RUN BABY
Sorakan heboh orang - orang terdengar tatkala dentuman suara musik yang sangat keras terdengar di kawasan yang hanya dibaluti oleh lampu bewarna - warni tersebut. Nyanyian dan tarian yang sesuai dengan tempat tersebut dilakukan oleh orang - orang tertentu dan menjadi kesenangan tersendiri bagi mereka yang berada pada dance floor.
Masih ditempat yang sama namun berbeda suasana terdapat pria berumur 28tahun duduk di kursi panjang berwarna merah pekat. Setelah meneguk vodkanya pria yang kerap disapa Dirga itu menyandarkan tubuhnya pada sofa empuk tersebut. Seolah semua yang dihadapannya itu adalah tontonan yang menjadi sarapan, makan siang, juga makan malam baginya ia sangat tenang dengan keadaan ini. True.. karena tempat ini adalah miliknya. Ia tuannya disini.
"Woooo"
"Sudah tak diragukan lagi.. tampan sekali"
"Luar biasa!!"
Seruan itu lagi. Dirga benci dan bangga secara bersamaan pada pria yang mendapatkan cinta dimana pun ia berada. Siapa lagi jika bukan si 'Angel Night', bahkan jika pria malaikat itu membuka pintu kawasan miliknya itu tanpa suara tetap saja semua orang menatap kagum ke arah pria itu. Namun Dirga tak begitu mempedulikannya. Yang penting sekarang kenapa seorang Haga Arsatya yang mempunyai sebuah julukan 'Angel Night' itu berada disini? Ini bukan jadwalnya untuk datang kemari.
Benar saja, tak perlu dicegah lagi semua orang di sana bagaikan anjing yang mempersilahkan majikannya untuk jalan terlebih dahulu, keramaian orang yang tak teratur mendadak membelah dua karena adanya Haga lewat hendak menuju sahabatnya itu, si pemilik bar ini.
Tanpa permisi, Haga mengambil gelas yang baru saja Dirga isi dan meneguknya sekaligus. Dengan kasar pula Haga meletakan gelasnya diatas meja bersamaan dengan tubuhnya ambruk di kursi panjang merah pekat itu.
"Apakah ada hal yang serius mengganggumu?" Tanya Dirga yang menyadari udara disekitarnya berubah dingin dengan adanya Haga.
Bukannya menjawab pertanyaan sahabat sejatinya itu, Haga justru malah menengadahkan kepalanya menghadap langit langit ruangan itu. Entahlah, seperti yang terlihat kai begitu ingin melepaskan semua beban yang ada dipundaknya dan menghempaskan semua beban pikiran yang ada didalam kepala pintarnya itu.
Haga memang termasuk kedalam kategori orang yang suka bermain wanita, tapi dia tahu batasan dan melakukan semuanya dengan rapi tanpa membuat kekacauan membuat sang ayah tak bisa melakukan apapun karena sejauh ini belum ada hal aneh yang tersebar.
Haga bukan termasuk orang yang bertindak semena mena pada umurnya sekarang ini. Tentu ia sendiri sudah menyadari bahwa ia dari dulu menerima pendidikan yang sangat bagus. Dan tak diragukan lagi bahwa sebentar lagi ia akan mengambil alih kekuasaan ayahnya yang segera pensiun itu.
Haga memiliki otak yang bisa dibilang cukup jenius. Dia selalu menggunakan hal yang simpel. Sifatnya yang tak ingin diatur itu sudah tertanam sejak kecil.
Jangan salahkan Haga, dia sendiri korban dari rumah tangga yang tak harmonis. Kebenciannya terhadap wanita yang lemah dan percaya akan cinta juga penyebabnya adalah ibunya dulu yang ketahuan terlibat selingkuh dari ayahnya.
Kejadian saat ia berumur 9 tahun kembali merasuki pikiran Haga saat tak sengaja melihat satu artikel. Dimana didalamnya disebutkan bahwa ibu kandung yang dibencinya itu sedang dalam masa suksesnya. Wanita itu berada di bidang kosmetik, namun cenderung lebih menonjolkan keahliannya dalam mengembangkan dan memproduksi farfum. Membuat Haga sangat membenci hal itu.
Sehingga Haga yang terbiasa berfikir sendiri dengan kepala jeniusnya itu menemukan satu hal baru. Hal baru yang menjerumuskannya mendapatkan julukan 'Angel Night'. Memang selama ini ia suka bermain rapi jika bermain dengan wanita yang sudah tersedia, tetapi ada kalanya Haga membuat suatu kericuhan.
Mungkin hanya Aditya sang asisten yang bisa mengimbanginya saat ini, juga Giandra Arsatya ayahnya sendiri. pemilik perusahaan AR untuk sekarang. Bagi Haga, Giandra sebenarnya hanya seperti suatu hal yang bisa membuat ia menikmati semua akses dan kemewahan yang ada. Dan Haga hanya membalasnya dengan menurut pada ayahnya itu.
Terdengar seperti anak durhaka tetapi memang itu benar karena sejak Haga menemukan dunia-nya yang baru, Haga dan Giandra seolah membuat dinding tebal antara ayah dan anak dengan sendirinya.
Haga cukup puas dengan kehidupannya saat ini, meskipun dibalik itu tangan kanannya atau disebut pengawal satu - satunya orang yang bisa mengimbanginya, yaitu Aditya tak sepenuhnya memihak pada Haga. Haga pun tahu itu, disini Aditya sebagai pihak yang netral namun tetap saja Haga masih mempertanyakan lebih berat kemana Aditya tertuju.
"Sial, setelah meminum minumanku dengan seenaknya dan mengganggu aku kau juga tak menjawab pertanyaan yang ku lontarkan?" Ujar Dirga.
"Bisakah kau tidak berisik? Aku akan membayarnya" sahut Haga masih dalam posisi yang sama.
"Kau bisa membayarnya sekarang"
Dengan malas, Haga merogoh sakunya lalu mengangkat tangan kosongnya "Sayangnya aku tak membawa uang cash"
"Dasar, kau tahu saja apa yang aku suka"
"Siapa yang tak suka uang. Semua suka benda itu. Aku akan bayar nanti"
"Ini dia masalahmu! Seharusnya mendengarkan dulu orang berbicara sepenuhnya! Aku bukan memintamu membayarnya dengan uang tetapi cukup dengan penjelasan mu yang tiba disini pada jam seperti ini. Aneh sekali, ini bukan jadwal mu kesini" Dirga kembali mengoceh.
"Salahmu juga kenapa mengobrol denganku perkataanmu selalu dipenggal, kau kira sedang membaca puisi?" kesal Haga pada akhirnya.
"Apa itu menjadi masalah sekarang? Kau–"
"Sayang!!" ucapan Dirga terpotong oleh seorang wanita.
Dengan malas, Haga mengangkat kepalanya seiringan dengan matanya yang terbuka. Jika bukan karena suara aneh yang memanggilnya Haga tak akan mengangkat kepalanya itu.
Haga melihat didepannya ada sosok mahluk yang dibencinya bahkan entah sejak kapan sudah bergelayut manja padanya.
"Kenapa kau ada disini?" tanya Dirga.
"Apa itu masalah bagimu boss?" sinis wanita berpakaian sexy tersebut, Syania.
Haga yang merasa sudah cukup melihat siapa yang ada disisinya itu hanya diam dan kembali menengadahkan kepalanya ke arah langit - langit ruangan itu. Tapi suara mahluk menyebalkan itu terus saja terdengar.
"Sayang? Kenapa kau baru kesini? Kau merindukanku tidak? Aku baru melihatmu kesini lagi, apa kau benar - benar sedang masa sibuk kali ini?" tanya Syania memainkan tangannya yang bertaut dengan tangan Haga. Menatapnya indah seolah itu adalah sebuah berlian.
"Cih, dia yang sibuk atau kau yang terlalu sibuk melayani pria disini sampai kau tak tahu Haga memang sering kesini" sindir Dirga.
"Ih~ kenapa boss harus ikut campur dalam masalah kita?" tanya Syania dengan wajah kesalnya yang dibuat - buat.
"Sebaiknya kau pergi" usir Dirga.
"Kenapa juga kau mengusirku?!" kesal Syania yang semakin merapatkan tubuhnya pada kai. Dirga membiarkan hal itu karena ia tahu beberapa detik lagi wanita itu akan diusir oleh Haga, buktinya udara di ruangan ini semakin membuatnya merinding.
"Sayang, kenapa kau mendiami ku? Ayolah, berbicara padaku kenapa kau seperti ini?" tak menyerah, Syania terus mengganggu Jaga.
"Pergilah, jangan ganggu aku" hanya 4 kata namun membuat Syania membulatkan matanya.
"Kenapa kamu mengusir ku juga? Apa kamu sekarang punya mainan baru? Dan tak mau bermain denganku lagi?"
"Kau tahu sendiri, Haga tak bisa bermain lebih dari dua kali dengan wanita yang sama" sinis Dirga meminum minumannya lagi.
"Ck, diamlah bos!!" kesal Syania kemudian Dirga mengangkat kedua tangannya "Baiklah, aku diam tapi aku sarankan kau segera pergi dari sini sebelum malaikat ini mengamuk" bisik Dirga mengedipkan sebelah matanya lalu duduk dengan nyaman karena sangat asyik berhubung sebentar lagi akan ada tontonan menarik dan gratis pula.
"Sayang, jangan mendiamiku~ kau membuatku takut"
Haga menenggakkan tubuhnya, dan melihat ke arah wanita disampingnya itu. Seketika pancaran bahagia ada dalam diri Syania karena Haga bangun dari posisinya itu. "Kau datang pada saat yang tak tepat sya" akhirnya Haga mengeluarkan suaranya.
"Lalu aku harus kapan datang padamu? Malam ini?" tanya Syania antusias.
"Pergilah"
"Ahh kenapa!! Kalian menyuruhku pergi lagi" rengek Syania, bersamaan saat itu seorang bartender datang menyajikan minuman. Langsung saja Haga meneguknya sekali tegukan.
"Jika bukan karena kau masih SMA aku tak akan melirikmu, aku hanya kasihan padamu. Mengalami hal seperti ini pada usia begini" ujar Haga membuat Dirga tersenyum.
"Lihatlah, jika kau tak selalu manja dan memohon Haga untuk berhubungan denganmu. Haga akan menganggapmu sebagai adik, setidaknya kau memiliki peluang untuk berada disisinya dengan itu bukan? Tapi kau? Hahahaha" Dirga tertawa mengejek.
"Aku marah padamu!" tunjuk Syania tepat di muka Haga membuat Dirga semakin terbahak.
"Silahkan saja, Haga juga tak akan mengemis padamu untuk memaafkannya karena kau tak punya hubungan apapun dengannya hahahaha" ocehan Dirga sekali lagi membuat Syania kesal dan melengos pergi.
"Hentikan tawa mu itu, orang orang memperhatikannya"
"Sejak kapan kau memperdulikan hal seperti itu? Ini kawasan milikku, aku bebas berbuat apapun disini. Yah meskipun dengan adanya kau semua perhatian orang orang teralihkan. Tapi, apapun itu aku pemilik disini! Ya, pemilik hahahaha"
"Ck, kau selalu saja mengoceh tak jelas"
"Tapi ocehan tak jelas ini yang membuat wanita tadi pergi Tuan Haga yang terhormat"
"Terserahlah"
"Baiklah, apa yang membuatmu kalut seperti ini?"
"Ada satu" Singkat. Membuat Dirga tak mengerti.
"Apa maksudmu? Aku tak mengerti"
"Aku disuruh pria tua itu untuk menemui seorang gadis, dan aku harus pindah ke tempat baru yang sudah dia sediakan"
"Apa kepindahan mu itu berhubungan dengan gadis yang ayahmu pilih?"
"Entahlah, aku tak akan membiarkannya"
"Jika benar, apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan menghancurkannya."
"Wow"
"Aku sangat malas menghadapi mahluk emosional seperti itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments