~pukul 07.15
Semua orang berlari sebelum gerbang sekolah ditutup, jika tidak akan terkena hukuman terlambat, biasa nya sekolah masuk jam 07.20 untuk apel pagi dengan berbagai kegiatan, yang berbeda setiap harinya dan pulang pukul 14.00 kecuali anak unggulan pulang sekitar pukul 17.00
Seperti biasa satpan gerbang akan berteriak dan berpose seakan-akan mengancam siswanya pintu akan segera ditutop, maklum gerbang masuk sekolah seperti gang dari jalan utama, dan pemandangan pagi adalah setiap siswa berlari dengan kencanganya tapi tidak denganku yang masih santai berjalan, yah... aku memang bukan siswa yang bisa dibilang begitu terobsesi menjadi siswa teladan, apalagi dengan rok panjang ini, yang ada aku akan terjatuh dan malu di depan banyak orang, makanya aku sering terlambat tentunya.
Hari selasa, hanya ada kata nasehat dari Bapak Kepala Sekolah atau terkadang Nasehat dari Guru lainnya, dan selalu berganti. kami baris sesuai kelas dan aku selalu berakhir baris belakang karena datang di akhir penutupan gerbang tentunya, tapi bukan berarti setiap hari seperti ini, maklum Angkot suka berjlan lambat apa lagi sewanya sepi.
Seperti biasa kami membiasakan diri dengan kawan lainnya, dikelas hanya ada 3 baris bangku dimana baris pertama ada indah dan mayang, uci dan epi, bagas dan raza. Baris kedua Nelsi dan Taniya, Aira dan sisi, Ani dan Ira, kemudian baris ketiga Indra dan Awan, Fadil dan Riski, Andrean Varel.
Hari-hari berjalan seperti biasa, bergurau seperti biasa hingga ada yang berbeda hari ini, selama dikelas kami berempat selalu bergosip bersama kadang bergurau dengan andrean dan varel, aku cukup nyaman berinteraksi dengan andrean kami pernah satu kelas sewaktu SMP bisa dibilang sudah lama saling mengenal, dan teman sebangku andrean juga lumayan mudah diajak bergurau varel, dan kemudian fadil juga. indra anak yang luamayan pendiam tapi sebenar dia cuman anak yang garing menuruku dan awan juga sama seperti andrean kami teman sekelas sewaktu SMP kecuali riski aku memang kurang bisa bicara dengannya.
menurut ku dia anak yang pendiam, riski juga jago bernyanyi makanya kadang dia suka nyanyi-nyanyi gitu di bangku, dia bergaul dengan anak laki-laki lainnya, dan cukup akrab dengan ira karena mereka rupanya masih sepupuan.
~pukul 14.00
bel pulang berbunyi, kebanyakan anak laki-laki pulang kerumah mereka sebelum pukul 14.45 masuk lagi untuk kelas sore bagi kelas unggulan, kebanyakan siswa perempuan membawa bekal dari pada harus pulang balik, siswa laki-laki dikelas rata-rata membawa sepeda motor makanya mereka bebas pulang balik.
"Kita makan dimana say, di kantin atau dikelas" Ira memulai percakapan karna dia muali lapar
"ia nih mau dimana, kantin depan kantin kolam atau kantin belakang?" dengan antusiasnya sisi bertanya
"Hmmm.... kantin belakang kejauhan ibunda sisi, kelas kita kan di depan," gumam Ani
"Bosan kantin, gimana kelas lain aja kita yuks, mayan bisa gosip hahhahahahah," sambil tertawa aku memikirkan bagaimana penggosipnya para sahabatku ini.
"kelas sebelah aja gimana guys, heheheh sambil konser dulu disitu mumpung sepi" sisi sudah bergaya seperti memegang mic.
Akhirnya kami memutuskan untuk makan di kelas sebelah, supaya keingin bergosip, menari dan bernyanyi sisi tersampaikan.
~Pukul 14.30
Kami sudah kembali ke kelas begitu juga anak lainnya mulai berdatangan hanya tinggal seorang yang belum datang padahal sudah menunjukan pukul 14.40 sebentar lagi guru akan datang ke kelas.
"Ehh... tumben yang disamping gue belum datang yah?" aku bertanya tanpa maksud apaun, karena dia duduk kan tepat disampingku, akan aneh tentuny tiba-tiba kosong, tapi itu membuatku malah jadi malu sendiri.
"Hmmm.... kenapa tuh Ai kangen yah ama riski karna belum datang" sahut Ani dengan nada curiga
"HA APA...Ai nyariin rizki,,,, OMG ternyata slama ini duduk samping-sampingan menimbulkan rasa rindu dihati yah" teriak varel
"Cie Ai.... ihiiiiiiii" fadil teriak gak mau kalah dengan kejadian ini
"Ehhh bukan-bukan, aku kan cuman nanya karna kan dia duduk pas di samping kiri nih, kosong tuh, kanan kan ada sisi bukan maksud lain" aku mencoba meyakinkan mereka.
"Gak apa-apa kok Ai, Rizki juga belum punya pacar, sebagai sepupunya aku bisa menjamin itu, dan aku merestui kalian tentunya" seru Ira
"ihh.... apaan si Ra kok malah ikutan bukannya bela aku, kan kamu tau aku cinta matinya am yong hwa"
"apaan tuh, apaan nih, gak nyangka ira suka rizki, nanti kami yah biar kamu dekat amanya" andrean sambil ketawa senang banget menggoda.
"ish gak tau ah.. bodo... nyebelin nyesal aku nanya" aku hadap depan karna malu di godain mereka.
"Tenang Ai sebagai sahabat mu, aku sisi akan berudaha menyatukan cinta kalian" sambil teriak, membuat seisi kelas ketawa, dan mengira itu betulan. Oh Tuhanku sisi kamu gak bantu aku sama sekali,
"Ai.. Ai..." varel manggilin aku
"apaan si rel?" dengan nada curiga pasti ada maksud nih bocah
"coba kamu cium deh, ada wangi-wangi parfum kan, makin lama makin kuat nih" ucap varel
"Terus.......?" ucapku sambil mikir apa maksud ni bocah yah
"Kalau sudah tercium wangi parfum seperti ini, dan semakin lama semakin tajam, itu pertannda pujaan yang hatimu yang sedang kamu tunggu sedang berjalan ke arah sini Ai" varel sambil bergaya penceramah
"Iiiiii apaan sih rel," dengan nada kesal aku menatap tajam varel
"Serius Ai, ini wanginya riski, bentar lagi pasti nongol deh" ucap varel membuat seisi kelas udah ketawa-ketawa dari tadi.
"ia Ai rizki itu suka banget ama parfum," ira bicara seakan - akan membenarkan ucapan varel
"iya iya, macam dukun aja kalian bisa tau itu parfum dia, masa ia ada parfum tercium dari jauh sampe ke ni kelas, ngaco emang kalian satu-satu" dengan nada tidak percaya pastinya, yah... emang itu mungkin? yah gak mungkin dong
"rizki itu lain Ai, dia pake parfum tuh satu botol dimandiin makanya wanginya bisa tuh tercium dari 10 kilometer ai" varel bicara serius meyakinkan Ai
"Nah itu rizki dateng...(sambil menunjuk pintu kelas) bener kan ai apa yang aku bilang, gk percayaan sih kamu. ini hal yang mesti kamu ingat ya ai biar lebih mengenal rizki ke depannya" (dengan menujukkan dua jempul nya ke ai) "ky lama banget sih loh, tuh Ai nyariin loh" tanpa berdosa nya varel dengan mudah membilang ke rizki
Ya tuhanku varel apaan sih nih, kan jadinya aku gak tau mau bereaksi gimana, nanti rizki mikir gua suka lagi ama dia, ini semua salah varel,
tentunya aku malu dengan ucapan varel, jadi aku melihat bagaimana reaksi rizki, dia cuman jalan santai ke kursinya, dengan ekspresi ada apa nih, kenapa siapa aku dimana. tapi setelah duduk rizki malah nanya varel "apa tadi rel"
"Ai nyariin loe, kok tumben lama banget datang, rindu deh tuh si ai" dengan mulut embernya fadil
Astaga..... gue emang gak tau mau di buat dimana muka gue, andrean dan varel trus aja bilang gitu, jadinya aku mutusin hadap depan ajalah, pada resek nih semua kawan.
Tapi tentunya, aku juga curi-curi pandang gimana reaksi rizki, gimana kalok dia salah paham, anggap itu benar... Aaaaaaaaaaaaaa ingin rasa nya ku pulang saat ini juga Tuhan tolong hambamu ini.
Rizki cuman dengeri ucapan kawan-kawannya sambil tersenyum dan diam lagi, dia juga gak ada mengjawab apa yg sedang di ucapkan para bocah-bocah nyebelin ini.
"Ky.. Ai minta nomor mu, biar dia bisa hub loe, nanya posisi loe udah dimana" ucap fadil sambil tertawa
Ya tuhan fadil mulut ember apaan coba kapan aku minta nomor riski, duhhh ini buk guru juga kok belum datang-datang sih, sekalas udah pada heboh bialng "cieee cieeeee. cieeeee"
apaan sih nyebelin banget aku cuman bisa teriak dalam hatiku"tolonggggggggggggggggggggggggggggg"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments