Bab 13 : Terhalangnya Restu

Pagi sekitar jam tujuh, sebuah mobil mentereng berhenti di depan rumah sederhana milik orang tua Rere.

Demi sopan santun, Kanaka turun untuk menyapa ibu dari pacarnya itu (sudah boleh kan melabeli Rere sebagai pacar, kan kemarin mereka sudah kissing).

"Pagi tante." Kanaka turun dari mobil, menyapa ibunya Rere dan mencium punggung tangan itu dengan takjim

Laras masih terpaku saat mendapati Kanaka berdiri di depannya dan diperlakukan semanis itu oleh Kanaka, pria yang jauh dari kata ideal untuk diterimanya sebagai pacar atau calon mantu dari Rere anak semata wayangnya.

"Mau jemput Rere?" tanya Laras sopan, meski ada nada datar dalam suara itu untuk menyampaikan ketidaksukaannya.

"Eh udah nyampai." Rere muncul dari dalam rumah, menghampiri Kanaka dan ibunya yang sedang berbincang, Rere takut saja ibunya berbicara yang aneh-aneh kepada Kanaka.

"Bu aku berangkat dulu ya," pamit Rere mencium punggung tangan sang ibu, Kanaka pun melakukan hal yang sama.

"Kami berangkat dulu tante," pamit Kanaka sopan.

Mereka masuk ke dalam mobil, lalu Kanaka membunyikan klakson dan melajukan mobilnya pelan meninggalkan rumah Rere.

"Ibu lo kenapa Re?" tanya Kanaka membuka percakapan.

"Kenapa apanya?" tanya Rere pura-pura tak mengerti apa yang dimaksud Kanaka.

"Um.... kayak nggak welcome aja ama gue, bener nggak sih?" tanya Kanaka memastikan pendapatnya.

"Jangankan nyokap gue. Gue aja nggak welcome kok ama lo." Sekalian saja Rere mengungkapkan semua uneg-uneg nya.

"Kenapa lo nggak welcome ama gue? Padahal lo udah gue tandain jadi milik gue!" sahut Kanaka mendengar perkataan Rere yang seperti itu.

"Lo pikir lo singa, yang nandain orang kayak gitu? Lagian gue nggak percaya dengan omongan lo kemarin, bisa jadi lo cuman jadiin gue mainan!" ketus Rere sambil menekan emosinya.

"Lo sembarangan ya kalo ngomong, gue dibesarin ama Pipo dan Mimo gue untuk jadi cowok gentleman, nggak ada ceritanya gue mainin perasaan cewek!" Akhirnya Kanaka ikut kesal mendengar tuduhan itu.

"Bacot aja digedein, terus cewek yang suka nyamperin lo itu siapa? Yang suka nempel-nempel sambil peluk-peluk lo!" ketus Rere semakin kesal.

"Nggak ada yang berani meluk gue kecuali..... " Kanaka menghentikan kalimatnya.

"Kenapa diem? Kejebak kan lo?" tanya Rere.

"Lo lagi cemburu?" tanya Kanaka dengan senyum mengembang.

"Siapa yang cem.... "

"Itu Keiko, adik perempuan gue satu-satunya, kalo lo nggak percaya ntar gue kenalin, tapi ati-ati, dia sebelas dua belas sikapnya kayak Mimo," ucap Kanaka.

Rere menoleh cepat ke arah Kanaka. "Siap-siap lo diomelin karena terlalu cuek sama penampilan!" lanjut Kanaka sambil terkekeh.

Aseli Rere malu sudah sembarangan nuduh, andai saja ada lemari, pasti Rere memilih menghilang dari hadapan Kanaka.

Rere kadang masih bingung dan tak percaya, masak Kanaka bisa suka sama dia, padahal awal bertemu saja sudah sombong banget, kopi pemberian Rere bahkan tak diterima oleh cowok songong itu.

"Kenapa?" tanya Kanaka sambil mengusap kepala Rere.

Rere hanya menoleh, menatap Kanaka dengan seribu satu pertanyaan yang masih bercokol di kepalanya.

"Jangan kebanyakan mikir, ayam tetangga gue kesurupan karena kebanyakan mikir," lanjut Kanaka saat tak ada jawaban dari Rere.

"Sembarangan kalo ngomong! Gue bingung aja, kenapa dulu gue kasih lo kopi, lo nya nggak mau nerima? Sekarang bilang milikin gue," gumam Rere sambil menundukkan kepala.

"Kapan lo kasih gue kopi?" tanya Kanaka bingung.

"Hah! Masak lo nggak inget sih!" omel Rere kesal.

"Gue nggak biasa nerima pemberian cewek, apalagi pengagum-pengagum nggak jelas gitu, bukan lo doang yang gue tolak," ucap Kanaka pelan, agak merasa bersalah karena dulu memperlakukan Rere seperti itu.

"Ngerti sih, gue kan bagai butiran debu di mata lo," ucap Rere lirih sebenarnya bermaksud bicara dalam hati, tapi entah karena lagi pusing atau kenapa, Rere justru mengucapkan perkataannya dengan keras.

"Padahal gue tuh siapa, kok nganggep lo kayak gitu, nggak banget deh pola pikir lo itu."

Selanjutnya Rere memilih diam, rasanya ingin membalas perkataan Kanaka, tapi justru tuduhannya tak berdasar dan karena hal itulah Rere jadi tahu bahwa Kanaka ternyata tak pernah membedakan orang dengan melihat status kekayaannya.

Sore harinya sepulang dari magang Kanaka kembali mengantar Rere pulang, saat inipun secara gentleman Kanaka turun dan mengantarkan Rere sampai ke dalam rumah.

Dan penyambutan tak baik kembali diterima Kanaka dari ibunya Rere, meski Kanaka sudah berbicara sopan dan mencium punggung tangan bu Laras, tetap saja bu Laras seakan tak terjangkau.

Dan saat Rere masuk ke dalam rumah untuk mengganti baju kerjanya, kesempatan itu digunakan bu Laras untuk berbicara dengan Kanaka.

"Maaf nak...." bu Laras menjeda kalimatnya.

"Kanaka tante, nama saya Kanaka," ucap Kanaka sopan.

"Nak Kanaka, boleh tante tanya sesuatu?" tanya bu Laras sopan.

"Tentu tante silakan," jawab Kanaka tak kalah sopan.

"Maaf kalo pertanyaan tante nggak sopan, sebenarnya ada hubungan apa nak Kanaka dengan Rere? Kok tante lihat belakangan hari ini nak Kanaka sering sekali mengantar dan menjemput Rere," kata bu Laras dengan sopan tapi penuh penekanan.

"Um....sebenarnya saya pacarnya Rere tabte," jawab Kanaka terus terang.

Dari balik tembok Rere mematung mendengar perkataan Kanaka tersebut, dibalik rasa keterkejutan nya, Rere lebih merasa tersanjung, karena Kanaka secara gentleman mengakui kalau mereka pacaran, padahal Rere kan belum mengiyakan klaim dari Kanaka itu.

"Apa nak Kanaka nggak bercanda? Kamu tahu kan Rere dari keluarga sederhana, dan tante tahu kamu dari keluarga berada," kata bu Laras terus terang.

"Yang kaya itu orang tua saya tante, saya sendiri sebenarnya belum punya apa-apa dan masih berjuang meraih cita-cita saya," kata Kanaka merendah, tak perlu mengungkap jika dia masih dapat jatah dari Bramenda corp, Cakrawala dan Aurora company, karena bagi Kanaka tak ada yang perlu dibanggakan dari harta warisan nenek moyangnya.

"Tapi tetap saja orang tuamu kaya raya, belum tentu mereka merestui hubungan kalian, tante hanya tak ingin Rere terluka karena bermimpi terlalu tinggi," sahut Laras.

"Orang tua saya tak mempermasalahkan..... " ucap Kanaka yang langsung dipotong oleh Laras.

"Tante mohon tinggalkan Rere dan jangan beri harapan palsu kepadanya!" Setelah mengucapkan kalimat itu bu Laras meninggalkan Kanaka seorang diri.

Kanaka hanya bisa mematung, selama dua puluh tahun umurnya, dia tak pernah merasakan jatuh cinta kepada seorang perempuan, tapi baru saja kuncup itu mekar, eh sudah disirem pakai air panas hingga layu dan mati.

________

Kalian kasihan nggak guys sama Kanaka?

Tapi biarin aja ya dia berjuang, kan enak banget, mentang-mentang ganteng terus hidupnya lurus kayak jalan tol yang bebas hambatan gitu.

Aku seneng lho kalo kalian selain kasih like, vote, juga kasih aku komentar yang lucu-lucu, bikin aku semangat buat nulisnya, hihihi, makasih ya.

Salam sayang buat kalian semua dimanapun kalian berada.

Terpopuler

Comments

Rini

Rini

Bu laras bnr,tkut msti ada.Bumi sm Langit

2024-01-29

0

Rini

Rini

lnjutttt

2024-01-29

0

Yha Ria

Yha Ria

lnjutt kk, saatnya kanaka berjuang nih😅

2024-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kemenangan Pertama
2 Bab 2 : Pemuja setia
3 Bab 3 : High Quality Jomblo
4 Bab 4 : Dia lagi....
5 Bab 5 : Satu Tim
6 Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7 Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8 Bab 8 : Didekatkan keadaan
9 Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10 Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11 Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12 Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13 Bab 13 : Terhalangnya Restu
14 Bab 14 : Siap Melamar
15 Bab 15 : Go public
16 Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17 Bab 17 : Mesti jawab apa?
18 Bab 18 : Bertamu
19 Bab 19 : Dia bilang yes
20 Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21 Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22 Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23 Bab 23 : Selalu direndahkan
24 Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25 Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26 Bab 26 : Mau balas dendam?
27 Bab 27 : Menikah denganmu
28 Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29 Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30 Bab 30 : Dia terhormat
31 Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32 Bab 32 : Isi duluan ya?
33 Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34 Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35 Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36 Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37 Bab 37 : Hanya anak magang
38 Bab 38 : Masih abu-abu
39 Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40 Bab 40 : Pengusik ketenangan
41 Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42 Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43 Bab 43 : Berbuntut panjang.
44 Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45 Bab 45 : Bikin rusuh saja
46 Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47 Bab 47 : Salah Sasaran
48 Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49 Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50 Bab 50 : Keputusan sulit
51 Bab 51 : Berbagi tugas
52 Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53 Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54 Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55 Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56 Bab 56 : Sumpah seru!
57 Bab 57 : Balapan persaudaraan
58 Bab 58 : Pasangan Sejati
59 Bab 59 : Si bucin junior
60 Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61 Bab 61 : Panggilan sidang
62 Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63 Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64 Bab 64 : Be gentleman
65 Bab 65 : Ngamuk
66 Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67 Bab 67 : Rapat keluarga
68 Bab 68 : Pertarungan dimulai
69 Bab 69 : Memori yang tertinggal
70 Bab 69 : Mengulang.
71 Bab 71 : Ketemu si dia
72 Bab 72 : Yang terindah
73 Bab 73 : Bermain-main sedikit
74 Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75 Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76 Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77 Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78 Bab 78 : Ngidamnya Rere
79 Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80 Bab 80 : Ending
81 Extra part 1
82 Extra part 2
83 Extra part 3
84 Extra part 4
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 : Kemenangan Pertama
2
Bab 2 : Pemuja setia
3
Bab 3 : High Quality Jomblo
4
Bab 4 : Dia lagi....
5
Bab 5 : Satu Tim
6
Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7
Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8
Bab 8 : Didekatkan keadaan
9
Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10
Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11
Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12
Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13
Bab 13 : Terhalangnya Restu
14
Bab 14 : Siap Melamar
15
Bab 15 : Go public
16
Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17
Bab 17 : Mesti jawab apa?
18
Bab 18 : Bertamu
19
Bab 19 : Dia bilang yes
20
Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21
Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22
Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23
Bab 23 : Selalu direndahkan
24
Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25
Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26
Bab 26 : Mau balas dendam?
27
Bab 27 : Menikah denganmu
28
Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29
Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30
Bab 30 : Dia terhormat
31
Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32
Bab 32 : Isi duluan ya?
33
Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34
Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35
Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36
Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37
Bab 37 : Hanya anak magang
38
Bab 38 : Masih abu-abu
39
Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40
Bab 40 : Pengusik ketenangan
41
Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42
Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43
Bab 43 : Berbuntut panjang.
44
Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45
Bab 45 : Bikin rusuh saja
46
Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47
Bab 47 : Salah Sasaran
48
Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49
Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50
Bab 50 : Keputusan sulit
51
Bab 51 : Berbagi tugas
52
Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53
Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54
Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55
Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56
Bab 56 : Sumpah seru!
57
Bab 57 : Balapan persaudaraan
58
Bab 58 : Pasangan Sejati
59
Bab 59 : Si bucin junior
60
Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61
Bab 61 : Panggilan sidang
62
Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63
Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64
Bab 64 : Be gentleman
65
Bab 65 : Ngamuk
66
Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67
Bab 67 : Rapat keluarga
68
Bab 68 : Pertarungan dimulai
69
Bab 69 : Memori yang tertinggal
70
Bab 69 : Mengulang.
71
Bab 71 : Ketemu si dia
72
Bab 72 : Yang terindah
73
Bab 73 : Bermain-main sedikit
74
Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75
Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76
Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77
Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78
Bab 78 : Ngidamnya Rere
79
Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80
Bab 80 : Ending
81
Extra part 1
82
Extra part 2
83
Extra part 3
84
Extra part 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!