18 Tumpangan Pulang
19 Bab 19 Aku mengenalimu didalamnya
20 Bab 20 Orang asing
21 Bab 21 Dia adikku
22 Bab 22 Kemana dia
23 Bab 23 Bawa aku pergi
24 Bab 24 Stroberi
25 Bab 25 Bagaimana jika...
26 Bab 26 Pasien pertama
27 Bab 27 Cantik
28 Bab 28 Pura-pura
29 Bab 29 Rasa yang mengerikan
30 Bab 30 Kau adalah dokterku
31 Bab 31 Dukungan
32 Bab 32 Aku juga kaya
33 Bab 33 Kejadian lucu
34 Bab 34 Kelas baru
35 Bab 35 Nona yang lucu
36 Bab 36 Birthday party
37 Bab 37 membawa kabur pemilik pesta
38 Bab 38 Tamu berbahaya
39 Bab 39 Berikan kodenya
40 Bab 40 : Guna seorang teman
41 Bab 41 Kelinci
42 Bab 42 : Apapun yang kau inginkan
43 Bab 43 Pilihlah sesuatu yang tidak melukaimu
44 Bab 44 Kenapa ?
45 Bab 45 Dia yang salah
46 Bab 46 Setelah semuanya
47 Bab 47 Obrolan antara teman
48 Bab 48 Berbagilah dengan kekasihmu
49 Bab 49 Kesalahpahaman
50 Bab 50 seekor tikus
51 Bab 51 Masa depan ?
52 Bab 52 Kencan
53 Bab 53 kehilangan
54 Bab 54 Titik berat
55 Bab 55 Titik terang
56 Bab 56 Inikah akhirnya ?
57 Bab 57 Tempatmu ?
58 Bab 58 Diam dan Nikmati
59 Bab 59 Milikku
60 Bab 60 Seperti kakak
61 Bab 61 Mabuk
62 Bab 62 Pacarku
63 Bab 63 Jangan menariknya kembali
64 Bab 64 Sayang
65 Bab 65 466 Kesempatan
66 Bab 66 Tidak pasti
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1 Awal ikatan baru
2
Bab 2 Rumah Baru
3
Bab 3 Identitas Baru
4
Bab 4 : Seorang teman kaya
5
Bab 5 : Nama belakang
6
Bab 6 : Wanita jahat
7
Bab 7 Orang baru
8
Bab 8 siapa dia ?
9
Bab 9 Pria tampan
10
Bab 10 Perasaan aneh
11
Bab 11 Aku bukan kakakmu lagi
12
Bab 12 Kakak yang salah
13
Bab 13 Kakak
14
Bab 14 Godaan kecil
15
Bab 15 : Seorang Teman
16
Bab 16 Usia hanya angka
17
Bab 17 Kakak dan Kakak
18
Bab 18 Tumpangan Pulang
19
Bab 19 Aku mengenalimu didalamnya
20
Bab 20 Orang asing
21
Bab 21 Dia adikku
22
Bab 22 Kemana dia
23
Bab 23 Bawa aku pergi
24
Bab 24 Stroberi
25
Bab 25 Bagaimana jika...
26
Bab 26 Pasien pertama
27
Bab 27 Cantik
28
Bab 28 Pura-pura
29
Bab 29 Rasa yang mengerikan
30
Bab 30 Kau adalah dokterku
31
Bab 31 Dukungan
32
Bab 32 Aku juga kaya
33
Bab 33 Kejadian lucu
34
Bab 34 Kelas baru
35
Bab 35 Nona yang lucu
36
Bab 36 Birthday party
37
Bab 37 membawa kabur pemilik pesta
38
Bab 38 Tamu berbahaya
39
Bab 39 Berikan kodenya
40
Bab 40 : Guna seorang teman
41
Bab 41 Kelinci
42
Bab 42 : Apapun yang kau inginkan
43
Bab 43 Pilihlah sesuatu yang tidak melukaimu
44
Bab 44 Kenapa ?
45
Bab 45 Dia yang salah
46
Bab 46 Setelah semuanya
47
Bab 47 Obrolan antara teman
48
Bab 48 Berbagilah dengan kekasihmu
49
Bab 49 Kesalahpahaman
50
Bab 50 seekor tikus
51
Bab 51 Masa depan ?
52
Bab 52 Kencan
53
Bab 53 kehilangan
54
Bab 54 Titik berat
55
Bab 55 Titik terang
56
Bab 56 Inikah akhirnya ?
57
Bab 57 Tempatmu ?
58
Bab 58 Diam dan Nikmati
59
Bab 59 Milikku
60
Bab 60 Seperti kakak
61
Bab 61 Mabuk
62
Bab 62 Pacarku
63
Bab 63 Jangan menariknya kembali
64
Bab 64 Sayang
65
Bab 65 466 Kesempatan
66
Bab 66 Tidak pasti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!