Bab 7 : Ternyata perhatian juga

Divisi marketing gempar, pasalnya Valerie anak bungsu pemilik sekaligus direktur legal perusahaan ini melakukan sidak di lantai mereka.

Semua mengangguk hormat, siapa yang tak kenal dengan Valerie Sabitha Praja itu, perempuan dengan tingkat kedisiplinan di atas rata-rata yang membuat semua juga keder.

Untung saja Val begitu ia dipanggil tak banyak bersinggungan dengan karyawan yang bekerja disana, bisa-bisa meski gaji dan tunjangan disana bisa dibilang memuaskan, tapi bila karyawan bekerja di bawah tekanan pasti ujung-ujungnya memilih resign.

"Ka... " panggil Val sambil berdiri dan menumpukan kedua tangannya di pembatas kubikel, percayalah kalau saat ini tangannya kotor karena debu yang tak dibersihkan oleh OB sudah dipastikan bukan hanya OB yang kena omelan darinya tapi seluruh atasannya pasti juga kena getahnya.

"Hai Val," balas Kanaka, meski usia Val lebih tua dari Kanaka, tapi secara silsilah kan Kanaka itu kakak sepupu Val jadi tak aneh apabila Kanaka memanggil nama Val tanpa embel-embel bu.

"Diajak maksi sama papi," ucap Val santai.

"Sekarang?" tanya Kanaka.

"Um... tadi bilangnya sih tahun depan! Sekarang Kanaka!" ketus Val kesal.

Kanaka tertawa melihat Valerie berbicara ketus kepadanya, rasanya wajah cantik sepupunya itu kayak mau menelannya hidup-hidup.

Kalau kedua orang itu bisa bercanda sebebas itu, beda lagi dengan atmosfer di sekitarnya yang mendadak tegang dan hening.

"Ya udah gue tunggu di bawah ah, ntar orang-orang pada nggak bisa kerja gara-gara gue." Lalu Val pergi dari sana.

Kanaka bersiap menyusul Val, tapi sebelum melangkah Kanaka menoleh ke Rere.

"Gue maksi dulu, kerjaan gue nggak usah lo kerjain, ntar gue kerjain sendiri aja." Lalu Kanaka pergi dan meninggalkan Rere yang terbengong dan kaget.

Rere meraba jantungnya yang berdetak tak berirama itu, melihat Kanaka semanis itu kepadanya.

Rere melihat keluar melalui kaca besar di dekatnya, memeriksa cuaca, takutnya hujan akan mengguyur karena perubahan sikap Kanaka terhadapnya.

Sedang Kanaka dengan santai melangkah menuju lift yang akan membawanya ke lantai dasar.

Di lobby, Vetsa dan Val sedang berdiri menunggu Vin yang sedang mengambil mobil.

"Belum makan kan Ka?" tanya Vetsa saat Kanaka sampai kepadanya.

"Masih belum jam makan siang Unc, bisa-bisa ditendang keluar kalo aku nyolong start," celetuk Kanaka yang ditimpali kekehan oleh Vetsa dan Val.

Interaksi ketiganya membuat siapapun yang melihat menatap mereka dengan tatapan penasaran.

Selama ini kabar burung yang beredar tentang siapa Kanaka nyaris benar, kini malah satu lagi tebakan mereka bahwa kemungkinan Kanaka itu calon suami Valerie, buktinya Val yang biasanya kaku itu bisa tertawa lebar.

Dengungan ghibahan itu semakin memanas saat ketiganya masuk ke dalam mobil Vincent.

Mobil yang mereka tumpangi berhenti di sebuah restoran yang menyediakan beraneka ragam masakan dimsum.

"Aneh sih ini, padahal resto hotel menyediakan dimsum, tapi malah memilih resto orang lain," celetuk Kanaka santai.

"Namanya cari suasana baru Ka, lagian aku pengen banget bebek peking, di resto hotel nggak se komplit disini, bebek peking nya juara banget," sahut Vincent.

Kanaka menganggukkan kepala menyetujui ucapan Vincent, karena memang nyatanya resto ini memang makanannya juara.

Mereka menikmati makan siang mereka dengan sesekali membicarakan masalah perusahaan, karena bagaimana pun Kanaka juga memiliki saham di Aurora group.

"Selepas magang tetap stay kan?" tanya Vetsa.

"Um.... apa nggak papa uncle, takutnya kan aku masih disibukkan dengan kuliah juga," jawab Kanaka.

"Bisalah kamu atur-atur, yang nggak bisa itu kalo kamu sambi dengan balapan pasti susah atur waktunya," kata Vetsa.

"Ya namanya hobby, susahlah kalo langsung distop begitu saja," balas Kanaka dengan senyum lebar.

"Alesan lo!" celetuk Vincent.

Kanaka terbahak mendengar kalimat ketus dari Vincent tadi, mereka melanjutkan makan siang mereka, dan setelah dirasa cukup, mereka kembali ke kantor.

Sampai lobby, Kanaka memisahkan diri, dia butuh kopi untuk menemaninya bekerja dan menginput data ke komputer.

Dia berbelok ke kedai kopi yang tersebar hampir di seluruh penjuru Indonesia itu.

Mendadak dirinya teringat dengan Rere yang sering lupa makan karena pekerjaan yang menumpuk.

Kanaka memesan kopi untuk dirinya dan kopi beserta sandwich untuk Rere, dia merasa belakangan hari ini sering tak manusia kepada teman satu kampusnya itu.

Lalu Kanaka naik ke lantai tempatnya bekerja, tanpa bicara meletakkan paper bag di hadapan Rere.

Yang diberi hanya bisa melongo, menatap paper bag yang Rere tahu isinya apa, dari labelnya juga sudah jelas kan.

"Buat lo, daripada kuping gue ngedengerin bunyi perut lo yang keroncongan itu!" ucap Kanaka tanpa melihat Rere yang terlihat terharu.

Kanaka si ice prince itu ternyata perhatian juga kepadanya.

"Jangan melow, gue nggak ada perasaan apa-apa ke lo!" celetuk Kanaka saat melirik Rere masih memperhatikan dirinya dengan sorot mata terharu.

"Makasih Ka." Hanya kalimat itu yang bisa Rere ucapkan.

"Makan! Habis itu selesaiin apa yang tadi gue suruh lo kerjain!" perintah Kanaka lalu berdiri dan meninggalkan Rere sendiri.

Percayalah bahwa andai Rere punya kemampuan super, Rere ingin membalas semua perlakuan Kanaka kepadanya dan dia sedang merencanakan itu semua sekarang.

Episodes
1 Bab 1 : Kemenangan Pertama
2 Bab 2 : Pemuja setia
3 Bab 3 : High Quality Jomblo
4 Bab 4 : Dia lagi....
5 Bab 5 : Satu Tim
6 Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7 Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8 Bab 8 : Didekatkan keadaan
9 Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10 Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11 Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12 Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13 Bab 13 : Terhalangnya Restu
14 Bab 14 : Siap Melamar
15 Bab 15 : Go public
16 Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17 Bab 17 : Mesti jawab apa?
18 Bab 18 : Bertamu
19 Bab 19 : Dia bilang yes
20 Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21 Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22 Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23 Bab 23 : Selalu direndahkan
24 Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25 Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26 Bab 26 : Mau balas dendam?
27 Bab 27 : Menikah denganmu
28 Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29 Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30 Bab 30 : Dia terhormat
31 Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32 Bab 32 : Isi duluan ya?
33 Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34 Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35 Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36 Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37 Bab 37 : Hanya anak magang
38 Bab 38 : Masih abu-abu
39 Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40 Bab 40 : Pengusik ketenangan
41 Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42 Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43 Bab 43 : Berbuntut panjang.
44 Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45 Bab 45 : Bikin rusuh saja
46 Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47 Bab 47 : Salah Sasaran
48 Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49 Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50 Bab 50 : Keputusan sulit
51 Bab 51 : Berbagi tugas
52 Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53 Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54 Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55 Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56 Bab 56 : Sumpah seru!
57 Bab 57 : Balapan persaudaraan
58 Bab 58 : Pasangan Sejati
59 Bab 59 : Si bucin junior
60 Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61 Bab 61 : Panggilan sidang
62 Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63 Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64 Bab 64 : Be gentleman
65 Bab 65 : Ngamuk
66 Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67 Bab 67 : Rapat keluarga
68 Bab 68 : Pertarungan dimulai
69 Bab 69 : Memori yang tertinggal
70 Bab 69 : Mengulang.
71 Bab 71 : Ketemu si dia
72 Bab 72 : Yang terindah
73 Bab 73 : Bermain-main sedikit
74 Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75 Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76 Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77 Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78 Bab 78 : Ngidamnya Rere
79 Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80 Bab 80 : Ending
81 Extra part 1
82 Extra part 2
83 Extra part 3
84 Extra part 4
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 : Kemenangan Pertama
2
Bab 2 : Pemuja setia
3
Bab 3 : High Quality Jomblo
4
Bab 4 : Dia lagi....
5
Bab 5 : Satu Tim
6
Bab 6 : Kudu kuat kuat mental
7
Bab 7 : Ternyata perhatian juga
8
Bab 8 : Didekatkan keadaan
9
Bab 9 : Semakin diperhatiin semakin menarik.
10
Bab 10 : Pacarnya Kanaka
11
Bab 11 : Jika Mimo sudah ikut campur
12
Bab 12 : Perhatian lo bikin gue bingung
13
Bab 13 : Terhalangnya Restu
14
Bab 14 : Siap Melamar
15
Bab 15 : Go public
16
Bab 16 : Berkenalan dengan Mimo
17
Bab 17 : Mesti jawab apa?
18
Bab 18 : Bertamu
19
Bab 19 : Dia bilang yes
20
Bab 20 : Rumah Masa Depan.
21
Bab 21 : Kamar dengan jendela besar.
22
Bab 22 : Posesifnya tambah parah.
23
Bab 23 : Selalu direndahkan
24
Bab 24 : Hasil keringat sendiri
25
Bab 25 : Meluruskan kesalahpahaman
26
Bab 26 : Mau balas dendam?
27
Bab 27 : Menikah denganmu
28
Bab 28 : Bukan Malam Pertama
29
Bab 29 : Angkat wajahmu, sombonglah!
30
Bab 30 : Dia terhormat
31
Bab 31 : Perjalanan sesungguhnya dimulai
32
Bab 32 : Isi duluan ya?
33
Bab 33 : Kecolok belum sih?!
34
Bab 34 : Cinta ini menggelembung sempurna.
35
Bab 35 : Tersanjung sekaligus nyebelin.
36
Bab 36 : Aku lho yang dimusuhin
37
Bab 37 : Hanya anak magang
38
Bab 38 : Masih abu-abu
39
Bab 39 : Terbongkar tanpa sadar
40
Bab 40 : Pengusik ketenangan
41
Bab 41 : Membangunkan macan tidur.
42
Bab 42 : Jangan sentuh milik gue!
43
Bab 43 : Berbuntut panjang.
44
Bab 44 : Posesif disana, posesif disini, posesif dimana-mana
45
Bab 45 : Bikin rusuh saja
46
Bab 46 : Upaya melengserkan Kanaka
47
Bab 47 : Salah Sasaran
48
Bab 48 : Lakukan saja yang kamu mau.
49
Bab 49 : Kanaka Unjuk Gigi
50
Bab 50 : Keputusan sulit
51
Bab 51 : Berbagi tugas
52
Bab 52 : Diinterogasi Mimo
53
Bab 53 : Ngobrol bareng keluarga
54
Bab 54 : Letta-Vetsa-Anwar
55
Bab 55 : Tiga pembalap seksi
56
Bab 56 : Sumpah seru!
57
Bab 57 : Balapan persaudaraan
58
Bab 58 : Pasangan Sejati
59
Bab 59 : Si bucin junior
60
Bab 60 : Bukan strategi yang seperti itu
61
Bab 61 : Panggilan sidang
62
Bab 62 : Kedewasaan Kanaka
63
Bab 63 : Dua Jagoan ganteng
64
Bab 64 : Be gentleman
65
Bab 65 : Ngamuk
66
Bab 66 : Nggak harus menyakiti.
67
Bab 67 : Rapat keluarga
68
Bab 68 : Pertarungan dimulai
69
Bab 69 : Memori yang tertinggal
70
Bab 69 : Mengulang.
71
Bab 71 : Ketemu si dia
72
Bab 72 : Yang terindah
73
Bab 73 : Bermain-main sedikit
74
Bab 74 : Menghadapi Pecundang
75
Bab 75 : Berkunjung ke rumah ibu
76
Bab 76 : Menuai apa yang ditabur
77
Bab 77 : Posesif ya posesif aja...
78
Bab 78 : Ngidamnya Rere
79
Bab 79 : Jadi kesayangan semua orang
80
Bab 80 : Ending
81
Extra part 1
82
Extra part 2
83
Extra part 3
84
Extra part 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!