Cantika menyibak selimutnya setelah mematikan panggilan telepon dari Arsen.Ya pria itu menghubunginya dan berusaha meyakinkannya jika semuanya akan baik baik saja.
Gadis itu melangkah menuju pintu kamarnya yang di ketuk seseorang dari luar.Entah siapa yang mengetuk kamarnya di jam segini yang hampir tengah malam.
Ceklek
"Mimi...", gumam Cantika melihat sang ibu yang berdiri di ambang pintu dengan senyuman khasnya.
"Boleh Mimi masuk,Kak?",tanya Renata pada Cantika yang kedua matanya terlihat sembab.Ia yakin putrinya itu menangis cukup lama sehingga matanya terlihat membengkak.
Cantika memberikan ruang agar sang ibu bisa masuk kedalam kamarnya.Gadis itu duduk di bibir ranjang di ikuti Renata.
"Maafkan Mimi belum bisa memberikan kebahagiaan sama kamu sayang.Tapi Mimi akan melakukan apapun demi kebahagiaan kamu",ujar Renata menyelipkan anak rambut Cantika ke balik daun telinga gadis itu.
"Mi...
"Tidak mau memeluk Mimi?",tanya Renata merentangkan kedua tangannya.Biasanya putrinya itu akan langsung memeluknya jika ia memiliki masalah.
Cantika memeluk sang ibu dengan begitu erat.Air matanya kembali turun,ia menenggelamkan wajahnya di dada Renata menikmati pelukan yang selalu membuatnya tenang.
"Jangan pernah kamu berpikir jika Mimi tidak menyayangi kamu.Meski bukan lahir dari rahim Mimi kamu adalah putri sulungnya Mimi,Kakak dari Alan dan Alana",ujar Renata mengusap punggung sang putri dengan lembut.
Cantika tidak menjawab apapun, lidahnya terasa keluh dan tenggorokan terasa tercekat.Pelukan dari Renata yang ia butuhkan saat ini, hanya itu dan ia tidak ingin yang lainnya.Membantah ucapan sang ibu bukanlah sifatnya.Dia gadis yang penurut dan juga akan selalu mengalah jika itu bisa membuat orang yang ia sayangi bahagia.
Renata tau jika Cantika tidak akan menjawab apapun yang ia ucapkan dan memang seperti itu sifatnya Cantika sejak dulu."Mimi menyayangi kamu,sangat sayang",ujar Renata.
Cantika mengurai pelukan, dan mengusap sudut matanya yang berair.Gadis itu tersenyum tipis, perasaannya cukup membaik setidaknya Mimi dan Omanya ada di pihak saat ini.
"Tidur ya,jangan menangis lagi.Lihatlah mata kamu sudah bengkak.Nanti cantiknya hilang loh,Arsen nya malah kabur lihat kami jelek",kekeh Renata membuat Cantika merengut dan tersenyum tipis.
"Mimi tinggal ya,ingat tidur.Jangan memikirkan apapun",ujar Renata.
"Iya...",jawab Cantika dengan suara parau karena kelamaan menangis.
"Selamat malam sayang",ujar Renata lalu melabuhkan kecupan di kening sang putri, kecupan yang sudah cukup lama tidak ia lakukan semenjak Cantika beranjak remaja.
"Iya Mi.Mimi juga",jawab Cantika.
***
"Ya ampun Tika.Jam segini masih saja tidur",omel Aurel memasuki kamar Cantika lalu menyibak gorden jendela menampakkan sinar matahari menembus ruangan yang cukup luas itu.
"Apaan sih Rel,libur juga",jawab Cantika dengan mata masih terpejam,entah jam berapa semalam ia tidur.
"Ck anak gadis jam segini masih saja molor,malu sama Arsen yang sudah menunggu di meja makan",ujar Aurel melipat kedua tangannya di depan dada.
"Bodoh..",jawab Cantika menenggelamkan wajahnya di bantal.Kepalanya terasa pusing saat ini karena kebanyakan menangis.
"Tika...ayo bangun,semua orang lagi sibuk memecahkan masalah kamu dengan Arsen kamunya asyikkan tidur",ujar Aurel menarik selimut yang menyelimuti tubuh gadis itu hingga Cantika membuka kedua mata dan menatap sebal pada saudara angkatnya itu.
"Ya ampun Cantika,mata kamu bengkak kayak gini, nangis sampai jam berapa semalam,hm?",pekik Aurel.
"Ish...bisa diam gak?", sungut Cantika.
"Sebentar aku ambilin kompresan dulu buat--
"Enggak usah,yang ada kamu bikin gempar diisi rumah",tolak Cantika.
"Hehe itu kamu tau, buruan mandi!.Oma sudah menunggu kamu di bawah",ujar Aurel.
"A-apa?, bukannya Oma pulang hari ini?", pekik Cantika.
"Iya,tuh sudah pulang",jawab Aurel.
"Oma bilang dia berangkat hari ini dari Inggris, Rel",ujar Cantika.
"Sudah buruan mandi,aku tungguin nih",ujar Aurel mendorong Cantika masuk kedalam kamar mandi.
Aurel dan Cantika memang sedekat itu sejak kecil,bahkan mereka terlihat seperti saudara kandung yang saling berbagi.
Aurel tidak tau apa yang terjadi sebenarnya tapi ia yakin sore kemarin terjadi sesuatu hal antara Cantika dan Arsen sepupunya yang tua beberapa bulan saja darinya.
"Dasar Uncle Kenzo main jodohin saja,emang ini zaman masih zaman Siti Nurbaya apa?.Sama si centil Kaira lagi", gerutu Aurel lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa empuk milik Cantika.
"Kaira nya juga,masih bocil juga,minta di jodohkan sama Arsen si manusia kutub alias kulkas empat pintu ngalahin Daddy-nya",ujar Aurel yang terus menggerutu.
"Awas saja jika perjodohan itu berlanjut aku akan membuat perhitungan dengan gadis centil itu.Emang ia pikir aku tidak tau apa dia sering gonta-ganti pacar,masih kecil juga", gerutu Aurel.
Gadis itu memang seperti itu,ia akan terus mengoceh jika ada sesuatu hal yang tidak ia sukai.
"Masih mending Cantika yang jadi Kakak ipar ku dibandingkan bocil kecentilan itu",oceh Aurel.
Tak lama pintu kamar mandi terbuka, terlihat Cantika keluar dengan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya.
"Ehemmm...sexy nih.Pantas Arsen tergila-gila sama kamu, cantiknya luar dalam", ledek Aurel membuat sebuah sandal melayang diatas kepala gadis itu.
"Tika....sakit tau", sungut Aurel.
"Dih... lebay,sendal tipis juga",jawab Cantika masuk ke dalam walk in closet untuk berpakaian.
Akhirnya keduanya turun ke lantai dasar dimana semua orang sudah menunggu kedatangannya di meja makan.Terlihat Ara, Kevin, Kenzo dan juga keluarga yang lainnya.Dan juga ada Dennis bersama anak bungsunya dan juga sang istri.Dan juga keluarga kecil Kenzi dan Kanza yang juga ikut pulang semalam bersama sang suami.
"Oma,Opa...kapan datang?",tanya Cantika menyalami punggung tangan keduanya.
"Baru subuh tadi Oma dan Opa sampai sayang",jawab Ara.
"Katanya akan pulang hari ini",ujar Cantika mendudukan bokong di sebelah kursi Ara.
"Oma kamu tidak tenang karena semalam kamu menangis dan ngotot untuk cepat pulang malam itu juga",kini Kevin yang membuka suara.
Pemandangan itu tak luput dari tatapan Arsen yang terus memandangi wajah cantik sang kekasih yang pagi ini matanya terlihat bengkak dan ia tau penyebabnya adalah kejadian semalam.
"Ye deh... kesayangan Oma",kekeh Arumi meledek Cantika.
"Kalian semua kesayangan Oma dan Oma tidak pernah membedakannya",jawab Ara dengan tegas.
"Ya sudah kalau begitu kita sarapan dulu",ujar Kevin membuka suara diangguki semua orang.
Cantika memakan sarapannya dengan tidak bersemangat apalagi melihat Kaira yang mencuri pandang pada Arsen membuat selera makannya hilang.Gadis itu benar benar bermuka tembok sudah jelas semalam Arsen menolaknya tapi masih saja bersikap seperti itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒗𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑫𝒆𝒏𝒏𝒊𝒔 𝒓𝒖𝒔𝒂𝒌 𝒈𝒂𝒓𝒂" 𝑲𝒂𝒊𝒓𝒂
2024-08-08
0
Alexandra Juliana
Jgn sampai persahabatan Kevin dan Dennis rusak gara2 Kaira yg ngotot pengen sama Arsen..
2024-01-29
2
宣宣
kayak nya urat malu nya Kaira dah putus. 🙄🙄🙄
2024-01-28
0