Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo

Rere pamit ke toilet sebentar sebelum pulang ke rumah, saat dia masuk ke bilik, beberapa mahasiswi lain juga memasuki toilet.

"Eh lo tadi lihat Kanaka dateng sama Rere nggak?" tanya seseorang yang suaranya mirip dengan Yeri itu.

"Anjirr! Nggak sepadan banget deh ih!"

"Dapet pelet dimana tuh cewek?" Tuduhan demi tuduhan dilontarkan oleh teman-teman Rere dan Kanaka.

Tentu saja mereka curiga, tak pernah dekat dan berinteraksi, tahu-tahu setelah menyelesaikan magang keduanya jadian, kan aneh.

"Eh lo liat Rere nggak?" tanya Dewinta begitu masuk ke dalam toilet.

Semua manusia sampah yang baru saja mencemooh Rere tersebut langsung bungkam, karena baru menyadari siapa yang ada di dalam salah satu bilik yang tertutup itu.

Demi apapun sebenarnya Rere tak ingin keluar dan membiarkan temannya itu pergi dulu baru dia keluar, tapi kalau seperti ini ya mau tak mau Rere harus menampakkan dirinya.

Dengan santai Rere keluar dari dalam bilik, mencuci tangan di wastafel tanpa peduli sama orang yang baru saja mencemoohnya itu.

Tapi sebelum benar-benar pergi, Rere balik badan dan berucap," Kata mbah dukun yang gue mintain pelet, biar Kanaka naksir ama gue, gue dilarang pakai make up tebal yang kayak badut!"

Habis mengatakan itu Rere keluar dari dalam toilet diikuti Dewinta, kakinya berhenti melangkah saat melihat Kanaka telah menunggunya dengan bersandar di tembok pembatas depan toilet sambil menatapnya mesra tak lupa mengulum senyum kesenengan.

"Aishhhh, asli malu gue!" Rere menutup wajahnya dengan kedua tangan dan berlari meninggalkan Kanaka.

Dengan langkah lebar Kanaka mengejar Rere dan merangkul gadis itu dengan mesra."Keren banget sih pacarku."

"Aku malu Ka," ucap Rere masih menutup wajahnya.

"Kenapa malu?" tanya Kanaka sambil memeluk Rere dengan posesif.

"Pede banget bilang kayak tadi," jawab Rere dengan wajah memerah.

"Kamu bilang aku cinta mati sama kamu juga nggak masalah, kamu bilang jangan naksir aku karena aku milik kamu juga nggak masalah," ucap Kanaka dengan nada santai tapi serius.

Rere melingkarkan tangan ke pinggang Kanaka, meski masih ada masalah restu dari ibunya, tapi entahlah, Rere merasa Kanaka tulus dan pasti bisa mencari jalan untuk hubungan mereka.

"Aku anterin pulang, nanti jam enam aku jemput buat makan malam di rumah," kata Kanaka sambil memakaikan helm ke kepala Rere.

Interaksi keduanya masih menjadi perhatian hampir seluruh penghuni kampus ini, bagaimana mereka tak heran kalau pangeran tampan itu bisa jatuh cinta ke upik abu yang wajahnya pas-pasan menurut mereka.

"Aku pakai apa ya Ka?" tanya Rere.

"Pakai apa aja sayang, kamu cantik kok pakai apa aja," jawab Kanaka mesra.

"Gombal!" ketus Rere sambil mencubit pinggang Kanaka gemas.

***

Rere mematut dirinya di depan cermin di dalam kamarnya, bolak balik mencari busana yang cocok untuk dikenakan malam ini.

Jujur Rere tak siap datang memenuhi undangan dari keluarga Kanaka, disamping merasa tak pantas, Rere juga takut ibunya tantrum karena kenekatannya ini.

Hanya saja Rere ingin tahu sejauh mana penerimaan keluarga Kanaka terhadap dirinya.

Tadi dia sempat berkenalan dengan adik bungsu Kanaka dan hasilnya tak mengecewakan.

Tapi saat ini kan lebih menegangkan daripada bertemu dengan Keiko, yang mau ia temui saat ini adalah orang tua kekasihnya.

"Re.... " panggil bu Laras dari depan pintu kamar Rere.

"Masuk bu," sahut Rere.

"Kamu yakin nak?" tanya bu Laras ketar-ketir, bayangan masa lalunya melintas dengan tidak tahu malunya.

"Rere pengen tahu bu sejauh mana keluarga Kanaka menerima Rere, kalo tanggapan mereka tak mengenakan Rere siap untuk mundur, ibu nggak usah khawatir," jawab Rere membuat bu Laras terdiam.

Rere memakai baju yang pantas yaitu kulot panjang hitam dan baju lengan pendek berwarna brunette.

Tak lama Kanaka datang, ia sempat berbasa-basi dengan bu Laras yang tampaknya sedikit melunak terhadap Kanaka.

Ya iyalah lunak, lha wong Rere sudah berjanji kalau keluarga Kanaka tidak merestuinya dia akan mundur teratur.

Lalu mereka segera pergi dari rumah Rere menuju ke rumah Kanaka.

Rere menjadi salah tingkah saat Kanaka sering melirik ke arahnya.

"Kenapa sih liatin aku kayak gitu? Aku.... aneh?" tanya Rere tambah gugup.

"Nggak sayang, kamu.... cantik," puji Kanaka sambil melempar senyum manis.

"Gimana kalo orang tuamu nggak menerima aku ya Ka?" tanya Rere.

"Mimo Pipo itu orang yang demokratis Re, dia tak pernah memaksakan pilihan anaknya yang penting dia baik, seiman dan nggak menganut pergaulan bebas," jawab Kanaka.

"Oh gitu? Masih nggak percaya aja sama apa yang kamu omongin, kayak kamu ngebual," ucap Rere.

"Ya udah kamu siap-siap aja bakalan semakin terjebak dan tak bisa lari dari aku, apalagi kalo sampai Mimo suka sama kamu, wah bakalan diiket kamu," kata Kanaka dengan santai.

Dan saat ini Rere bukannya tenang justru semakin gelisah atas kalimat Kanaka yang membuat takut.

Tak terasa mobil memasuki sebuah rumah megah dengan halaman luas, ada beberapa mobil dan motor yang terparkir di garasi rumah itu.

Letta sudah menunggu kedatangan calon menantunya dengan perasaan tak sabar.

Rere turun dari mobil dan digandeng Kanaka menghampiri Mimo yang tersenyum lebar menyambutnya.

"Akhirnya Mimo punya mantu," sambut Letta memeluk Rere dengan lembut.

"Tante.... " sapa Rere agak shock mendapat perlakuan seperti ini.

"Mimo, panggil Mimo sayang," sahut Letta sumringah.

"Ayo masuk Re, udah ditungguin Pipo dan yang lainnya." Letta membimbing Rere memasuki rumah besar itu.

Sungguh ini sambutan yang diluar ekspektasinya, Rere mengira dia bakalan disambut dengan dingin dan tak dianggap, tapi ibunya Kanaka justru menyambutnya sedemikian rupa.

Apakah ini anugerah atau justru beban yang harus ia tanggung karena kebaikan keluarga ini.

"Pip, mas, dek.... Rere udah dateng nih." Dengan bangga Letta menggandeng tangan Rere dan memperkenalkan kepada Devano.

"Malem om," sapa Rere sambil mencium punggung tangan Devano.

"Panggil Pipo sayang," tegur Letta dengan lembut.

Semua yang berada disana hanya memutar matanya dengan malas, tahu sebelum Kanaka memperkenalkan Rere sebagai pacarnya, Letta sudah mencari informasi tanpa sepengetahuan mereka.

Makan malam saat itu terlaksana dengan santai dan menyenangkan, beberapa kali Devano menanyakan hal yang remeh temeh kepada Rere, bukan tentang siapa orang tua Rere, punya jabatan apa dan sebagainya.

Jujur Rere terharu atas penerimaan ini sampai sebuah pertanyaan dari Letta saat mereka bersantai menikmati kudapan sehabis makan, membuat Rere tersedak.

"Kapan Mimo sama Pipo bisa datang ke rumah untuk melamar kamu Re?"

______

Ternyata Mimo kebelet punya mantu hahahahaha.

Kira-kira kalo kayak gini bu Laras nerima nggak ya guys?

Tunggu besok ya.....

Terimakasih buat semua yang sudah nunggu terus kelanjutan cerita ini, sudah kasih like, komen, vote, bunga, atau apapun itu, pokoknya makasih banget ya.

Salam sayang buat semua.

Terpopuler

Comments

Rini

Rini

lnjutt

2024-02-01

0

Yha Ria

Yha Ria

smoga lunak deh bu larasnya ntar

2024-02-01

0

nong atun

nong atun

ea.. mimonya naka udh ngga sabar mantu

2024-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kemenangan Pertama
2 Bab 2 : Pemuja setia
3 Bab 3 : High Quality Jomblo
4 Bab 4 : Dia lagi....
5 Bab 5 : Satu Tim
6 Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7 Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8 Bab 8 : Didekatkan keadaan
9 Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10 Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11 Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12 Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13 Bab 13 : Terhalangnya Restu
14 Bab 14 : Siap Melamar
15 Bab 15 : Go public
16 Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17 Bab 17 : Mesti jawab apa?
18 Bab 18 : Bertamu
19 Bab 19 : Dia bilang yes
20 Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21 Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22 Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23 Bab 23 : Selalu direndahkan
24 Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25 Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26 Bab 26 : Mau balas dendam?
27 Bab 27 : Menikah denganmu
28 Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29 Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30 Bab 30 : Dia terhormat
31 Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32 Bab 32 : Isi duluan ya?
33 Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34 Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35 Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36 Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37 Bab 37 : Hanya anak magang
38 Bab 38 : Masih abu-abu
39 Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40 Bab 40 : Pengusik ketenangan
41 Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42 Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43 Bab 43 : Berbuntut panjang.
44 Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45 Bab 45 : Bikin rusuh saja
46 Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47 Bab 47 : Salah Sasaran
48 Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49 Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50 Bab 50 : Keputusan sulit
51 Bab 51 : Berbagi tugas
52 Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53 Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54 Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55 Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56 Bab 56 : Sumpah seru!
57 Bab 57 : Balapan persaudaraan
58 Bab 58 : Pasangan Sejati
59 Bab 59 : Si bucin junior
60 Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61 Bab 61 : Panggilan sidang
62 Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63 Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64 Bab 64 : Be gentleman
65 Bab 65 : Ngamuk
66 Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67 Bab 67 : Rapat keluarga
68 Bab 68 : Pertarungan dimulai
69 Bab 69 : Memori yang tertinggal
70 Bab 69 : Mengulang.
71 Bab 71 : Ketemu si dia
72 Bab 72 : Yang terindah
73 Bab 73 : Bermain-main sedikit
74 Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75 Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76 Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77 Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78 Bab 78 : Ngidamnya Rere
79 Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80 Bab 80 : Ending
81 Extra part 1
82 Extra part 2
83 Extra part 3
84 Extra part 4
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 : Kemenangan Pertama
2
Bab 2 : Pemuja setia
3
Bab 3 : High Quality Jomblo
4
Bab 4 : Dia lagi....
5
Bab 5 : Satu Tim
6
Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7
Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8
Bab 8 : Didekatkan keadaan
9
Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10
Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11
Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12
Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13
Bab 13 : Terhalangnya Restu
14
Bab 14 : Siap Melamar
15
Bab 15 : Go public
16
Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17
Bab 17 : Mesti jawab apa?
18
Bab 18 : Bertamu
19
Bab 19 : Dia bilang yes
20
Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21
Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22
Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23
Bab 23 : Selalu direndahkan
24
Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25
Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26
Bab 26 : Mau balas dendam?
27
Bab 27 : Menikah denganmu
28
Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29
Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30
Bab 30 : Dia terhormat
31
Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32
Bab 32 : Isi duluan ya?
33
Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34
Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35
Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36
Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37
Bab 37 : Hanya anak magang
38
Bab 38 : Masih abu-abu
39
Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40
Bab 40 : Pengusik ketenangan
41
Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42
Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43
Bab 43 : Berbuntut panjang.
44
Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45
Bab 45 : Bikin rusuh saja
46
Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47
Bab 47 : Salah Sasaran
48
Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49
Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50
Bab 50 : Keputusan sulit
51
Bab 51 : Berbagi tugas
52
Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53
Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54
Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55
Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56
Bab 56 : Sumpah seru!
57
Bab 57 : Balapan persaudaraan
58
Bab 58 : Pasangan Sejati
59
Bab 59 : Si bucin junior
60
Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61
Bab 61 : Panggilan sidang
62
Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63
Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64
Bab 64 : Be gentleman
65
Bab 65 : Ngamuk
66
Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67
Bab 67 : Rapat keluarga
68
Bab 68 : Pertarungan dimulai
69
Bab 69 : Memori yang tertinggal
70
Bab 69 : Mengulang.
71
Bab 71 : Ketemu si dia
72
Bab 72 : Yang terindah
73
Bab 73 : Bermain-main sedikit
74
Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75
Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76
Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77
Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78
Bab 78 : Ngidamnya Rere
79
Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80
Bab 80 : Ending
81
Extra part 1
82
Extra part 2
83
Extra part 3
84
Extra part 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!